Bijak Hadapi si Anak Alergi!

iklan
Sindikasi lifestyle.okezone.com
KapanLagi.com: Woman
Bijak Hadapi si Anak Alergi!
Dec 24th 2011, 22:17

BAGAIMANA pengalaman pertama Moms mengenalkan makanan padat pertama kepada si kecil? Apakah si kecil langsung lahap, menggelengkan kepala, makanannya disembur atau malah justru dia menangis?

 
Sebagai orangtua, pasti Moms ingin memberi yang terbaik untuk buah hati tercinta bukan? Tentunya ini termasuk asupan nutrisi yang dikonsumsi si kecil. Bila Moms terpaksa berhadapan dengan masalah alergi si kecil, harus bagaimana ya? Yuk, jadi ibu pintar!
 
Jenis Makanan yang Membuat Alergi
 

Alergi yang berasal dari makanan biasanya berasal dari unsur protein suatu nutrient atau bahan makanan. Misalnya protein dari lauk hewani, susu, dan kacang-kacangan. "Namun, tidak semua makanan menyebabkan anak alergi dan tidak semua protein juga memiliki risiko tinggi alergi," ujar Dr Tinuk Agung Meilany SpA (K) dari RSAB Harapan Kita.

Protein adalah salah satu zat gizi makro (utama) yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang (zat pembangun). Oleh karena itu, penentuan seorang bayi atau anak menderita alergi seharusnya dipastikan oleh dokter untuk menghindari pelarangan yang berlebihan yang dapat mengganggu pertumbuhannya.
 
Dan perlu Moms ketahui, umumnya makanan yang sering menimbulkan alergi adalah:
- Protein susu sapi
- Protein telur, seafood (udang, cumi, kepiting, dll) dan sebagian ikan
- Kacang tanah
 
Tanda-tanda Alergi

Gejala alergi mudah dikenali orangtua, seperti:
 
Ciri kulit
- Kulit menjadi kasar dan kemudian memerah (yang paling cepat terlihat adalah pada pipi, pada kulit seluruh badan misalnya punggung, perut, lengan, kaki dll).
- Kadang ada anggapan "Pipi yang kasar dan merah disebut-sebut karena ASI" anggapan tersebut keliru, karena ASI merupakan bahan makanan bayi yang paling cocok tanpa risiko menyebabkan alergi.
- Bila parah dapat disertai bengkak.
 
Feses (kotoran BAB) bercampur bercak darah dan mencret. Gejala ini biasanya dikenali pada bayi yang minum susu sapi dan alergi.
 
- Batuk tanpa disertai demam dan pilek (seperti flu).
 
- Hidung berair biasanya jernih dan encer (tidak kental) dan tanpa demam.
 
- Muntah.
 
Makanan yang Baik untuk Anak Alergi

Makanan hipoalergenik (HA) termasuk bahan makanan yang dapat membantu Moms menghadapi anak yang terkena alergi. Jika anak alergi makanan yang berbahan dasar kacang-kacangan, sebaiknya hindari makanan tersebut. Jika dipaksa mengonsumsi makanan yang memicu alerginya, maka anak akan mengalami reaksi alergi yang terus menerus. Timbulnya reaksi alergi ini akan menimbulkan rasa tidak nyaman bagi anak dan membuat anak menjadi lebih rewel. Lebih lanjut, hal tersebut dapat mengganggu tumbuh kembang anak.

Saat ini ada berbagai jenis makanan instan yang dapat memudahkan Moms untuk memenuhi kebutuhan gizinya termasuk bubur. Bubur instan bermacam-macam jenisnya. Bila bayi lebih dari 6 bulan mulai mengonsumsi bubur (pendamping ASI), pilihlah bubur yang komposisi bahan penyusunnya bukan alergen. Contohnya untuk bayi usia 8 bulan, berikan tim lengkap yang berisi: beras, daging ayam, atau daging sapi dan sayuran.

Tinuk menyarankan pemberian biskuit sebagai makanan pendamping ASI. "Biskuit termasuk jenis selingan dalam susunan menu seimbang bayi usia sembilan bulan ke atas, yaitu tiga kali  bubur lengkap, dua kali selingan (buah dan biskuit) dan ASI," ucapnya. 
 
Komposisi makanan perlu diperhatikan, misalnya anak yg alergi susu sapi tentu harus dicarikan bubur instan atau biskuit yg tidak mengandung susu. dr Wiyarni Pambudi SpA IBCLC dari RS Royal Taruma menambahkan, bahwa bubur instan yang mengandung HA dapat membantu anak yang alergi pada suatu makanan tertentu. Namun, jika bubur instan dengan predikat HA tapi mengandung alergen tertentu, tetap saja menyebabkan alergi.
 
"Alergi itu spesifik, bubur instan atau bukan, kalau mengandung alergen, anak tetap muncul alerginya," tambahnya.
 
Uji Tantangan Makanan
 
Untuk mengetahui apakah si Kecil alergi terhadap suatu makanan tertentu, sebaiknya Moms melakukan Uji Tantangan Makanan (Elimination-Provocation Diet atau Food Challenge Test). Tentu saja sebaiknya sudah berkonsultasi dengan dokter anaknya dulu. Uji tantangan makanan ini digunakan untuk mengidentifikasi alergi terhadap makanan. Diet eliminasi makanan ini tujuannya menghapus daftar makanan yang berpotensi menyebabkan alergi.

Wiyarni menjelaskan bahwa uji tantangan ini dilakukan agar Moms dapat mengetahui suatu makanan tertentu yang memiliki efek alergi sehingga Moms dapat melakukan penghindaran agar si buah hati menderita karena efek dari alergi makanan tersebut.

"Setelah dua-tiga pekan mengeliminasi makanan yang berpotensi alergi, sebaiknya Ibu mulai melakukan uji tantangan pada anak, satu jenis makanan tiap minggunya. Contohnya pekan pertama ibu coba menyajikan masakan yang berbahan dasar ikan. Jika tidak terjadi efek apapun, maka dapat dikatakan si Kecil tidak alergi pada ikan. Kemudian minggu berikutnya coba dengan makanan lain dan seterusnya," jelasnya. (Sumber: Mom & Kiddie)
(tty)

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions

0 comments:

Post a Comment