PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangSalah satu cita-cita nasional yang harus terus diperjuangkan oleh bangsa Indonesia adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan nasional Masa depan dan keungggulan bangsa kita ditentukan oleh keunggulan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimilikinya (Departemen Keseahatan RI, 2005)
Pembangunan di bidang pendidikan merupakan sektor yang sangat strategis. Sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang bertujuan untuk berkembangnya potensi agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (Sisdiknas, 2003 : 9)
Pendidikan merupakan kewajiban bagi seluruh penduduk Indonesia, terutama penduduk pada usia wajib belajar 9 tahun. Berdasarkan program Wajardikdas (Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun) serendah-rendahnya bagi penduduk Indonesia berpendidikan setingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Seiring dengan meningkatnya perkembangan struktur ekonomi masyarakat, informasi, dan aspek ilmu pengetahuan teknologi (IT) maka tingkat pendidikan penduduk Indonesia semakin meningkat, yang ditandai dengan banyaknya siswa pada pendidikan menengah yang meneruskan ke jenjang pendidikan tinggi.(Hamalik, 2002).
Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselengggarakan oleh perguruan tinggi.(pasal 19) (Sisdiknas, 2003). Perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, atau universitas (pasal 20) (Sisdiknas, 2003).
Dengan pendidikan, maka manusia menjadi pandai, karena dalam pendidikan mereka belajar dan mempelajari tentang suatu hal yang belum diketahuinya menjadi tahu. Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara – cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Aktivitas belajar tersebut bersifat kompleks karena merupakan suatu proses yang dipengaruhi oleh banyak faktor dan meliputi berbagai aspek, baik yang bersumber dari dalam diri maupun dari luar diri manusia. (Hamalik,2002:21).
Dalam situasi pembelajaran diharapkan remaja dapat membentuk dirinya yang positif karena akan berpengaruh terhadap pemikirannya, perilakunya, serta pendidikan dalam pencapaian prestasi belajar. Untuk melakukan sesuatu, bersikap serta bertindak diperlukan motivasi guna memaksimalkan tujuan individu. Menurut Dirga Gunarsa (1975) yang dikutip Hamalik (2002:21).motivasi adalah dorongan atau kehendak yang menyebabkan timbulnya semacam kekuatan agar seseorang itu berbuat atau bertindak, dengan kata lain bertingkah laku.
Tumbuhnya motivasi dalam diri seseorang senantiasa dilandasi oleh adanya kesadaran diri berkenaan dengan hakikat dan keberadaan kehidupannya masing-masing. Hal ini berpengaruh terhadap pendidikan yang dilakukan oleh remaja. Sehingga motivasi belajar merupakan salah satu hal yang mendukung dalam pendidikan remaja. Motivasi dan prestasi belajar pada remaja berbeda-beda, ada yang meningkat atau menurun. Dalam kondisi demikian motivasi belajar sangat berperan dan dibutuhkan serta berpengaruh terhadap masa depan selanjutnya dan mengatasi bagaimana agar selalu adanya motivasi belajar di sekolah, selain dari individu juga perlu bimbingan dari berbagai pihak seperti guru, orang tua, teman serta masyarakat (Hamalik,2002).
Upaya mengatasi kesulitan belajar sangat diperlukan untuk menghindari kegagalan dalam belajar. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengenal sedini mungkin jenis kesulitan belajar dan mencari sumber penyebab utama dan penyerta yang menimbulkan kesulitan belajar (Ahmadi dan Widodo S, 2001 : 91).
Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh pendidikan tinggi (Sidiknas, 2003, pasal 19 : 1), perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut atau universitas (sisdiknas, 2003, pasal 20 : 1).
STIKes .............. berdiri tahun 2005 dengan program studi S1 Keperawatan dan D3 Kebidanan. Adapun Program Studi D3 Kebidanan dengan jumlah mahasiswa tingkat I sebanyak 180 orang, tingkat II sebanyak 178 orang, dan tingkat III sebanyak 99 orang
Standar penilaian
Dari hasil pengamatan evaluasi belajar mahasiswa Kebidanan Tingkat I STIKes .............., didapatkan bahwa mahasiswa yang mengikuti
dalam tiap mata kuliah cukup banyak (>50%) ini menunjukkan rendahnya prestasi belajar mereka.
Berdasarkan studi pendahuluan tanggal 27 Januari 2010 dengan penyebaran kuesioner kepada 60 orang diketahui bahwa tingkat motivasi belajar siswa cukup rendah sebesar 35%. Hal ini membuktikan bahwa motivasi belajar salah satunya berpengaruh terhadap prestasi belajar.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai "Hubungan Antara Prestasi Belajar Dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Tingkat I Program Studi D III Kebidanan STIKes .............. Tahun Ajaran 2009/2010"
1.2 Rumusan MasalahDari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan yang merupakan fokus dalam penelitian ini, yaitu bagaimana hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa tingkat I Program Studi D III Kebidanan STIKes .............. tahun Ajaran 2009/2010?
1.3 Tujuan Penelitian1.3.1 Tujuan Umum
Diketahuinya hubungan antara prestasi belajar dengan motivasi belajar mahasiswa tingkat I Program Studi D III Kebidanan STIKes .............. tahun Ajaran 2009/2010.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Diketahuiya gambaran prestasi belajar mahasiswa tingkat I Program Studi D III Kebidanan STIKes .............. tahun Ajaran 2009/2010.
1.3.2.2 Diketahuinya gambaran motivasi belajar mahasiswa tingkat I Program Studi D III Kebidanan STIKes .............. tahun Ajaran 2009/2010.
1.3.2.3 Diketahuinya hubungan antara prestasi belajar dengan motivasi belajar mahasiswa tingkat I Program Studi D III Kebidanan STIKes .............. tahun Ajaran 2009/2010.
1.4 Manfaat Penelitian1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan masukan bagi instisusi dalam hal penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar,agar proses belajar mengajar lebih efektif dan efisisen.
1.4.2 Bagi mahasiswa
Dapat menjadi salah satu referensi/literature dalam mengatasi masalah kesulitan belajar
1.4.3 Bagi Peneliti
Mempunyai pengetahuan dan pengalaman baru yang akan didapat selama melakukan penelitian ini
1.5 Ruang LingkupPenelitian ini dibatasi pada ruang lingkup masalah hubungan antara motivasi belajar dengan tingkat prestasi belajar. Subjek penelitian ini secara langsung meneliti mahasiswa Tingkat I Program Studi D III Kebidanan STIKes .............. tahun 2010.
0 comments:
Post a Comment