Lifestyle » Fit and Beauty » Jampersal Gratis Tingkatkan Akseptor KB
Rabu, 5 Oktober 2011 - 15:49 wib
Fitri Yulianti - Okezone
(Foto: gettyimages)
PADA 2011, Kementerian Kesehatan RI meluncurkan kebijakan Jaminan Persalinan (Jampersal) yang terintegrasi dengan pelayanan KB. Ini dilakukan guna menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sugiri Syarief mengatakan, jumlah persalinan di Indonesia setiap tahun sekira 4,5 juta per tahun. Rata-rata angka kelahiran total setiap wanita 2,6 per wanita, artinya setiap wanita Indonesia melahirkan 2-3 anak.
Bahkan menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, rata-rata anak yang dilahirkan di keluarga tidak mampu dan berpendidikan rendah sebanyak 3 anak, sebaliknya dalam keluarga yang berpendidikan dan mampu berkisar 2 anak.
"Kondisi ini apabila dibiarkan, maka akan lahir lebih banyak anak-anak bangsa dari keluarga kurang mampu daripada keluarga mampu. Kondisi ini dikhawatirkan akan menjadi kondisi 'lost generation' bangsa di masa depan," katanya di Jakarta, baru-baru ini.
Lewat Jampersal, pelayanan KB lebih diarahkan kepada kontrasepsi jangka panjang, seperti IUD, susuk, MOP, dan MOW. Agar BKKBN sendiri akan mendukung dalam penyediaan alat/obat kontrasepsi dan sarana pendukung pelayanan KB, pendataan ibu hamil, serta komunikasi informasi dan edukasi.
"Kontrasepsi yang terus didorong adalah kontrasepsi jangka panjang karena lebih efektif dan lebih baik dalam menurunkan fertilitas. 'Kalau menggunakan kontrasepsi yang terpotong-potong seperti pil, maka apabila sehari lupa makan pil, peserta kontrasepsi bisa hamil," tukasnya.
Jampersal gratis
Ibu-ibu bersalin di seluruh Indonesia mendapat pelayanan Jampersal secara gratis, baik dari keluarga miskin maupun keluarga kaya. Asalkan, mereka mau dirawat di kelas III rumah sakit pemerintah dan tidak mempunyai jaminan kesehatan.
Sugiri memaparkan, kebijakan Jampersal bagi seluruh ibu hamil akan ditindaklanjuti dengan menjadi peserta KB agar tidak hamil lagi. Nantinya, kebijakan tersebut diharapkan dapat menurunkan angka rata-rata kelahiran total setiap wanita 2,6 per wanita menjadi 2,1 per wanita.
"Penurunan angka kelahiran dilakukan dengan menaikkan peserta kontrasepsi 61,4 persen menjadi 66 persen pada akhir 2014. Kalau jangkauan ini bisa tinggi dengan syarat kemudian bisa KB, bisa saja dia tidak hamil lagi. AKI pun turun. Dan kalau bisa menjangkau itu semua, setengah dari pencapaian kita bisa terlampau tahun ini," harapnya.
(ftr)
0 comments:
Post a Comment