Perkawinan Gaya Feminin dan Maskulin  

iklan
Tempointeraktif.com - Gaya Hidup
Tempointeraktif.com - Gaya Hidup
Perkawinan Gaya Feminin dan Maskulin  
Oct 18th 2011, 13:39

TEMPO Interaktif, Jakarta -Menyaksikan gaya Mitha, gitaris The Virgin, sungguh mengasyikkan. Selain memiliki suara merdu dan kemampuan memetik gitar, gaya berbusananya juga enak dilihat. Mengenakan rok pendek bermotif tartar, legging hitam berbahan kulit, serta sepatu bot panjang sebetis yang digolongkan ke dalam gaya androgini. Gaya yang telah menjadi inspirasi mode dan banyak ditiru. "Gue suka bergaya androgini karena pas dengan karakter gue," ujarnya lepas.

Androgini berasal dari bahasa Yunani, yakni "aner" yang berarti laki-laki, dan "gyne" yang berarti perempuan. Kata tersebut mengacu pada kombinasi karakteristik maskulin dan feminin. Kemunculannya menjadi sebuah identitas baru dalam pilihan gaya. Kemudian berkembang pesat di industri mode. Peminatnya pun semakin menggelembung ketika beberapa selebritas mengusung gaya ini pada penampilan dan aksi di atas panggung.

Sandra Bem disebut-sebut sebagai pencetus dan pendukung awal androgini pada 1977. Keberaniannya ternyata mengundang banyak pengikut. Menurut Bem, gaya androgini lebih fleksibel dan lebih sehat secara mental dibanding dengan gaya individu tunggal, maskulin atau feminin. Gaya ini kemudian mulai populer pada 1990an.

Veza, 21 tahun, mahasiswi desain Institut Kesenian Jakarta, salah satu penggemar Mitha, langsung mencontek gaya itu sewaktu melihat penampilan idolanya pada sebuah acara pergelaran musik beberapa waktu lalu. "Saya suka gaya Mitha yang pas sekali menampilkan gaya feminin-maskulin," ujarnya. Veza mengartikan gaya feminin-maskulin sebagai karakter boyish yang kuat, tapi tetap ada unsur feminin yang seksi.

September lalu, label Oneandahalf meluncurkan koleksi feminin-maskulin. Menurut direktur kreatifnya, Febriarnita Christy, gaya feminin-maskulin menjadi pilihan bagi masyarakat yang tidak ingin tampak strike atau jelas dengan pilihan gayanya. "Kalau gaya feminin defininisinya jelas, demikian pula maskulin. Nah, kombinasi ini menjadi pilihan baru sebagai bentuk eksistensi diri tanpa harus terperangkap dalam soal gender," ucapnya.

Kepribadian gaya ini, menurut Febri, "menikahkan" dua gaya yang berbeda. Dia mencontohkan, ketika pencampuran gaun yang paling nyaman dengan sepatu bot maskulin atau pasangan celana pendek yang dilengkapi dengan blus cantik. "Tidak peduli kepribadian Anda, tomboi tetap akan cantik dan seksi meski bertopi fedora dengan gaun cantik warna pink," katanya.

Penyanyi jazz Andien termasuk yang menyukai gabungan gaya tersebut belakangan ini. Belakangan dia lebih senang bercelana pendek, dipadu atasan dan blazer. "Gaya androgini adalah sebuah pernyataan bahwa kita bebas menjadi apa pun tanpa harus melihat gender," dia menuturkan.

Di panggung mode dunia, tema feminin-maskulin ini muncul pada Pekan Mode Paris. Beberapa perancang menyajikan karya untuk tampil fleksibel melalui gaya ini. Perancang dunia, seperti Ralph Lauren, Roberto Cavalli, dan Dolce&Gabbana juga menciptakan busana dengan karakter boyish yang kuat, tapi tetap ada unsur feminin yang seksi. Misalnya, paduan jaket berpotongan kaku, celana pipa, topi, dan bot.

Perancang senior lain Karl Lagerfield pun tak mau kalah. Dia menyajikan gaya cropped jacket dan celana pendek menawan yang sepintas tampak kasual. Bisa dikenakan dalam acara resmi, dan tetap dapat menjadi pusat perhatian. "Gaya feminin-maskulin atau androgini ini menjadi pilihan yang paling jujur. Itu sebuah sikap yang harus dihormati," ucapnya, seperti dikutip di majalah Vogue.

HADRIANI P

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions

0 comments:

Post a Comment