Wanita lebih rentan mengalami osteoporosis.
KapanLagi.com -
Artikel sebelumnya: Bone Check: Tulang Padat, Tulang KuatWanita Lebih Rentan
Karena pengeroposan tulang adalah kondisi alami yang pasti terjadi, banyak kasus osteoporosis diketahui kemudian. "Biasanya, pasien datang dengan keluhan nyeri. Setelah diperiksa, baru diketahui, pasien mengalami pengeroposan tulang. Karena osteoporosis ini tidak memiliki gejala," jelas DR. Brilliantono lagi. Namun jangan khawatir, osteoporosis tetap bisa dicegah dan ditunda. Meskipun hal itu akan lebih berarti jika dilakukan sejak pembentukan tulang dalam kandungan atau balita.
Yang paling baik, masa pencegahan osteoporosis berada pada masa pertumbuhan usia 8-16 tahun, yaitu masa terjadinya pemadatan tulang dan percepatan tumbuh sewaktu remaja. Pada masa ini, makan dan minum makanan yang mengandung sumber kalsium akan memengaruhi tidak hanya kuantitas tulang, tapi juga kualitasnya. "Tabungan" kalsium ini akan terus dilakukan hingga berada pada usia 30-an.
WHO (World Health Organization) memperkirakan ada sekitar 32.3 persen wanita dan 28.8 persen pria yang mengalami osteoporosis. Wanita memiliki risiko lebih tinggi karena faktor hormonal. Anda tentu tahu, wanita memiliki 3 'kelebihan' dibanding pria yaitu menstruasi setiap bulan, menyusui dan melahirkan. Semua ini berkaitan dengan 2 hormon wanita yaitu estrogen dan progesteron. Pada saat haid atau menstruasi, progesteron dan estrogen mengalami fluktuasi alias naik-turun.
"Ini menyebabkan kalsium dalam tulang juga keluar masuk dalam tubuh, dan disebut dengan calcium pumping, yaitu proses mineralisasi dan dimineralisasi sepanjang hormonnya masih diproduksi. Pada saat memasuki pre-menopause dan menopause, tidak ada lagi proses calcium pumping. Sehingga, mineral hanya keluar dari tubuh," jelas DR. Brilliantono lagi. Ini juga yang menjelaskan osteoporosis pada wanita terjadi mulai pada usia 40-50 tahun, sementara pada pria mulai terjadi pada usia 60-70 tahun.
Menstruasi dan Osteoporosis
Estrogen merupakan unsur penting dalam penentuan massa tulang. Maka, masa remaja wanita mendapatkan menstruasi pertamanya sangat penting. Remaja wanita yang mendapatkan menstruasi pada usia 15 tahun ke atas, memiliki risiko osteoporosis lebih besar. Jika sampai usia 14 tahun anak remaja wanita Anda belum memperoleh menstruasi, periksakan ke ginekolog atau ahli kandungan. Selain faktor keturunan, bisa saja keterlambatan menstruasi karena adanya kelainan.
Menstruasi tidak teratur yang berlangsung dalam jangka panjang, menunjukkan kadar estrogen yang dimiliki tubuh sangat rendah. Berarti risiko kehilangan massa tulang juga meningkat. Untuk mengetahui kadar hormon estrogen dalam tubuh, perlu tes kadar hormon dalam darah. Maka, jangan pernah anggap enteng kelainan yang terjadi dalam siklus menstruasi Anda.
Selama hidupnya, wanita akan mengalami 40-50% massa tulang, sementara hanya 20-30% saja. Setelah usia 35 tahun, estrogen wanita mulai berkurang. Dan ini, menyebabkan wanita kehilangan jaringan tulang sebanyak 2-3% per tahun hingga memasuki masa menopause (usia 49-51 tahun), dan berlangsung terus hingga 5-10 tahun kemudian. Namun, Anda yang berada di usia produktif jangan terlena. Osteoporosis tidak hanya terjadi pada orangtua. Wanita usia produktif juga bisa terkena osteoporosis. Namun, umumnya kasus pada wanita muda hanya terjadi akibat kelainan hormon steroid atau kekurangan gizi. (Fitness/wsw)
Artikel selanjutnya: Bone Check: Tulang Padat, Tulang Kuat III
Source: Fitness Magazine, Edisi Oktober 2011, Halaman 78
0 comments:
Post a Comment