Menyiapkan Injeksi dari Vial / Flacon

iklan
Menyiapkan Injeksi dari Vial / Flacon

TINJAUAN UMUM

Suatu kegiatan pelayanan keperawatan menyiapkan injeksi untuk pengobatan / therapi kepada pasien yang sedang dirawat

A. PERSIAPAN

I. Persiapan Klien

- Cek perencanaan Keperawatan klien

- Klien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan

II. Persiapan Alat

- Jarum seteril dan spuit

- Kapas alkohol 70 %

- Alat tulis

- Obat injeksi ( vial / flacon ) sesuai order dokter

- Bengkok

- Kartu obat dan etiket

B. PELAKSANAAN

- Perawat cuci tangan

- Buka tutup dan bersihkan / desinfektan bagian atas botol ( karet ) dengan kapas alkohol

- Buang kapas alkohol ke bengkok

- Menarik udara secukupnya kedalam spuit

- Tusuk jarum tegak lurus ketengah karet penutup

- Mendorong udarah dalam spuit kadalam botol, membalikan vial dan tarik obat seumlah yang diperlukan

- Tarik jarum dengan menarik boto, keluarkan udara yang ada dalam spuit

- Jarum ditutup dan vial /’ flacon dibuang ke bengkok / tempatnya ( jika sudah habis )

- Beri etiket nama pada spuit dan masukan ketampat injeksi

- Perawat cuci tangan

C. EVALUASI

- Perhatikan dosisi obat, nama obat dan nama klien sesuai dengan order dari dokter

D. DOKUMENTASI

Mencatat tindakan yang telah dilakukan (waktu pelaksanaan, hasil tindakan, perawat yang melakukan ) pada catatan keperawatan

Baca Selengkapnya - Menyiapkan Injeksi dari Vial / Flacon

Melakukan Skin Test

iklan
Melakukan Skin Test

TINJAUAN UMUM

Skin test adalah melakukan test antibiotik melalui sub cutan untuk mengetahui ketahanan terhadap salah satu jenis antibiotik

A. PERSIAPAN

a. Persiapan Alat

i. Spuit 1 cc dan jarum seteril dalam tempatnya

ii. Obat-obatan yang diperlukan

iii. Kapas alkohol dalam tempatnya

iv. Gergaji ampul

v. NaCl 0,9 % /aquadest

vi. Bengkok, ball point/ spidol

b. Persiapan Klien

i. Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan

B. PELAKSANAAN

1. Perawat cuci tangan

2. Menggulung lengan baju pasien bila perlu

3. Mengisi spuit dengan obat yang akan ditest sejumlah 0,1 cc dilarutkan dengan NaCl 0,9 atau aquadest menjadi 1 cc

4. Mendesinfeksi kulit yang akan di suntik dengan menggunakan kapas alkohol kemudian diregangkan dengan tangan kiri perawat

5. Menyuntikan obat sampai permukaan kulit menjadi gembung dengan cara lubang jarum menghadap ke atas dan membuat sudut antara 15 – 30 derajat dengan permukaan kulit

6. Beri tanda pada area suntikan

7. Menilai reaksi obat setelah 10-15 menit dari waktu penyuntikan, hasil (+) bila terdapat tanda kemerahan pada daerah penusukan dengan diameter minimal 1 cm, hasil (-) bila tidak terdapat tanda tersebut diatas

8. Perawat cuci tangan

C. EVALUASI

Mencatat tindakan dan hasil skin test pada dokumen perawatan

Baca Selengkapnya - Melakukan Skin Test

Sampel Urine untuk Pemeriksaan Laboratorium

iklan
Sampel Urine untuk Pemeriksaan Laboratorium

TINJAUAN UMUM

Suatu tindakan pengambilan darah untuk pemeriksaan laboratrium guna menunjang diagnosa pasien dalam mempertimbangkan pengobatan yang tepat

A. PERSIAPAN

I. Persiapan Klien

- Cek perencanaan Keperawatan klien

- Klien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan

II. Persiapan Alat

- Pot / urinal / bengkok

- Botol urine yang sudah diberi etiket

B. PELAKSANAAN

- Perawat cuci tangan

- Memberitahu tindakan yang akan dilakukan

- Pasang sampiran disekitar tempat tidur

- Menyuruh klien untuk berkemih dalam pot / urinal dan memasukan kedalam botol urine

- Urin sisa yang ada pada pot urinal dibuang

- Membereskan alat-alat dan mengmbalikan ketempatnya

- Perawat cuci tangan

- Perhatikan dan catat reaksi klien setelah melakukan tindakan

C. EVALUASI

- Perhatikan respon klien dan hasil tindakan

D. DOKUMENTASI

- Mencatat tindakan yang telah dilakukan (waktu pelaksanaan, respon klien, hasil tindakan, perawat yang melakukan ) pada catatan keperawatan

Baca Selengkapnya - Sampel Urine untuk Pemeriksaan Laboratorium

Sampel Darah Melalui Vena

iklan
Sampel Darah Melalui Vena

TINJAUAN UMUM

Suatu tindakan pengambilan darah untuk pemeriksaan laboratrium guna menunjang diagnosa pasien dalam mempertimbangkan pengobatan yang tepat

A. PERSIAPAN

I. Persiapan Klien

- Cek perencanaan Keperawatan klien

- Klien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan

II. Persiapan Alat

- Spuit dan jarum steril

- Kapas alkohol 70 %

- Plester dan gunting

- Tabung darah

- Perlak dan torniquet

- Bengkok

B. PELAKSANAAN

- Perawat cuci tangan

- Menentukan lokasi

- Meletakan perlak kecil dibawah tangan yang akan diambil darah

- Melakukan pembendungan / fiksasi

- Menghapus lokasi tusukan / desinfeksi

- Memasukan jarum dengan sudut 5-30 0

- Menghisap darah sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan

- Torniquet / pembendung dilepas

- Jarum dicabut dan tekan bekas punksi / tusukan

- Memasukan darah ke dalam tabung darah dan beri etiket / nama

- Membereskan alat-alat dan rapihkan klien

- Perawat cuci tangan

- Perhatikan dan catat reaksi klien setelah melakukan tindakan

C. EVALUASI

- Perhatikan respon klien dan hasil tindakan

D. DOKUMENTASI

catat tindakan yang telah dilakukan (waktu pelaksanaan, respon klien, hasil tindakan, perawat yang melakukan ) pada catatan keperawatan

Baca Selengkapnya - Sampel Darah Melalui Vena

Mengganti Balutan Pada Pasien Luka Bakar

iklan
Mengganti Balutan Pada Pasien Luka Bakar

TINJAUAN UMUM

Menukar balutan/penutup luka yang sudah kotor atau yang lama dengan penutup/pembalutan luka yang baru

Gunanya untuk

- Mencegah terjadinya infeksi

- Mencegah masuknya kuman dan kotoran kedalam luka

- Mencegah infeksi silang

- Memberi rasa nyaman dan aman pada pasien

Operasional dilakukan pada :

Pasien Combustie ( luka bakar )

PERSIAPAN

Persiapan Alat

a. Alat Seteril

- 1 Pinset anatomi

- 2 pinset chirurgis

- 2 klem arteri

- 1 gunting lurus

- 2 kapas lidi

- 10-15 lembar kassa seteril

- 5 buah deppers

- mangkok seteril

- 1 tong sampak

a. Alat Tidak Seteril

- Gunting pembalut

- Plester kecil

- Botol berisi bensin cuci

- Mercurohroom

- Bengkok

- NaCl 1 ml, 500 cc

- Zalf Dermazia

- Kantong Plastik

- Obat-obatan desinfektan ( Savlon, bethadine, dll )

Persiapan Pasien

Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan

PELAKSANAAN

1. Perawat cuci tangan

2. Balutan lama dibuka dan dibuang pada tempatnya

3. Bekas plester dibersihkan dengan kapas bensin

4. Luka dibersihkan dengan cairan NaCl ka satu arah dengan menggunakan deppers

5. Deppers kotor dibuang pada tempatnya

6. Pinset yang sudah dipakai disimpan pada bengkok yang bersisi desinfektan

7. Kemudian luka diobati dengan mercurohroom, setelah itu luka diberi zalf Dermazim dengan menggunakan tongspatel

8. Luka ditutup dengan kasa seteril secukupnya

9. Luka dibalut/diplester dengan rapih

10. Setelah selesai pasien dirapihkan dan alat-alat dibereskan ketempat semula

11. Perawat cuci tangan

EVALUASI

Mencatat hasil tindakan dan respon pasien pada dokumen keperawatan

Baca Selengkapnya - Mengganti Balutan Pada Pasien Luka Bakar

Pemberian Oksigen Melalui Nasal Kanul

iklan
Pemberian Oksigen Melalui Nasal Kanul

TINJAUAN UMUM

Suatu kegiatan untuk memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuh pada pasien yang mengalami kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen

PERSIAPAN

Persiapan Klien

- Cek perencanaan Keperawatan klien

- Klien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan

Persiapan Alat

- Tabung / central oksigen yang sudah dilengkapi dengan socket dan manometer / flowmeter

- Humedifier yang sudah di isi dengan aquadest sampai pembatas yang sudah ditentukan

- Nasal kanul

PELAKSANAAN

- Perawat cuci tangan

- Atur posisi yang nyaman

- Periksa manometer central O 2 / tabung O 2, humedifier dan flowmeter

- Hubungkan kanul dengan O 2 / alirkan O 2 yang rendah

- Masukan kedua ujung kanul ke dalam lubang hidung

- Mengatur aliran O 2 yang sesuai dengan terapi

- Membersihkan nasal kanul setiap 8 jam sekali

- Perawat cuci tangan

- Perhatikan dan catat reaksi klien setelah melakukan tindakan

EVALUASI

- Perhatikan respon klien dan hasil tindakan

DOKUMENTASI

Mencatat tindakan yang telah dilakukan (waktu pelaksanaan, respon klien, hasil tindakan, perawat yang melakukan ) pada catatan keperawatan

Baca Selengkapnya - Pemberian Oksigen Melalui Nasal Kanul

Shalat Sunnah

iklan
Shalat Sunnah: "

Shalat-shalat Shunnah.

Selain shalat wajib, juga ada shalat sunnah. Macamnya ada lima belas shalat, yaitu :

1. Shalat Wudhu, Yaitu shalat sunnah dua rakaat yang bisa dikerjakan setiap selesai wudhu, niatnya :

?Ushalli sunnatal wudlu-I rak?ataini lillahi Ta?aalaa? artinya : ?aku niat shalat sunnah wudhu dua rakaat karena Allah?

2. Shalat Tahiyatul Masjid, yaitu shalat sunnah dua rakaat yang dikerjakan ketika memasuki masjid, sebelum duduk untuk menghormati masjid. Rasulullah bersabda ?Apabila seseorang diantara kamu masuk masjid, maka janganlah hendak duduk sebelum shalat dua rakaat lebih dahulu? (H.R. Bukhari dan Muslim). Niatnya :


?Ushalli sunnatal Tahiyatul Masjidi rak?ataini lillahi Ta?aalaa? Artinya : ?aku niat shalat sunnah tahiyatul masjid dua rakaat karena Allah?

3. Shalat Dhuha. Adalah shalat sunnah yang dikerjakan ketika matahari baru naik. Jumlah rakaatnya miimal 2 maksimal 12. Dari Anas berkata Rasulullah ?Barang siapa shalat Dhuha 12 rakaat, Allah akan membuatkan untuknya istana disurga? (H.R. Tarmiji dan Abu Majah). Niatnya :


?Ushalli sunnatal Dhuha rak?ataini lillahi Ta?aalaa? Artinya : ?aku niat shalat sunnah dhuha dua rakaat karena Allah?

4. Shalat Rawatib. Adalah shalat sunnah yang dikerjakan mengiringi shalat fardhu. Niatnya :

a. Qabliyah, adalah shalat sunnah rawatib yang dikerjakan sebelum shalat wajib. Waktunya : 2 rakaat sebelum shalat subuh, 2 rakaat sebelum shalat Dzuhur, 2 atau 4 rakaat sebelum shalat Ashar, dan 2 rakaat sebelum shalat Isya?. Niatnya:


?Ushalli sunnatadh Dzuhri* rak?ataini Qibliyyatan lillahi Ta?aalaa? Artinya : ?aku niat shalat sunnah sebelum dzuhur dua rakaat karena Allah?

* bisa diganti dengan shalat wajib yang akan dikerjakan.

b. Ba?diyyah, adalah shalat sunnah rawatib yang dikerjakan setelah shalat fardhu. Waktunya : 2 atau 4 rakaat sesudah shalat Dzuhur, 2 rakaat sesudah shalat Magrib dan 2 rakaat sesudah shalat Isya. Niatnya :


?Ushalli sunnatadh Dzuhri* rak?ataini Ba?diyyatan lillahi Ta?aalaa? Artinya : ?aku niat shalat sunnah sesudah dzuhur dua rakaat karena Allah?

* bisa diganti dengan shalat wajib yang akan dikerjakan.

5. Shalat Tahajud, adalah shalat sunnah pada waktu malam. Sebaiknya lewat tengah malam. Dan setelah tidur. Minimal 2 rakaat maksimal sebatas kemampuan kita. Keutamaan shalat ini, diterangkan dalam Al-Qur?an. ?Dan pada sebagian malam hari bershalat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu. Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ketempat yang terpuji? (Q.S. Al Isra : 79 ). Niatnya :


?Ushalli sunnatal tahajjudi rak?ataini lillahi Ta?aalaa? Artinya : ?aku niat shalat sunnah tahajjud dua rakaat karena Allah?

6. Shalat Istikharah, adalah shalat sunnah dua rakaat untuk meminta petunjuk yang baik, apabila kita menghadapi dua pilihan, atau ragu dalam mengambil keputusan. Sebaiknya dikerjakan pada 2/3 malam terakhir. Niatnya :


?Ushalli sunnatal Istikharah rak?ataini lillahi Ta?aalaa? Artinya : ?aku niat shalat sunnah Istikharah dua rakaat karena Allah?

7. Shalat Hajat, adala shalat sunnah dua rakaat untuk memohon agar hajat kita dikabulkan atau diperkenankan oleh Allah SWT. Minimal 2 rakaat maksimal 12 rakaat dengan salam setiap 2 rakaat. Niatnya :


?Ushalli sunnatal Haajati rak?ataini lillahi Ta?aalaa? Artinya : ?aku niat shalat sunnah hajat dua rakaat karena Allah?

8. Shalat Mutlaq, adalah shalat sunnah tanpa sebab dan tidak ditentukan waktunya, juga tidak dibatasi jumlah rakaatnya. ?Shalat itu suatu perkara yang baik, banyak atau sedikit? (Al Hadis). Niatnya :


?Ushalli sunnatal rak?ataini lillahi Ta?aalaa? Artinya : ?aku niat shalat sunnah dua rakaat karena Allah?

9. Shalat Taubat, adalah shalat sunnah yang dilakukan setelah merasa berbuat dosa kepada Allah SWT, agar mendapat ampunan-Nya. Niatnya:


?Ushalli sunnatal Taubati rak?ataini lillahi Ta?aalaa? Artinya : ?aku niat shalat sunnah taubat dua rakaat karena Allah?

10. Shalat Tasbih, adalah shalat sunnah yang dianjurkan dikerjakan setiap malam, jika tidak bisa seminggu sekali, atau paling tidak seumur hidup sekali. Shalat ini sebanyak empat rakaat, dengan ketentuan jika dikerjakan pada siang hari cukup dengan satu salam, Jika dikerjakan pada malam hari dengan dua salam. Cara mengerjakannya

a. Niat :


?Ushalli sunnatan tasbihi raka?ataini lilllahi ta?aalaa? artinya ?aku niat shalat sunnah tasbih dua rakaat karena Allah?

b. Usai membaca surat Al Fatehah membaca tasbih 15 kali.

c. Saat ruku?, usai membaca do?a ruku membaca tasbih 10 kali

d. Saat ?itidal, usai membaca do?a ?itidal membaca tasbih 10 kali

e. Saat sujud, usai membaca doa sujud membaca tasbih 10 kali

f. Usai membaa do?a duduk diantara dua sujud membaca tasbi 10 kali.

g. Usai membaca doa sujud kedua membaca tasbih 10 kali.

Jumlah keseluruhan tasbih yang dibaca pada setiap rakaatnya sebanyak 75 kali. Lafadz bacaan tasbih yang dimaksud adalah sebagai berikut :


?Subhanallah wal hamdu lillahi walaa ilaaha illallahu wallahu akbar? artinya : ?Maha suci Allah yang Maha Esa. Segala puji bagi Akkah, Dzat yang Maha Agung?.

11. Shalat Tarawih, adalah shalat sunnah sesudah shalat Isya? pada bulan Ramadhan. Menegenai bilangan rakaatnya disebutkan dalam hadis. ?Yang dikerjakan oleh Rasulullah saw, baik pada bulan ramadhan atau lainnya tidak lebih dari sebelas rakaat? (H.R. Bukhari). Dari Jabir ?Sesungguhnya Nabi saw telah shallat bersama-sama mereka delapan rakaat, kemudian beliau shalat witir.? (H.R. Ibnu Hiban)


Pada masa khalifah Umar bin Khathtab, shalat tarawih dikerjakan sebanyak 20 rakaat dan hal ini tidak dibantah oleh para sahabat terkenal dan terkemuka. Kemudian pada zaman Umar bin Abdul Aziz bilangannya dijadikan 36 rakaat. Dengan demikian bilangan rakaatnya tidak ditetapkan secara pasti dalam syara?, jadi tergantung pada kemampuan kita masing-masing, asal tidak kurang dari 8 rakaat. Niat shalat tarawih :


?Ushalli sunnatan Taraawiihi rak?ataini (Imamam/makmuman) lillahi ta?aallaa? artinya : ?Aku niat shalat sunat tarawih dua rakaat (imamam/makmum) karena Allah?

12. Shalat Witir, adalah shalat sunnat mu?akad (dianjurkan) yang biasanya dirangkaikan dengan shalat tarawih, Bilangan shalat witir 1, 3, 5, 7 sampai 11 rakaat. Dari Abu Aiyub, berkata Rasulullah ?Witir itu hak, maka siapa yang suka mengerjakan lima, kerjakanlah. Siapa yang suka mengerjakan tiga, kerjakanlah. Dan siapa yang suka satu maka kerjakanlah?(H.R. Abu Daud dan Nasai). Dari Aisyah : ?Adalah nabi saw. Shalat sebelas rakaat diantara shalat isya? dan terbit fajar. Beliau memberi salam setiap dua rakaatdan yang penghabisan satu rakaat? (H.R. Bukhari dan Muslim)


?Ushalli sunnatal witri rak?atan lillahi ta?aalaa?artinya : ?Aku niat shalat sunnat witir dua rakaat karena Allah?

13. Shalat Hari Raya, adalah shalat Idul Fitri pada 1 Syawal dan Idul Adha pada 10 Dzulhijah. Hukumnya sunat Mu?akad (dianjurkan).?Sesungguhnya kami telah memberi engkau (yaa Muhammad) akan kebajikan yang banyak, sebab itu shalatlah engkau dan berqurbanlah karena Tuhanmu ? pada Idul Adha – ?(Q.S. Al Kautsar.1-2)Dari Ibnu Umar ?Rasulullah, Abu Bakar, Umar pernah melakukan shalat pada dua hari raya sebelum berkhutbah.?(H.R. Jama?ah). Niat Shalat Idul Fitri :

?Ushalli sunnatal li?iidil fitri rak?ataini (imamam/makmumam) lillahita?aalaa? artinya : ?Aku niat shalat idul fitri dua rakaat (imam/makmum) karena Allah?

Niat Shalat Idul Adha :


?Ushalli sunnatal li?iidil Adha rak?ataini (imamam/makmumam) lillahita?aalaa? artinya : ?Aku niat shalat idul adha dua rakaat (imam/makmum) karena Allah?

Waktu shalat hari raya adalah setelah terbit matahari sampai condongnya matahari. Syarat, rukun dan sunnatnya sama seperti shalat yang lainnya. Hanya ditambah beberapa sunnat sebagai berikut :

a. Berjamaah

b. Takbir tujuh kali pada rakaat pertama, dan lima kali pada rakat kedua

c. Mengangkat tangan setinggi bahu pada setiap takbir.

d. Setelah takbir yang kedua sampai takbir yang terakhir membaca tasbih.

e. Membaca surat Qaf dirakaat pertama dan surat Al Qomar di rakaat kedua. Atau surat A?la dirakat pertama dan surat Al Ghasiyah pada rakaat kedua.

f. Imam menyaringkan bacaannya.

g. Khutbah dua kali setelah shalat sebagaimana khutbah jum?at

h. Pada khutbah Idul Fitri memaparkan tentang zakat fitrah dan pada Idul Adha tentang hukum ? hukum Qurban.

i. Mandi, berhias, memakai pakaian sebaik-baiknya.

j. Makan terlebih dahulu pada shalat Idul Fitri pada Shalat Idul Adha sebaliknya.

14. Shalat Khusuf, adalah shalat sunat sewaktu terjadi gerhana bulan atau matahari. Minimal dua rakaat. Caranya mengerjakannya :

a. Shalat dua rakaat dengan 4 kali ruku? yaitu pada rakaat pertama, setelah ruku? dan I?tidal membaca fatihah lagi kemudian ruku? dan I?tidal kembali setelah itu sujud sebagaimana biasa. Begitu pula pada rakaat kedua.

b. Disunatkan membaca surat yang panjang, sedang membacanya pada waktu gerhana bulan harus nyaring sedangkan pada gerhana matahari sebaliknya.

Niat shalat gerhana bulan :


?Ushalli sunnatal khusuufi rak?ataini lillahita?aalaa? artinya : ?Aku niat shalat gerhana bulan dua rakaat karena Allah?

15. Shalat Istiqa?,adalah shalat sunat yang dikerjakan untuk memohon hujan kepada Allah SWT. Niatnya ?


?Ushalli sunnatal Istisqaa-I rak?ataini (imamam/makmumam) lillahita?aalaa? artinya : ?Aku niat shalat istisqaa dua rakaat (imam/makmum) karena Allah?

Syarat-syarat mengerjakana Shalat Istisqa :

a. Tiga hari sebelumnya agar ulama memerintahkan umatnya bertaobat dengan berpusa dan meninggalkan segala kedzaliman serta menganjurkan beramal shaleh. Sebab menumpuknya dosa itu mengakibatkan hilangnya rejeki dan datangnya murka Allah. ?Apabila kami hendak membinasakan suatu negeri, maka lebih dulu kami perbanyak orang-orang yang fasik, sebab kefasikannyalah mereka disiksa, lalu kami robohkan (hancurkan) negeri mereka sehancur-hancurnya?(Q.S. Al Isra? : 16).

b. Pada hari keempat semua penduduk termasuk yang lemah dianjurkan pergi kelapangan dengan pakaian sederana dan tanpa wangi-wangian untuk shalat Istisqa?

c. Usai shalat diadakan khutbah dua kali. Pada khutbah pertama hendaknya membaca istigfar 9 X dan pada khutbah kedua 7 X.

Pelaksanaan khutbah istisqa berbeda dengan khutbah lainnya, yaitu :

a. Khatib disunatkan memakai selendang.

b. Isi khutbah menganjurkan banyak beristigfar, dan berkeyakinan bahwa Allah SWT akan mengabulkan permintaan mereka.

c. Saat berdo?a hendaknya mengangkat tangan setinggi-tingginya.

d. Saat berdo?a pada khutbah kedua, khatib hendaknya menghadap kiblat membelakangi makmumnya.


"
Baca Selengkapnya - Shalat Sunnah

PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH

iklan
PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH

Tujuan instruksional khusus

1. Mahasiswa akan dapat mengetahui dan menjelaskan manfaat pemeriksaan glukosa darah untuk menegakan diagnosa penyakit diabetes melitus

2. Mahasiswa akan dapat mengukur kadar glukosa darah dengan GOD-PAP

3. Mahasiswa akan dapat menyimpulkan hasil pemeriksaan glukosa darah pada saat praktikum setelah membandingkannya dengan nilai normal


Dasar Teori

Glukosa diperlukan sebagai sumber energi terutama bagi sistem saraf dan eritrosit. Glukosa juga dibutuhkan di dalam jaringan adipose sebagai sumber gliserida – glisero, dan mungkin juga berperan dalam mempertahankan kadar senyawa antara pada siklus asam sitrat di dalam banyak jaringan tubuh



Gulosa berasal sebagian diperoleh dari makanan, kemudian dibentuk dari berbagai senyawa glukogenik yang mengalami glukoneogenesis lalu juga dapat dibentuk dari glikogen hati melalui glikogenolosis.

Proses mempertahankan kadar glukosa yang stabil didalam darah merupakan salah satu mekanisme homeostatis yang diatur paling halus dan juga menjadi salah satu mekanisme di hepar, jaringan ekstrahepatik serta beberapa hormon.

Diantara hormon yang mengatur kadar glukosa darah adalah insulin dan glukagon. Insulin, suatu hormon anabolic, merangsang sintesis komponen makromolekuler sel dan mengakibatkan penyimpanan glukosa. Glukagon, suatu hormon katabolic, membatasi sintesis makromolekul dan menyebabkan pengeluaran glukosa yang disimpan. Peningkatan konsentrasi glukosa dalam sirkulasi mengakibatkan peningkatan sekresi insulin dan pengurangan sekresi glukagon, demikian sebaliknya.

Diantara hormon yang mengatur kadar glukosa darah adalah insulin dan glukagon. Insulin, suatu hormon anabolic, merangsang sintesis komponene makromolekuler sel dan mengakibatkan penyimpanan glukosa. Glukagon, suatu hormon katabolic, membatasi sintesis makromolekul dan menyebabkan pengeluaran glukosa yang disimpan. Peningkatan konsentrasi glukosa dalam sirkulasi mengakibatkan peningkatan sekresi insulin dan pengurangan sekresi glukagon, demikian sebaliknya.

Diantara hormon yang mengatur kadar glukosa darah adalah insulin dan glukagon. Insulin, suatu hormon anabolic, merangsang sintesis komponen makromolekuler sel dan mengakibatkan penyimpanan glukosa. Glukagon, suatu hormon katabolic, membatasi sintesis makromolekul dan menyebabkan pengeluaran glukosa yang disimpan. Peningkatan konsentrasi glukosa dalam sirkulasi mengakibatkan peningkatan sekresi insulin dan pengurangan sekresi glukagon, demikian sebaliknya. Perubahan kadar darah biasanya akan terjadi pada diabetes gravidarum.

Diabetes kehamilan adalah diabetes yang menyerang semasa kehamilan dan lazimnya hilang selepas kelahiran bayi. Kejadian biasa ini mempunyai hubungan dengan kadar glukosa darah tinggi yang dikenali untuk kali pertama semasa kehamilan. Ia muncul pada saat pertengahan usia kehamilan karena perubahan dalam hormon ibu.

Siapa yang menghadapi resiko menderita diabetes kehamilan ?

Kaum wanita :

 Berusia melebihi 30 tahun

 Mempunyai sejarah keluarga untuk diabetes tipe 2

 Kelebihan berat

 Dari kumpulan ethnik tertentu seperti ; India, Asia, Kepulauan Pasifik, Timur Tengah.

Bagaimana Diabetes Kehamilan didiagnosa ?

Diagnosa dibuat setelah pemeriksaan. Pemeriksaan darah dilaksanakan sebelum dan setelah minuman glukosa diberikan. Lazimnya, pemeriksaan dilakukan pada bulan ke-6 dalam kehamilan.

Adalah dinasihatkan bahwa semua perempuan yang hamil diperiksa untuk diabetes pada antara minggu ke-26 dan ke-28 dalam masa kehamilan.

Perawatan

Perawatan adalah berasaskan makanan sehat dan latihan jasmani yang teratur seperti berjalan-jalan.


Panduan untuk memakan secara sehat

 Memakan berjenis-jenis makanan

 Memakan makanan biasa dan makanan kecil seperti, tiga kali makanan sederhana dan tiga kali makanan kecil yang dijadualkan rata-rata sepanjang hari

 Memasukan makanan karbohydrate ( tepung ) dalam tiap-tiap makanan biasa dan makanan kecil seperti, roti “ multigrain “, padi-padian, berbagai kacang, pasta, beras, buah-buahan dan sayur

 Menghindari dari makanan dan minuman yang mengandung banyak gula

 Gunakan cara memasak dengan sedikit lemak saja dan memilih makanan yang kurang lemak

 Minum banyak air


Rancangan makanan sehat dapat membantu ibu dan bayinya. Adalah penting bahwa kaum wanita mengawasi supaya keadaan diabetes mereka terkawal dengan melaksanakan pemeriksaan dirumah setiap hari. Pastikan kadar glukosa darah berada dibawah 7 mol/12 jam selepas makan.

Sekiranya makanansehat dan latihan jasmani tidak dapat mengawal diabetes kehamilan, suntikan insulin penting diperlukan untuk mempertahankan kehamilan. Insulin untuk anda dan bayi. Obat-obatan untuk perawatan diabetes tidak diberikan semasa hamil. Asalkan tiada kesulitan yang lain, kehamilan dapat diteruskan dengan biasa sehingga melahirkan dengan bayi yang sehat.


Bagaimana Diabetes Kehamilan menjangki bayi saya ?

Jika diabetes tidak dapat dijaga dengan baik, ia boleh menyebabkan masalah seperti bayi besar, yang menyulitkan kelahirannya. Kemungkinan juga bayi mempunyai kadar glukosa rendah untuk masa singkat selepas kelahiran jika masalah berlanjut, rujuk ke rumah saki.


Apa yang terjadi selepas kelahiran bayi anda ?

Selepas bayi dilahirkan, lazimnya diabetesnya lenyap. Satu pemeriksaan glukosa darah khas dilakukan 6 minggu selepas kelahiran untuk memastikan bahwa glukosa darah kembali ke kadar biasa. Biar pun begitu, wanita yang menderita diabetes kehamilan mempunyai faktor resiko lebih terkena diabetes tipe 2 kemudian.


Untuk mencegah permulaan diabetes tipe 2, adalah penting untuk :

• Meneruskan makanan sehat

• Mempertahankan berat sehat

• Adakan latihan jasmani

• Memberikan glukosa darah tiap – tiap 1- 2 tahun


Cara pemeriksaan glukosa darah

1. GlucoSure digital

2. Lancet steril

3. kapas alcohol

4. stik glukosa


Cara kerja :

1. jari tangan disterilkan dengan kapas alcohol

2. teteskan darah yang keluar pada stik glukosa

3. masukan stik glukosa pada alat GlucoSure

4. baca hasil pemeriksaan

kadar normal glukosa darah : 80 – 120 gr/dl


Bahan

 Reagen GOD – PAP

 Reagen Standard Glukosa

 Serum atau plasma


Alat

 Tabung reaksi ukuran 5 ml

 Rak tabung reaksi

 Pipet ukuran 30 µl

 Spectrofotometer


Cara kerja

1. Disiapkan 3 buah tabung reaksi ukuran 5 ml, masing – masing diberi label RB ( Reagen Blanko ), STD ( Reagen Standar ) dan SPL ( Reagen Sampel )

2. Tabung RB diberi 3.000 µl Reagen GOD – PAP

3. Tabung STD diberi 30 µl Reagen standar glukosa dan ditambah dengan 3.000µl Reagen GOD – PAP, dicampur hingga homogen.

4. Tabung SPL diberi 30 µl serum dan ditambah dengan 3.000 Reagen GOD – PAP, dicampur hingga homogen

5. Selanjutnya masing – masing diinkubasi selama 15 menit pada temperatur kamar

6. Diukur Absorbansinya ( AA ) standar dan Abs sampel terhadap ReagenBlanko ( RB ) dengan spectrofotometer pada panjang gelombang 546 nm.


Pengukuran terhadap Reagen Blanko

RB STD SPL

Sample ( µl ) - - 30

Standar ( STD ) - 30 -

Reagen ( µl ) 3000 3000 3000


PERHITUNGAN

Kadar glukosa ( mg/dl ) = ΔA SPL X 100 mg/dl

ΔA STD

Atau ΔA SPL X 5,55 mg/dl

ΔA STD

Linearitas

Batas linearitas alat sampai kadar 700 mg/dl sehingga hasil yang lebih tinggi dari angka tersebut, serum harus diencerkan dengan NaCL 0,9 % dengan perbandingan 1 + 1, hasil dikalikan dengan 2.

Nilai normal

Serum atau plasma = 75 – 115 mg/dl atau 4,2 – 6,4 mmol/l

Pertanyaan :

1. jelaskan mengapa pada penyakit diabetes melitus terjadi peningkatan kadar glukosa darah !

2. Mengapa sering terjadi ketoasidosis pada kasus DM ?

Baca Selengkapnya - PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH

PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN ( Hb )

iklan
PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN ( Hb )

Dasar Teori

Hemoglobin merupakan protein sel darah merah ( SDM ) yang funsinya antara lain :

1. Mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan dan CO2 dan jaringan ke paru-paru

2. Memberi warna merah pada darah

3. Mempertahan kan keseimbangan asam basa dalam tubuh


Hemoglobin mengandung protein globin yang berkaitan dengan hem ( senyawa besi protein ), mempunyai berat molekul 64450 dalton. Di dalam darah mengandung Hb antara 7,8 – 12,2 mM/l atau 12,6 – 18,4 gr/dl, tergantung pada jenis kelamin dan umur individu.

Pada setiap tetramer Hb mampu mengikat 4 atom oksigen yang terikat pada atom ferro ( Fe 2+ ) dalam hem. Hemoglobin yang berikatan dengan oksigen disebut oksihemoglobin ( HbO2 ) sedang yang telah melepaskan oksigen disebut deoksihemoglobin ( HbCO ) jika Hb mengikat gas CO hasil pembakaran yang tidak sempurna. Ikatan Hb dengan CO, 200 kali lebih kuat disbanding ikatan Hb dengan oksigen. Dalam keadaan tertentu, Hb juga dapat berikatan sehingga besi teroksidasi ( Fe3+ ) membentuk methemoglobin ( Met Hb atau Hb ( Fe3+ ). Hb dalam bentuk MetHb akan menyebabkan kemampuan mengikat oksigennya menjadi hilang. Beberapa derivate hemoglobin satu sama lain dapat dibedakan dengan cara pengenceran. HbO2 pada pengenceran terlihat berwarna merah kekuningan, HbCO berwarna merah terang ( carmine tint ) sedang deoksihemoglobin ( Hb ) berwarna kecoklatan.


Metode

Hemoglobin Sianida ( Sianomethemoglobin )


Prinsip

Hemoglobin dengan larutan K2Fe ( CN )6 berubah menjadi methemoglobin kemudian menjadi hemoglobin sianida ( HiCN ) oleh KCN dengan absorbansi maksimum pada 540 nm. Pengaturan pH dilakukan dengan menambah KH2FO4, untuk mempercepat lisis eritrosit dan mengurangi kekeruhan HiCN ditambah non ionic detergent. Absorbansi warna berbanding lurus dengan konsentrasi Hb.


Persiapan Reagen

Larutan isi satu botol reagen dengan 500 nm akuabides, simpan dalam botol warna gelap. Reagen stabil bila disimpan dalam gelap pada suhu 15 – 25 oC selama 4 bulan.


Bahan dan Alat

Bahan : darah kapilerm darah vena-EDTA, akuabides dan reagen sianmethemoglobin

Alat : Erlenmeyer, tabung reaksi, spektrofotometer.


Cara Kerja

1. Disiapkan 3 tabung reaksi seukuran 5 ml, masing-masing diberi label reagen blanko ( RB ), Reagen standarr ( RTD ) dan Reagen Sampel ( RPL )

2. Tabubg RB diberi 5000 µl ( 5 cc ) Reagen Hb Cyanida

3. Tabung RTD diberi 20 µl sample darah standard an ditambah dengan 5000µl Reagen Hb Cyanida dicampur hingga homogen

4. Tabung RPL diberi 20 µl sample darah dan ditambah dengan 5000 µl Reagen Hn Cyanida didiamkan selama 3 menit pada suhu kamar

5. Diukur absorbansi RTD dan abs ( RPL ) terhadap reagen blanko pada panjang gelombang 578 nm


Perhitungan

Hb = Abs RPL X 15 G/DL

Abs RTD

Nilai normal :

Wanita : 12-16 g/dl

Pria : 14-18 g/dl

Bayi : 10-15 g/dl

Balita : 11-14 g/dl

Anak-anak : 12-16 g/dl

Bayi baru lahir : 16-25 g/dl

Bayi belum lahir : masih mengandung Hb fetal dari plasenta

Baca Selengkapnya - PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN ( Hb )

Askeb Nifas

iklan
Askeb Nifas

BAB I

PENDAHULUAN


A. Latar Belakang

Kehamilan dan kelahiran dianggap sebagai suatu kejadian fisiologis yang pada sebagian besar wanita berakhir dengan normal dan tanpa komplikasi (Departmen of Health, 1993). Pada akhir masa puerperium, pemulihan persalinan secara umum dianggap telah lengkap. Pandangan ini mungkin terlalu optimis. Bagi banyak wanita, pemulihan adalah sesuatu yang berllangsung terjadi dan menjadi seorang ibu adalah proses fisiologis yang normal. Namun, beberapa studi terbaru mengungkapkan bahwa masalah-masalah kesehatan jangka panjang yang terjadi setelah melahirkan adalah masalah yang banyak ditemui (Hillan, 1992b; glazener et al. 1993; bick dan MacArthur, 1995a) dsan dapat berlangsung dalam waktu lama (macArthur et al. 1991).

Pengetahuan menyeluruh tenytang perubahan fisiologis dan psikologis pada masa puerperium adalah sangat penting jika bidan menilai status kesehatan ibu secara akurat dan memastikan bahwa pemulihan sesuai dengan standar yang diharapkan. Hal yang sama pentingnya adalah menyadari potensi morbiditas pascapartum dalam jangka panjang dan factor-faktor yang berhubungan dengannnya seperti obstetric, anestesi dan factor social.


B. Tujuan Penulisan

a. Mengetahui perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi pada system musculus atau otot pada ibu nifas.

b. Mengetahui perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi pada system skeleton atau rangkapada ibu nifas.

c. Mengetahui masalah system musculoskeletal pada ibu nifas

d. Mengetahui intervensi yang diberikan pada ibu nifas yang berhubungan dengan masalah system musculoskeletal.


C. Sistematika Penulisan


BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Tujuan Penulisan

C. Sistematika Penulisan


BAB II KONSEP DASAR

A. Definisi Nifas

B. Perubahan Fisiologis Pada Ibu Nifas

C. Beberapa Gejala Musculoskeletal Yang Timbul Pada Pascapartum

D. Intervensi dalam Menghadapi Perubahan Fisiologi Pada Pascapartum


BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran


DAFTAR PUSTAKA


BAB II

ISI


A. Definisi Nifas

Periode pascapartum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil. Periode ini kadang-kadang disebut puerperium atau trimester ke empat kehamilan. Perubahan fisiologis yang terjadi sangat jelas, walaupun dianggap normal, di mana proses-proses pada kehamilan berjalan terbalik. Banyak factor, termasuk tingkat energi, tingkat kenyamanan, kesehatan bayi baru lahir, dan perawatan serta dorongan semangat yang diberikan tenaga kesehatan professional ikut membentuk respons ibu terhadap bayinya selama masa ini. Untuk memberi perawatan yang menguntungkan ibu, bayi, dan keluarganya, seorang perawat harus mampu memanfaatkan pengetahuannnya tentang anatomi dan fisiologi ibu pada periode pemulihan.


B. Perubahan Fisiologi Ibu Nifas pada Sistem Muskuloskeletal


1. Afterpains

Pada primipara, tonus uterus meningkat sehingga fundus pada umumnya tetap kencang. Relaksasi dan kontraksi yang periodic sering dialami multipara dan sering menimbulkan nyeri yang bertahan sepanjang masa awal puerperium. Rasa nyeri setelah melahirkan ini lebih nyata setelah ibu melahirkan, di tempat uterus terlalu teregang (misalnya pada bayi besar dsan kembar). Menyusui dan oksitoksin tambahan biasnya sering meningkatkan nyeri ini karena keduanya merangsang kontraksi uterus.


2. Topangan Otot Panggul

Struktur penopang uterus dan vagina bisa mengalami cidera sewaktu meahirkan dan masalah ginekologi dapat timbul di kemudian hari. Jaringan penopang dasar panggul yang terobek atau teregang saat ibu melahirkan memerlukan waktu sampai enam bulan untuk kembali ke tonus semula. Istilah relaksasi panggul berhubungan dengan pemanjangan dan melemahnya topangan permukaan struktur panggul. Struktur ini terdiri atas uterus, dinding vagina posterior atas,, uretra, kandung kemih, dan rectum.


3. Abdomen

Dalam dua minggu setelah melahirkan, dinding abdomen wanita itu akan rileks. Diperlukan sekitar enam minggu untuk dinding abdomen kembali ke keadaan sebelum hamil. Pengembalian tonus otot bergantung pada kondisi tonus sebelum hamil, latihan fisik yang tepat, dan jumlah jaringan lemak. Pada keadaan tertentu dengan atau tanpa ketegangan yang berlebihan, seperti bayi besar atau hamil kembar, otot-otot dinding abdomen memisah, disebut diastasis rekti abdominis. Apabila menetap, defek ini dapat dirasa mengganggu pada wanita, tetapi penanganan melalui upaya bedah jarang dibutuhkan.


4. Uretra dan Kandung Kemih

Rasa nyeri pada panggul yang timbul akibat dorongan saat melahirkan, laserasi vagina, atau episiotomi menurunkan atau mengubah reflek berkemih. Distensi kandung kemih yang muncul segera setelah melahirkan dapat menyebabkan perdarahan berlebih karena keadaan ini bisa menghambat uterus berkontraksi dengan baik. Pada masa pascapartum tahap lanjut, distensi yang berlebihan ini dapat menyebabkan kandung kemih lebih peka terhadap infeksi sehingga menggganggu proses berkemih. Apabila terdapat distensi berlebih pada kandung kemih dalam jangka waktu lama, dinding kandung kemih dapat mengalami kerusakan lebih lanjut (atoni). Dengan mengosongkan kandung kemih secara adekuat, tonus kandung kemih biasanya akan pulih kembali dalam lima sampai tujuh hari setelah bayi lahir.


5. Rongga Panggul

Ligamen, fasia, dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan, setelah bayi lahir, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh ke belakang dan menjadi retrofleksi, karena ligament rotundum menjadi kendor. Stabilisasi secara sempurna terjadi pada 6-8 minggu setelah persalinan.

Sebagai akibat putusnya serat-serat elastic kulit dan distensi yang berlangsung lama akibat besarnya uterus pada saat hamil, dinding abdomen masih lunak dan kendur untuk sementara waktu. Pemulihan ini dapat dibantu dengan latihan.


C. Beberapa Gejala Muskuloskeletal Yang Timbul Pada Masa Pascapartum

Terdapat beberapa gejala musculoskeletal yang dapat terjadi pada periode pascapartum, diantaranya adalah:

1. Nyeri Punggung

Nyeri punggung adalah gejala pascapartum jangka panjang yang sering terjadi. Mekanisme yang menghasilkan nyeri punggung yang dihipotesis oleh beberapa ahli peneliti adalah ketegangan postural pada system musculoskeletal akibat posisi pada saat persalinan. Nyeri punggung umumnya tidak berat.


2. Sakit Kepala, Sakit pada leher dan Nyeri pada bahu

Sakit kepala jangka pendek yang timbul setelah persalinan terjadi selama minggu pertama pascapartum dan mengalami migren dalam tiga bulan setelah melahirkan yang berlangsung selama enam minggu. Sakit kepala pascapartum sangat menyakitkan, timbul beberapa kali dalam satu minggu dan memengaruhi aktivitas.

Sakit kepala akibat fungsi postdural pada wanita yang mendapat anastesi epidural atau spinal harus dimonitor. Sakit pada leher dan nyeri bahu jangka panjang telah dilaporkan timbul setelah pemberian anastesi umum.


D. Intervensi Dalam Menghadapi Perubahan Fisiologi Masa Nifas


1. Rasa Nyaman

Kebanyakan Ibu mengalami nyeri segera setelah mengalami persalinan.Penyebab umum nyeri meliputi nyeri pasca melahirkan sampai pembesaran payudara. Intervensi yang dapat dilakukan diantaranya dengan memberikan kompres hangat ,distraksi, membayangkan sesuatu, sentuhan terapiutik, relaksasidan interaksi dengan baik bisa mengurangi nyeri yang ditimbulkan kontraksi rahim. Intervensi lain yang bisa diberikan adalah dengan pemberian obat analgesik.

Bila wanita mengeluh tentang adanya afterpains,dapat diberi analgetika atau sedatifa supaya ia dapat beristirahat atau tidur.


2. Istirahat

Intervensi yang dapat dilakukan adalah dengan cara menggosok-gosok punggung, tindakan lain yang dapat memberi kenikmatan selama beberapa malam pertama setelah melahirkan.


3. Ambulasi

Intervensi ini bermanfaat untuk mengurangi insiden tromboembolisme dan mempercepat pemulihan kekuatan ibu.


BAB III

PENUTUP


A. KESIMPULAN

1. Periode pascapartum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil.

2. Pada primipara, tonus uterus meningkat sehingga fundus pada umumnya tetap kencang. Relaksasi dan kontraksi yang periodic sering dialami multipara dan menimbulkan rasa nyeri.

3. Jaringan penopang dasar panggul yang terobek atau teregang saat ibu melahirkan memerlukan waktu sampai enam bulan untuk kembali ke tonus semula. Istilah relaksasi panggul berhubungan dengan pemanjangan dan melemahnya topangan permukaan struktur panggul.

4. Pengembalian tonus otot-otot dinding perut bergantung pada kondisi tonus sebelum hamil, latihan fisik yang tepat, dan jumlah jaringan lemak.

5. Distensi kandung kemih yang muncul segera setelah melahirkan dapat menyebabkan perdarahan berlebih karena keadaan ini bisa menghambat uterus berkontraksi dengan baik. Pada masa pascapartum tahap lanjut, distensi yang berlebihan ini dapat menyebabkan kandung kemih lebih peka terhadap infeksi sehingga menggganggu proses berkemih.

6. Ligamen, fasia, dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan, setelah bayi lahir, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh ke belakang

7. Intervensi yang dapat diberikan kepada ibu yang mengalami perubahan pada masa nifas diantaranya adalah intervensi yang dapat mmberikan rasa nyaman,istirahat dan ambulasi.

B. SARAN

Lakukan kompres hangat,istirahat dan ambulasi untuk meringankan rasa nyeri atau berkunjung ke dokter untuk mendapatkan obat analgesic.


DAFTAR PUSTAKA

Bobak,dkk.2005.Buku Ajar Keperawatan Maternitas.Jakarta.:EGC

Prawirohardjo,Sarwono.2006.Ilmu Kebidanan.Jakarta:FKUI

Handerson,Cristine.2005.Buku Ajar Konsep Kebidanan.Jakarta:EGC

Baca Selengkapnya - Askeb Nifas

PENGETAHUAN REMAJA PUTRI MASA PUBERTAS TENTANG DYSMENORE DI SMP

iklan
KTI KEBIDANAN

PENGETAHUAN REMAJA PUTRI MASA PUBERTAS

TENTANG DYSMENORE DI SMP
......



BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masa remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan manusia yang sering disebut sebagai masa pubertas yaitu masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa. Pada tahap ini remaja akan mengalami suatu perubahan fisik, emosional dan sosial sebagai ciri dalam masa pubertas, dan dari berbagai ciri pubertas tersebut, menstruasi merupakan perbedaan yang mendasar antara pubertas pria dan pubertas wanita.

Menarche adalah saat haid/menstruasi yang datang pertama kali yang sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang terjadi pada seorang remaja putri sedang menginjak dewasa, dan sebagai tanda sudah mampu hamil. Namun perlu diingat bahwa jiwa remaja masih belum stabil dan belum mampu mandiri secara ekonomi maupun sosial. Jadi ia belum siap untuk hamil, yang terbaik adalah remaja putri mempersiapkan diri untuk mandiri, mencapai tingkat pendidikan yang diwajibkan yaitu paling sedikit 9 tahun, memasuki pernikahan yang direstui orang tua dan masyarakat, kemudian merencanakan kehamilan pada usia yang tepat yaitu usia 20-30 tahun. Usia remaja putri saat mengalami menarche bervariasi lebar, yaitu antara usia 10-16 tahun, tetapi rata-rata pada usia 12,5 tahun. Statistik menunjukkan bahwa usia menstruasi dipengaruhi faktor keturunan, keadaan gizi dan kesehatan umum (Sarwono, 1999).

Pada umumnya remaja putri belajar tentang menstruasi dan gangguan yang menyertainya dari ibunya, tapi tidak semua ibu memberikan informasi yang memadai kepada putrinya bahkan sebagian enggan membicarakan secara terbuka sampai putrinya mengalami menstruasi. Sehingga hal ini menimbulkan kecemasan pada anak, bahkan sering tumbuh keyakinan bahwa menstruasi itu sesuatu yang tidak menyenangkan atau serius. Dengan kata lain, dia mengembangkan sikap negatif tentang menstruasi. Ia mungkin merasa malu dan melihatnya sebagai penyakit. Khususnya jika ketika mengalaminya ia merasa letih atau terganggu (Manuaba, 1998).

Dilihat dari segi penduduk 73,4% sebagian penduduk di dunia adalah remaja. Indonesia menempati urutan nomor 5 di dunia dalam hal jumlah penduduk, dengan remaja sebagai bagian dari penduduk yang ada. Propinsi Lampung pada tahun 2000 dihuni oleh 6,654 juta jiwa dengan jumlah remaja usia 10-15 tahun sebanyak 652.322 jiwa (Hasil Sensus BPS Lampung, 2000).

Sejak tahun 2000, pemerintah mencanangkan suatu program yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi remaja yang sasarannya adalah siswa SLTP, SLTA dan Remaja Karang Taruna. Pelaksanaan program ini secara lintas sektoral instansi pemerintah dan swasta seperti Pemda, Dinas Kesehatan, BKKBN, Polri dan LSM yang berasal dari masyarakat itu sendiri dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan remaja tentang kesehatan reproduksi dan penyakit menular seksual (Llywellyn-Jones, 1997).

Hampir seluruh perempuan dan juga termasuk di dalamnya remaja pasti pernah merasakan nyeri haid (dysmenorrhea) dengan berbagai tingkatan, mulai dari yang sekedar pegal-pegal di panggul dari sisi dalam hingga rasa nyeri yang luar biasa sakitnya. Umumnya nyeri yang biasa terasa dibawah perut itu terjadi pada hari pertama dan kedua haid. Rasa nyeri akan berkurang setelah keluar darah yang cukup banyak.

Secara alamiah, penyebab nyeri haid bermacam-macam, dari meningkatnya hormon prostaglandin sampai dengan perubahan hormonal ketika mulai haid, dan bahkan kecemasan yang berlebihan. Bila dilihat dari faktor penyebabnya, nyeri haid dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu nyeri haid primer dan sekunder (http:// www.infosehat.com).

Batasan penelitian dalam penelitian pengetahuan remaja putri tentang dysmenorea di SMP Bina Bhakti Banjar Kerta Rahayu Kecamatan Way Pengubuan Kabupaten Lampung Tengah meliputi pengertian dysmenorea, klasifikasi dysmenorea, gejala dysmenorea, dan penanganan dysmenorea.

Dari hasil prasurvei terdapat 4 orang remaja putri siswi kelas III di SMP Bina Bhakti Banjar Kerta Rahayu Kecamatan Way Pengubuan Kabupaten Lampung Tengah dan diperoleh hasil bahwa sebagian besar siswi tersebut belum mengerti dengan jelas pengertian dari dysmenorea, klasifikasi dysmenorea, tanda dan gejala yang menyertainya dan penanganan dysmenorea. Berdasarkan fenomena di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan remaja putri tentang dysmenorea di SMP Bina Bhakti Banjar Kerta Rahayu Kecamatan Way Pengubuan Kabupaten Lampung Tengah.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: ”Bagaimana pengetahuan remaja putri kelas III tentang dysmenorea di SMP Bina Bhakti Banjar Kerta Rahayu Kecamatan Way Pengubuan Kabupaten Lampung Tengah?”

C. Ruang Lingkup Penelitian

Jenis Penelitian

:

Deskriptif

Subjek Penelitian

:

Remaja putri siswi kelas III di SMP Bina Bhakti Banjar Kerta Rahayu Kecamatan Way Pengubuan Kabupaten Lampung Tengah.

Objek Penelitian

:

Pengetahuan remaja putri tentang dysmenorea

Lokasi Penelitian

:

SMP Bina Bhakti Banjar Kerta Rahayu Kecamatan Way Pengubuan Kabupaten Lampung Tengah.

Waktu

:

Setelah proposal disetujui

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengetahuan remaja putri siswi kelas III tentang dysmenorea di SMP Bina Bhakti Banjar Kerta Rahayu Kecamatan Way Pengubuan Kabupaten Lampung Tengah.



2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya pengetahuan remaja putri siswa kelas III SMP Bina Bhakti Banjar Kerta Rahayu Kecamatan Way Pengubuan Kabupaten Lampung Tengah tentang pengertian dysmenorea.

b. Diketahuinya pengetahuan remaja putri siswa kelas III SMP Bina Bhakti Banjar Kerta Rahayu Kecamatan Way Pengubuan Kabupaten Lampung Tengah tentang klasifikasi dysmenorea.

c. Diketahuinya pengetahuan remaja putri siswa kelas III SMP Bina Bhakti Banjar Kerta Rahayu Kecamatan Way Pengubuan Kabupaten Lampung Tengah tentang tanda dan gejala yang menyertai dysmenorea

d. Diketahuinya pengetahuan remaja putri siswa kelas III SMP Bina Bhakti Banjar Kerta Rahayu Kecamatan Way Pengubuan Kabupaten Lampung Tengah tentang penatalaksanaan/penangan dysmenorea

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Tempat Penelitian

Sebagai masukan informasi bagi sekolah mengenai pengetahuan remaja putri tentang dysmenorea.

2. Bagi Institusi

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukkan untuk memperluas wawasan mahasiswi jurusan kebidanan.

3. Bagi Peneliti

Dapat memberikan masukan hal-hal apa saja yang telah diteliti sehingga digunakan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.

4. Bagi Responden

Agar remaja putri di SMP Bina Bhakti Banjar Kerta Rahayu Kecamatan Way Pengubuan Kabupaten Lampung Tengah mendapat tambahan pengetahuan tentang dysmenorea.





silahkan download dalam bentuk dokumen word KTI KEBIDANAN

PENGETAHUAN REMAJA PUTRI MASA PUBERTAS TENTANG DYSMENORE DI SMP......

(isi: Pendahuluan; Tinjauan Pustaka; Metodelogi Penelitian;

Hasil Penelitan dan Pembahasan; Kesimpulan dan Saran)





DAFTAR KTI LENGKAP KEBIDANAN dalam DOKUMEN WORD (.doc)


KLIK DISINI

DAFTAR KTI LENGKAP KEPERAWATAN dalam DOKUMEN WORD (.doc)

KLIK DISINI

Baca Selengkapnya - PENGETAHUAN REMAJA PUTRI MASA PUBERTAS TENTANG DYSMENORE DI SMP

PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS III TENTANG SEKS SEKUNDER DI SMP

iklan
KTI KEBIDANAN

PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS III TENTANG

SEKS SEKUNDER DI SMP
.....



BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dilihat dari segi penduduk 73,4% sebagian penduduk di dunia adalah remaja. Indonesia menempati urutan nomor 5 di dunia dalam hal jumlah penduduk, dengan remaja sebagai bagian dari penduduk yang ada. Propinsi Lampung pada tahun 2000 dihuni oleh 6,654 juta jiwa dengan jumlah remaja usia 10-15 tahun sebanyak 652.322 jiwa (http://www.bkkn.go.id).

Sejak tahun 2000, pemerintah mencanangkan suatu program yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi remaja yang sasarannya adalah siswa SLTP, SLTA dan Remaja Karang Taruna. Pelaksanaan program ini secara lintas sektoral instansi pemerintah dan swasta dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan remaja tentang kesehatan reproduksi dan penyakit menular seksual (Llywellyn-Jones, 1997).

Masa remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan manusia yang sering disebut sebagai masa pubertas yaitu masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa. Pada tahap ini remaja akan mengalami suatu perubahan fisik, emosional dan sosial sebagai ciri dalam masa pubertas. Tetapi umumnya proses pematangan fisik terjadi lebih cepat dari proses pematangan kejiwaan (psikososial).

Masa permulaan pubertas pada anak perempuan biasanya terjadi antara usia 10 sampai 14 tetapi bisa lebih awal (pubertas dini) atau terlambat, tergantung dengan faktor-faktor genetik individu. Masa pubertas berlangsung selama kira-kira lima tahun dan sebagaimana terjadi pada anak laki-laki, diawali dengan pelepasan hormon-hormon dari kelenjar pituitary yang kemudian bertindak secara langsung pada organ-organ seksual. Kejadian yang paling dramatis bagi para anak perempuan adalah masa awal menstruasi (menarche) sebagai respon untuk produksi dan pelepasan hormon-hormon perempuan tersebut, estrogen dan progesteron. Indung telur matang dan mulai melepaskan telur-telur dan uterus membesar, bersamaan dengan perkembangan dan kedewasaan organ-organ kemaluan. Masa pertumbuhan yang cepat yang menghasilkan tinggi dan berat menyertai perubahan-perubahan tersebut. Kedua pinggul melebar dan pola pendistribusian lemak berubah untuk memproduksi bentuk tubuh perempuan yang karakteristik. Juga karakteristik-karakteristik seksual sekunder berkembang sebagai kelanjutan-kelanjutan pubertas, terutama pembesaran kedua payudara, pertumbuhan bulu-bulu kelamin dan ketiak serta perkembangan kelenjar-kelenjar keringat.

Dari pengamatan saat melakukan prasurvei diperoleh data siswa perempuan yang berumur 12-15 tahun di SMP Bina Bhakti Banjar Kerta Rahayu Kecamatan Way Pengubuan Kabupaten Lampung Tengah berjumlah 89 siswi yang terdiri dari kelas satu terdapat 26 siswi, kelas dua terdapat 33 siswi dan kelas tiga terdapat 30 siswi.

Dalam pelaksanaan prasurvei, penulis mengambil sampel sebanyak 22% dari seluruh jumlah populasi yang akan diteliti yaitu sebanyak 21 orang siswi yang terbagi atas 7 siswi kelas 1, 7 siswi kelas 2 dan 7 siswi kelas 3.

Dan setelah diajukan beberapa pertanyaan pre survey kepada 21 orang siswi tersebut, diperoleh hasil bahwa enam orang diantaranya kelas 1 belum mengetahui mengenai seks sekunder, untuk siswi kelas 2, lima orang belum mengetahui tentang seks sekunder dan untuk siswi kelas 3, empat orang belum mengetahui tentang seks sekunder. Berdasarkan pengamatan pula didapatkan alasan mengaa

Berdasarkan hasil prasurvei tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian “Bagaimana Pengetahuan Remaja Putri Masa Pubertas tentang Seks Sekunder di SMP Bina Bhakti Banjar Kerta Rahayu Kecamatan Way Pengubuan Kabupaten Lampung Tengah”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: ”Bagaimana pengetahuan remaja putri masa pubertas tentang seks sekunder di SMP Bina Bhakti Banjar Kerta Rahayu Kecamatan Way Pengubuan Kabupaten Lampung Tengah?”

C. Ruang Lingkup Penelitian

Jenis Penelitian

:

Deskriptif

Subjek Penelitian

:

Remaja putri di SMP Bina Bhakti Banjar Kerta Rahayu Kecamatan Way Pengubuan Kabupaten Lampung Tengah.

Objek Penelitian

:

Pengetahuan remaja putri masa pubertas tentang seks sekunder.

Lokasi Penelitian

:

SMP Bina Bhakti Banjar Kerta Rahayu Kecamatan Way Pengubuan Kabupaten Lampung Tengah.

Waktu

:

bulan Mei 2008

D. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengetahuan remaja putri masa pubertas tentang seks sekunder di SMP Bina Bhakti Banjar Kerta Rahayu Kecamatan Way Pengubuan Kabupaten Lampung Tengah.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Tempat Penelitian

Sebagai masukan informasi bagi sekolah mengenai pengetahuan remaja putri masa pubertas seks sekunder, sehingga pihak sekolah dapat memasukkan materi mengenai seks sekunder dalam mata pelajaran yang diajarkan di sekolah.

2. Bagi Institusi

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi referensi dan bahan bacaan di perpustakaan.

3. Bagi Peneliti

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi pengalaman bagi penulis dalam melakukan sebuah penelitian, dapat memberikan masukan mengenai hal-hal apa saja yang akan diteliti untuk peneliti lain yang meneliti mengenai seks sekunder.

4. Bagi Responden

Agar remaja putri di SMP Bina Bhakti Banjar Kerta Rahayu Kecamatan Way Pengubuan Kabupaten Lampung Tengah mendapat tambahan pengetahuan tentang pubertas khususnya tentang seks sekunder.



silahkan download dalam bentuk dokumen word KTI KEBIDANAN

PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS III TENTANG SEKS SEKUNDER DI SMP......

(isi: Pendahuluan; Tinjauan Pustaka; Metodelogi Penelitian;

Hasil Penelitan dan Pembahasan; Kesimpulan dan Saran)





DAFTAR KTI LENGKAP KEBIDANAN dalam DOKUMEN WORD (.doc)


KLIK DISINI

DAFTAR KTI LENGKAP KEPERAWATAN dalam DOKUMEN WORD (.doc)

KLIK DISINI
Baca Selengkapnya - PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS III TENTANG SEKS SEKUNDER DI SMP

PENGETAHUAN REMAJA AWAL (11-13 TAHUN) TENTANG PENGERTIAN DAN PERUBAHAN FISIK PUBERTAS DI SMP

iklan
KTI KEBIDANAN
PENGETAHUAN REMAJA AWAL (11-13 TAHUN) TENTANG PENGERTIAN
DAN PERUBAHAN FISIK PUBERTAS DI SMP
......

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
WHO dan beberapa badan dunia lainnya tahun 1998, menghimbau semua Negara Asia Tenggara agar memberikan komitmennya untuk memperhatikan dan melindungi kebutuhan remaja akan informasi, ketrampilan, pelayanan dan lingkungan yang umum dan kesehatan reproduksi remaja. (Soetjiningsih, 2004).
Departemen kesehatan RI bersama lembaga swasta tahun 1996 telah merumuskan tentang empat komponen pelayanan reproduksi essensial yaitu kesehatan Ibu dan anak, keluarga berencana, pencegahan dan pemberantasan IMS/ HIV-AIDS dan dengan sendirinya harus ditangani secara khusus yaitu dengan peralatan yang cukup dan tenaga yang terlatih.
Tujuan kesehatan reproduksi remaja adalah menurunkan resiko kehamilan dan pengguguran yang tidak aman, menurunkan penularan IMS/HIV-AIDS, memberikan informasi kontrasepsi dan konseling untuk mengambil keputusan sendiri tentang kesehatan reproduksi. (Soetjiningsih, 2004).
Remaja adalah masa transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa, dimana terjadi pacu tumbuh, timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapainya fertilitas dan terjadi perubahan¬-perubahan psikologik serta kognitif. Untuk tercapainya tumbuh kembang yang optimal tergantung pada potensi biologiknya. Tingkat tercapainya potensi biologik seorang remaja merupakan hasil interaksi antara faktor genetik dan lingkungan Biofisikopsikososial. Proses yang unik dan hasil akhir yang berbeda-beda. (Soetjiningsih, 2004).
Selama perkembangan menuju dewasa, tubuh berkembang secara terus menerus. Keseluruhan frekuensi perubahan terjadi dengan cepat sebelum lahir, selama masa bayi, dan saat pubertas.(Cristian , 2004).
Masa pubertas adalah terjadinya perubahan biologis yang meliputi morfologi dan fisiologi yang terjadi dengan pesat dari masa anak kemasa dewasa, terutama kapasitas reproduksi yaitu perubahan alat kelamin dari tahap anak kedewasa. (Soetjiningsih, 2004).
Perubahan fisik pubertas dimulai sekitar usia 10 atau 11 tahun pada remaja putri, kira-kira 2 tahun sebelum perubahan pubertas pada remaja laki-laki. Kematangan seksual dan terjadinya perubahan bentuk tubuh sangat berpengaruh pada kehidupan kejiwaan remaja, sementara itu perhatian remaja sangat besar terhadap penampilan dirinya sehingga mereka sering merisaukan bentuk tubuhnya yang kurang proporsional tersebut. Apabila mereka sudah dipersiapkan dan mendapatkan informasi tentang perubahan tersebut maka mereka tidak akan mengalami kecemasan dan reaksi negatif lainnya, tetapi bila mereka kurang memperoleh informasi, maka akan merasakan pengalaman yang negatif (Soetjiningsih, 2004).
Menurut WHO (1995) sekitar seperlima dari penduduk dunia adalah remaja berusia 10-19 tahun. Sekitar 900 juta berada di negara sedang berkembang. Data demografi di Amerika Serikat (1990) menunjukkan jumlah remaja berumur 10-19 tahun. Sekitar 15 % populasi. Di Asia Pasifik dimana penduduknya merupakan 60 % dari penduduk dunia, seperlimanya adalah remaja umur 10 - 19 tahun. Di Indonesia menurut Biro Pusat Statistik (1999) kelompok umur 10 - 19 tahun adalah sekitar 22 % yang terdiri dari 50,9 % remaja laki-laki dan 49,1 % remaja perempuan. (Nancy P, 2002).
Sedangkan jumlah penduduk di propinsi Lampung tahun 2005 adalah 6.983.699 jiwa dan jumlah remaja usia 10-14 tahun adalah 714.615 jiwa sedangkan yang berusia 15-19 tahun adalah 761.516 jiwa (BPS Lampung, 2006), saat ini jumlah penduduk di Kota Metro sekitar 125.086 jiwa, sedangkan jumlah penduduk usia 10-14 tahun adalah 12.334 jiwa, sedangkan jumlah penduduk usia 15-19 tahun adalah 14.513 jiwa (BPS Metro 2005).
Batasan penelitian ini adalah pengetahuan remaja awal (11-13 tahun) tentang pubertas di SMP Kartikatama Metro meliputi pengertian pubertas dan perubahan fisik ada saat pubertas.
Dari hasil prasurvey terhadap 15 siswa yang berusia 11-13 tahun di SMP Kartikatama Metro, peneliti melakukan wawancara mengenai pengertian dan perubahan fisik pada saat pubertas dan didapatkan bahwa hampir semuanya belum mengerti tentang pengertian dan perubahan fisik pada saat pubertas.
Berdasarkan fenomena di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan remaja awal usia (11-13 tahun) tentang pengertian dan perubahan fisik pubertas di SMP Kartikatama Metro.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: "Bagaimana pengetahuan remaja awal (11-13 tahun) tentang pengertian dan perubahan fisik pubertas di SMP Kartikatama Metro tahun 2007".

C. Ruang Lingkup Penelitian
1. Jenis Penelitian : Deskriptif
2. Subjek penelitian : Remaja awal 11 - 13 tahun di SMP Kartikatama Metro.
3. Objek Penelitian : Tingkat pengetahuan remaja awal (11-13 tahun) tentang pengertian dan perubahan fisik pubertas.
4. Lokasi Penelitian : Di SMP Kartikatama Metro.
5. Waktu Penelitian : April-Mei 2007
6. Alasan Penelitian : Dari awal hasil presurvey terhadap 15 siswa yang berusia 11-13 tahun di SMP Kartikatama Metro, peneliti melakukan wawancara mengenai pengertian dan perubahan fisik pada saat pubertas dan didapatkan bahwa hampir semuanya belum mengerti tentang pengertian dan perubahan fisik pada saat pubertas.

D. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan remaja awal (11-13 tahun) tentang pengertian dan perubahan fisik pubertas di SMP Kartikatama Metro tahun 2007.

E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Bagi Tempat Penelitian
Sebagai masukan informasi bagi sekolah mengenai pengetahuan remaja awal (11 -13 tahun) tentang pubertas.
2. Bagi Instansi
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan untuk memperluas wawasan mahasiswa jurusan kebidanan.
3. Bagi penelitian
Dapat memberikan masukan hal - hal apa saja yang telah diteliti sehingga digunakan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.
4. Bagi Responden
Sebagai bahan informasi dan dapat menambah pengetahuan remaja awal (11-13 tahun) di SMP Kartikatama Metro tentang pubertas.

silahkan download dalam bentuk dokumen word KTI KEBIDANAN
PENGETAHUAN REMAJA AWAL (11-13 TAHUN) TENTANG PENGERTIAN DAN PERUBAHAN FISIK PUBERTAS DI SMP......
(isi: Pendahuluan; Tinjauan Pustaka; Metodelogi Penelitian;
Hasil Penelitan dan Pembahasan; Kesimpulan dan Saran)


DAFTAR KTI LENGKAP KEBIDANAN dalam DOKUMEN WORD (.doc)

KLIK DISINI
DAFTAR KTI LENGKAP KEPERAWATAN dalam DOKUMEN WORD (.doc)
KLIK DISINI
Baca Selengkapnya - PENGETAHUAN REMAJA AWAL (11-13 TAHUN) TENTANG PENGERTIAN DAN PERUBAHAN FISIK PUBERTAS DI SMP

PENGETAHUAN IBU TENTANG BIANG KERINGAT PADA BAYI 0-1 TAHUN DI BPS

iklan
KTI KEBIDANAN

PENGETAHUAN IBU TENTANG BIANG KERINGAT PADA

BAYI 0-1 TAHUN DI BPS
......



BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bidan harus mengetahui lebih banyak tentang penyakit kulit, karena tidak dapat disangkal bahwa penyakit kulit pada anak sering dijumpai. Walaupun belum ada angka statistik yang membandingkan frekuensi penyakit kulit pada anak, namun diberbagai poliklinik Dinas Kesehatan Kota dan Kabupaten dibuat kesimpulan bahwa sekitar 20% adalah kasus penyakit kulit pada anak. Data terpenting yang harus diperhatikan oleh seorang yang bukan ahli penyakit kulit, yaitu cara membuat diagnosis serta memahami prinsip pengobatan sebaik-baiknya, agar jangan sampai timbul komplikasi karena obat atau cara pengobatan yang salah (FKUI, 2005).

Kulit merupakan organ yang paling luas permukaannya, dengan berbagai alat didalamnya seperti lemak, otot, pembuluh darah, serabut syaraf, kelenjar keringat dan lain-lain. Alat-alat tersebut mengatur fungsi kulit yang beraneka ragam yaitu mulai dari proteksi secara fisis dan imunologis, mengatur suhu tubuh dan keseimbangan elektrolit (panas, dingin, tekanan, nyeri, gatal dan perabaan), ekskresi, pembuatan vitamin D, dan daya membersihkan diri (FKUI, 2005).

Kulit juga merupakan organ tubuh terluar yang terus menerus terpajan dengan lingkungan luar sehingga senantiasa aktif mengadakan penyesuaian diri dengan berbagai perubahan lingkungan. Keadaan makroskopis dan mikroskopis kulit mencerminkan kesehatan individu dan berbeda-beda sesuai dengan umurnya. Kulit pada neonatus (bayi < style="">ging process) (http://www.sitiaisahonline.com).

Selain itu, keadaan kulit juga merupakan 'cermin' kesehatan tubuh seseorang. Para orang tua kini semakin menyadari bahwa menjaga kesehatan kulit anak sama pentingnya dengan menjaga kesehatan anak. Dan untuk menjaga kesehatan kulit ini, diperlukan perawatan rutin sejak usia dini. Perawatan rutin kulit juga mengekspresikan rasa cinta seorang ibu pada buah hatinya. Telah dibuktikan bahwa sentuhan ibu akan sangat berpengaruh pada perkembangan fisik dan mental seorang anak (FKUI, 2002).

Prelevansi penyakit kulit di Indonesia cukup tinggi baik oleh bakteri, virus atau jamur. Selain itu bergantung pada lingkungan dan kondisi setiap individu. Trauma kecil atau ringan dapat menyebabkan tempat masuknya mikroorganise ke kulit (FKUI, 2005).

Salah satu penyakit kulit pada bayi adalah miliaria (biang keringat). Biang keringat dapat dijumpai pada bayi cukup bulan maupun premature, pada minggu-minggu pertama pasca kelahiran. Kemungkinan disebabkan oleh sel-sel pada bayi yang belum sempurna sehingga terjadi sumbatan pada kelenjar kulit yang mengakibatkan retensi keringat. Biang keringat terjadi pada sekitar 40% bayi baru lahir. Menetap beberapa minggu dan menghilang tanpa pengobatan. Penanggulangan biang keringat cukup dengan mandi memakai sabun, mengatur agar suhu lingkungan cukup sejuk, sirkulasi (ventilasi) yang baik serta memakai pakaian yang tipis dan menyerap keringat. Pemakaian bedak tabur dapat juga membantu, namun bila inflamasinya hebat, pemakaian cream hidrokortison 1% dapat mengatasinya (http://www.sitiaisyah.com).

Berdasarkan hasil presurvey pada bulan Maret 2008, terdapat 76 ibu yang mempunyai bayi berumur 0-1 tahun mengikuti imunisasi di BPS Sri Wahyuningsih Punggur Lampung Tengah, di ambil 25% dari 76 orang ibu tersebut untuk dibagikan kuisioner. Dari hasil kuisioner ada 8 (40%) orang ibu yang memiliki pengetahuan baik, 7 (35%) orang ibu memiliki pengetahuan cukup dan 5(25%) orang ibu yang memiliki pengetahuan kurang mengenai biang keringat.

Berdasarkan hal tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Pengetahuan Ibu tentang Biang Keringat pada Bayi 0-1 tahun pada bulan April-Mei di BPS Sri Wahyuningsih Punggur Lampung Tengah”.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, maka penulis membuat rumusan masalah tentang “Bagaimana Pengetahuan Ibu tentang Biang Keringat pada Bayi 0-1 tahun di BPS Sri Wahyuningsih Punggur Lampung Tengah Tahun 2008?”.

C. Ruang Lingkup Penelitian

Jenis Penelitian

:

Deskriptif

Subjek Penelitian

:

Ibu yang memiliki Bayi 0-1 tahun.

Objek Penelitian

:

Pengetahuan tentang biang keringat

Lokasi Penelitian

:

BPS Sri Wahyuningsih Punggur Lampung Tengah

Waktu

:

Penelitian dilaksanakan pada bulan April

Alasan

:

Dari hasil pre survey pada bulan Maret 2008, terdapat 76 ibu yang mempunyai bayi berumur 0-1 tahun mengikuti imunisasi di BPS Sri Wahyuningsih Punggur Lampung Tengah, di ambil 25% dari 76 orang ibu tersebut untuk dibagikan kuisioner. Dari hasil kuisioner ada 8 (40%) orang ibu yang memiliki pengetahuan baik, 7 (35%) orang ibu memiliki pengetahuan cukup dan 5(25%) orang ibu yang memiliki pengetahuan kurang mengenai biang keringat.

D. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang biang keringat pada bayi 0-1 tahun di BPS Sri Wahyuningsih Punggur Lampung Tengah tahun 2008.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Ibu yang Memiliki Balita

Dapat menambah pengetahuan dan pemahaman ibu tentang biang keringat sehingga dapat mengatasinya dengan benar.

2. Bagi Rumah Bersalin

Diharapkan hasil penelitian ini bermanfaat bagi BPS sebagai bahan masukan untuk penanganan biang keringat.

3. Bagi Instansi Pendidikan

Sebagai dokumentasi akademik maupun bacaan bagi mahasiswa ataupun pihak lain yang membutuhkan.



silahkan download dalam bentuk dokumen word KTI KEBIDANAN

PENGETAHUAN IBU TENTANG BIANG KERINGAT PADA BAYI 0-1 TAHUN DI BPS ......

(isi: Pendahuluan; Tinjauan Pustaka; Metodelogi Penelitian;

Hasil Penelitan dan Pembahasan; Kesimpulan dan Saran)





DAFTAR KTI LENGKAP KEBIDANAN dalam DOKUMEN WORD (.doc)


KLIK DISINI

DAFTAR KTI LENGKAP KEPERAWATAN dalam DOKUMEN WORD (.doc)

KLIK DISINI

Baca Selengkapnya - PENGETAHUAN IBU TENTANG BIANG KERINGAT PADA BAYI 0-1 TAHUN DI BPS