Masalah Menyusui Pada Keadaan Khusus

iklan
Masalah yang timbul pada periode ini adalah :

  1. Ibu melahirkan dengan bedah sesar.

  2. Ibu sakit.

  3. Ibu penderita hepatitis (HbsAg +) dan ibu penderita HIV/AIDS (+).

  4. Ibu penderita TBC paru.

  5. Ibu penderita diabetes.

  6. Ibu yang memerlukan pengobatan.

  7. Ibu hamil.


Ibu Melahirkan dengan Bedah Sesar

Meskipun seorang ibu menjalani persalinan sesar tetapi ada juga yang mempunyai keinginan kuat untuk tetap memberikan ASI pada bayinya. Namun demikian, ada beberapa keadaan yang dapat mempengaruhi ASI baik langsung maupun tidak langsung antara lain: pengaruh pembiusan saat operasi, psikologi ibu.

Ibu dengan pasca persalinan sesar tetap dapat memberikan ASI nya. Hal yang perlu diperhatikan pada kondisi ini adalah :



  1. Mintalah segera mungkin untuk dapat menyusui.

  2. Cari posisi yang nyaman untuk menyusui seperti : lying flat on your back, clutch (football) hold, side lying, cross cradle (transition) hold.

  3. Mintalah dukungan dari keluarga.

  4. Berdoa dan yakinlah bahwa ibu dapat memberikan ASI.


Ibu Sakit

Ibu sakit bukan merupakan alasan untuk berhenti menyusui. Justru dengan tetap menyusui, ASI akan melindungi bayi dari penyakit. Perlu diperhatikan, pada saat ibu sakit diperlukan bantuan dari orang lain untuk mengurus bayi dan rumah tangga. Dengan harapan, ibu tetap mendapatkan istirahat yang cukup.

Periksalah ke tenaga kesehatan terdekat, untuk mendapatkan pengobatan yang tidak mempengaruhi ASI maupun bayi.


Ibu Penderita HIV/AIDS (+) dan Hepatitis (HbsAg +)

Masih ada perbedaan pandangan mengenai penularan penyakit HIV/AIDS atau Hepatitis melalui ASI dari ibu penderita kepada bayinya. Ada yang berpendapat bahwa ibu penderita HIV/AIDS atau Hepatitis tidak diperkenankan untuk menyusui. Namun demikian, WHO berpendapat: ibu penderita tetap dianjurkan memberikan ASI kepada bayinya dengan berbagai pertimbangan. Antara lain: alasan ekonomi, aspek kesehatan ibu.


Ibu Penderita TBC Paru

Pada ibu penderita TBC paru tetap dianjurkan untuk menyusui, karena kuman TBC tidak ditularkan melalui ASI. Ibu tetap diberikan pengobatan TBC paru secara adekuat dan diajarkan cara pencegahan pada bayi dengan menggunakan masker. Bayi diberikan INH sebagai profilaksis. Pengobatan pada ibu dilakukan kurang lebih 3 bulan kemudian dilakukan uji Mantoux pada bayi. Bila hasil negatif terapi INH dihentikan dan imunisasi bayi dengan vaksinasi BCG.


Ibu Penderita Diabetes

Bayi tetap diberikan ASI, namun kadar gula darahnya tetap dimonitor.


Ibu yang Memerlukan Pengobatan

Banyak dijumpai pada ibu menyusui yang meminum obat-obatan dikarenakan sakit menghentikan pemberian ASI nya. Dengan alasan, obat-obatan yang ibu minum mengganggu bayi dan kadar ASI. Namun demikian, ada jenis obat-obatan tertentu yang sebaiknya tidak diberikan pada ibu menyusui. Apabila ibu memerlukan obat, berikan obat yang masa paruh obat pendek dan mempunyai rasio ASI-plasma kecil atau dicari obat alternatif yang tidak berakibat pada bayi maupun ASI.


Ibu Hamil

Pada saat ibu masih menyusui, terkadang hamil lagi. Dalam hal ini tidak membahayakan bagi ibu maupun bayi, asalkan asupan gizi pada saat menyusui dan hamil terpenuhi. Namun demikian, perlu dipertimbangkan adanya hal-hal yang dapat dialami antara lain: puting susu lecet, keletihan, ASI berkurang, rasa ASI berubah dan dapat terjadi kontraksi uterus dari isapan bayi.


Referensi

Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 52-55).

hariansumutpos.com/2009/10/menyusui-pasca-sesar.html 2009. Menyusui Pasca Sesar. Diunduh 19 November 2009 – 08:59 PM.

Program Manajemen Laktasi, 2004. Buku Bacaan Manajemen Laktasi. Jakarta. (bab 5, hlm : 5-9)

http://askep-askeb.cz.cc/

0 comments:

Post a Comment