Berkeringat (inmagine)
VIVAnews - Masalah keringat memang tak bisa dianggap sepele. Apalagi, jika tubuh memproduksi keringat secara berlebihan. Tangan dan kaki bisa basah keringat, padahal Anda tidak melakukan aktivitas fisik.
Jika hal ini sering terjadi, bisa jadi Anda mengalami hiperhidrosis. "Hiperhidrosis primer adalah ketika Anda berkeringat berlebihan untuk kebutuhan fisiologis dan tidak berhubungan dengan masalah medis lainnya atau efek samping dari obat," kata Dee Anna Glaser, profesor dermatologi dari Saint Louis University School of Medicine, seperti dikutip dari msn.com.
Contohnya, ketika duduk menonton televisi di ruangan yang tidak panas, Anda tetap berkeringat. Jika dibandingkan dengan orang-orang di sekeliling, Anda juga terlihat sangat berkeringat. Ini merupakan kondisi ekstrim, produksi keringat berlebihan.
Kondisi ini memang bisa dipicu penyakit seperti diabetes, tetapi biasanya keringat berlebihan hanya terjadi pada malam hari. Sedangkan, orang yang mengalami hiperhidrosis, produksi keringat terjadi kapan saja dan di area tubuh tertentu. Seperti ketiak, telapak tangan, wajah, kulit kepala, kaki dan di sepanjang jaringan payudara.
Awal mula hiperhidrosis bisa terjadi saat kecil maupun dewasa dan faktor keturunan diperkirakan jadi pencetus utama. Menurut Glaser, orang yang mengalami hiperhidrosis sebenarnya memiliki kelenjar keringat yang normal, dalam hal jumlah, ukuran dan fungsi.
Ia menduga penyebab hiperhidrosis karena ada yang gangguan sinyal pada otak. Sehingga, memerintahkan kelenjar untuk memproduksi keringat ketika tidak dibutuhkan. Untuk mengatasinya, Glaser menyarankan untuk memeriksakan diri ke dokter.
Pasien nantinya bisa diberikan antiperspirant tertentu atau obat untuk mengontrol produksi keringat. Suntik botoks tiap enam atau tujuh bulan, juga bisa dilakukan demi mengurangi keringat berlebih.
• VIVAnews
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.
Kirim Komentar
Anda harus Login untuk mengirimkan komentar
0 comments:
Post a Comment