ASKEP ASUHAN KEBIDANAN pada kepada ibu hamil pada ibu hamil nifas pada balita contoh pada bayi manajemen kehamilan bayi baru lahir pada bbl ibu bersalin pada neonatus persalinan pengertian pada bblr pada ibu nifas kb paradigma patologis patologi pada bayi baru lahir di komunitas standar 1 komunitas pada ibu bersalin makalah pada anak ibu hamil neonatus bbl patologi kehamilan bayi baru lahir persalinan ibu bersalin 1 2 3 bersalin normal kehamilan normal tips kecantikan gaya hidup wanita perempuan
Manfaat Hebat dari Kangkung
5 Makanan Pengusir Bad Mood
1. Sereal dingin
Tubuh kita akan menciptakan antidepressan sendiri saat kita sedang merasa depresi. Tapi jika kita kekurangan folic acid, antidepressan itu jadi tak berfungsi. Dari mana kita bisa mendapat asupan folic acid? Salah satunya adalah sereal.
2. Ikan
Menurut penelitian yang dilakukan University of Pitsburgh, semakin tinggi kadar asam lemak omega-3 (yang bisa ditemukan pada ikan), semakin bahagia seseorang. Asam lemak omega-3 mempengaruhi bagian otak yang mengatur mood. Beberapa ikan juga mengandung vitamin B12 yang merangsang otak untuk memproduksi serotonin dan membantu Anda jadi lebih rileks.
3. Kuning telur
Warnanya yang kuning cerah saja sudah mencerminkan keceriaan. Apalagi jika dimakan. Kuning telur mengandung zat bernama kolin. Kekurangan kolin akan membuat kita merasa gugup dan tegang.
4. Coklat
Menurut hasil penelitian yang dilakukan The British Journal of Psychiatry, hampir separuh jumlah orang yang sedang depresi akan merasakan keinginan untuk makan coklat. Ajaibnya, semua mengaku merasa lebih baik setelah ngidam coklat tersebut dipenuhi. Jadi, saat lagi bete, lupakan dulu diet Anda. Tak perlu banyak-banyak, cukup satu ons tapi nikmati setiap gigitannya.
5. Buah dan sayur
Efeknya mungkin tak akan kilat seperti coklat, tapi buah-buahan dan sayuran adalah menu wajib untuk menghindari bad mood. Menurut penelitian University College London, orang yang rajin makan buah dan sayur jarang sekali merasa depresi.
Status Gizi dan Faktor yang Mempengaruhi
A. Status Gizi
1. Pengertian
Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan zat gizi dengan kebutuhan. Keseimbangan tersebut dapat dilihat dari variabel pertumbuhan, yaitu berat badan, tinggi badan/panjang badan, lingkar kepala, lingkar lengan, dan panjang tungkai (Gibson, 1990). Jika keseimbangan tadi terganggu, misalnya pengeluaran energi dan protein lebih banyak dibandingkan pemasukan maka akan terjadi kekurangan energi protein, dan jika berlangsung lama akan timbul masalah yang dikenal dengan KEP berat atau gizi buruk (Depkes RI, 2000).
Status gizi dipengaruhi oleh konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi di dalam tubuh. Bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi dan digunakan secara efisien akan tercapai status gizi optimal yang memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin (Almatsir, 2001).
2. Penilaian Status Gizi
Untuk menentukan status gizi seseorang atau kelompok populasi dilakukan dengan interpretasi informasi dari hasil beberapa metode penilaian status gizi yaitu: penilaian konsumsi makanan, antropometri, laboratorium/biokimia dan klinis (Gibson, 2005). Diantara beberapa metode tersebut, pengukuran antropometri adalah relatif paling sederhana dan banyak dilakukan (Soekirman, 2000).
Dalam antropometri dapat dilakukan beberapa macam pengukuran yaitu pengukuran berat badan (BB), tinggi badan (TB) dan lingkar lengan atas (LILA). Dari beberapa pengukuran tersebut BB, TB dan LILA sesuai dengan umur adalah yang paling sering digunakan untuk survey sedangkan untuk perorangan, keluarga, pengukuran BB dan TB atau panjang badan (PB) adalah yang paling dikenal (Soekirman, 2000).
Melalui pengukuran antropometri, status gizi anak dapat ditentukan apakah anak tersebut tergolong status gizi baik, kurang atau buruk. Untuk hal tersebut maka berat badan dan tinggi badan hasil pengukuran dibandingkan dengan suatu standar internasional yang dikeluarkan oleh WHO. Status gizi tidak hanya diketahui dengan mengukur BB atau TB sesuai dengan umur secara sendiri-sendiri, tetapi juga merupakan kombinasi antara ketiganya. Masing-masing indikator mempunyai makna sendiri-sendiri.
Indikator BB/U menunjukkan secara sensitif status gizi saat ini (saat diukur) karena mudah berubah, namun tidak spesifik karena berat badan selain dipengaruhi oleh umur juga dipengaruhi oleh tinggi badan. Indikator ini dapat dengan mudah dan cepat dimengerti oleh masyarakat umum, sensitif untuk melihat perubahan status gizi dalam jangka waktu pendek; dan dapat mendeteksi kegemukan.
Indikator TB/U dapat menggambarkan status gizi masa lampau atau masalah gizi kronis. Seseorang yang pendek kemungkinan keadaan gizi masa lalu tidak baik. Berbeda dengan berat badan yang dapat diperbaiki dalam waktu singkat, baik pada anak maupun dewasa, maka tinggi badan pada usia dewasa tidak dapat lagi dinormalkan. Pada anak Balita kemungkinkan untuk mengejar pertumbuhan tinggi badan optimal masih bisa sedangkan anak usia sekolah sampai remaja kemungkinan untuk mengejar pertumbuhan tinggi badan masih bisa tetapi kecil kemungkinan untuk mengejar pertumbuhan optimal. Dalam keadaan normal tinggi badan tumbuh bersamaan dengan bertambahnya umur. Pertambahan TB relatif kurang sensitif terhadap kurang gizi dalam waktu singkat. Pengaruh kurang gizi terhadap pertumbuhan TB baru terlihat dalam waktu yang cukup lama. Indikator ini juga dapat dijadikan indikator keadaan sosial ekonomi penduduk (Soekirman, 2000).
Indikator BB/TB merupakan pengukuran antropometri yang terbaik karena dapat menggambarkan secara sensitif dan spesifik status gizi saat ini atau masalah gizi akut. Berat badan berkorelasi linier dengan tinggi badan, artinya dalam keadaan normal perkembangan berat badan akan mengikuti pertambahan tinggi badan pada percepatan tertentu. Dengan demikian berat badan yang normal akan proporsional dengan tinggi badannya. Ini merupakan indikator yang baik untuk menilai status gizi saat ini terutama bila data umur yang akurat sering sulit diperoleh. Untuk kegiatan identifikasi dan manajemen penanganan bayi dan anak balita gizi buruk akut, maka WHO & Unicef merekomendasikan menggunakan indikator BB/TB dengan cut of point < -3 SD WHO 2006 (WHO & Unicef, 2009).
Dalam panduan tata laksana penderita KEP (Depkes, 2000) gizi buruk diartikan sebagai keadaan kekurangan gizi yang sangat parah yang ditandai dengan berat badan menurut umur kurang dari 60 % median pada baku WHO-NCHS atau terdapat tanda-tanda klinis seperti marasmus, kwashiorkor dan marasmik-kwashiorkor. Agar penentuan klasifikasi dan penyebutan status gizi menjadi seragam dan tidak berbeda maka Menteri Kesehatan [Menkes] RI mengeluarkan SK Nomor 920/Menkes/SK/VIII/2002 tentang klasifikasi status gizi anak bawah lima tahun. Dengan keluarnya SK tersebut maka data status gizi yang dihasilkan mudah dianalisis lebih lanjut baik untuk perbandingan , kecenderungan maupun analisis hubungan (Depkes, 2002).
Menurut SK tersebut penentuan gizi status gizi tidak lagi menggunakan persen terhadap median, melainkan nilai Z-score pada baku WHO-NCHS. Secara umum klasifikasi status gizi balita yang digunakan secara resmi adalah seperti Tabel 1.
Tabel 1. Klasifikasi Status Gizi Anak Bawah Lima Tahun (Balita) *
INDEKS | STATUS GIZI | AMBANG BATAS **) |
Berat Badan menurut Umur (BB/U) | Gizi Lebih | > +2 SD |
Gizi Baik | >= -2 SD sampai +2 SD | |
Gizi Kurang | < -2 SD sampai >= -3 SD | |
Gizi Buruk | < -3 SD | |
Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) | Normal | > = -2 SD |
Pendek (Stunted) | < -2 SD | |
Berat badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) | Gemuk | > +2 SD |
Normal | >= -2 SD sampai +2 SD | |
Kurus (wasted) | < -2 SD sampai >= -3 SD | |
Kurus sekali | < -3 SD |
*) Sumber : SK Menkes 920/Menkes/SK/VIII/2002.
**) SD = Standard deviasi
Penelitian ini menggunakan terminologi gizi buruk berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) sesuai SK Menkes No SK Menteri Kesehatan RI Nomor 1457/Menkes/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan diKabupaten/Kota, menyebutkan bahwa setiap balita gizi buruk harus mendapatkan penanganan sesuai standar. Balita gizi buruk yang dimaksud pada SPM tersebut adalah Balita yang memiliki BB/TB < -3 SD WHO-NCHS dan atau memiliki tanda-tanda klinis (Depkes, 2003).
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi
Menurut Unicef (1998) gizi kurang pada anak balita disebabkan oleh beberapa faktor yang kemudian diklasifikasikan sebagai penyebab langsung, penyebab tidak langsung, pokok masalah dan akar masalah.
Gizi kurang secara langsung disebabkan oleh kurangya konsumsi makanan dan adanya penyakit infeksi. Makin bertambah usia anak maka makin bertambah pula kebutuhannya. Konsumsi makanan dalam keluarga dipengaruhi jumlah dan jenis pangan yang dibeli, pemasakan, distribusi dalam keluarga dan kebiasaan makan secara perorangan. Konsumsi juga tergantung pada pendapatan, agama, adat istiadat, dan pendidikan keluarga yang bersangkutan (Almatsier, 2001).
Timbulnya gizi kurang bukan saja karena makanan yang kurang tetapi juga karena penyakit. Anak yang mendapat makanan yang cukup baik tetapi sering diserang diare atau demam, akhirnya dapat menderita gizi kurang. Sebaliknya anak yang makan tidak cukup baik maka daya tahan tubuhnya (imunitas) dapat melemah, sehingga mudah diserang penyakit infeksi, kurang nafsu makan dan akhirnya mudah terkena gizi kurang (Soekirman, 2000). Sehingga disini terlihat interaksi antara konsumsi makanan yang kurang dan infeksi merupakan dua hal yang saling mempengaruhi.
Menurut Schaible & Kauffman (2007) hubungan antara kurang gizi dengan penyakit infeksi tergantung dari besarnya dampak yang ditimbulkan oleh sejumlah infeksi terhadap status gizi itu sendiri. Beberapa contoh bagaimana infeksi bisa berkontribusi terhadap kurang gizi seperti infeksi pencernaan dapat menyebabkan diare, HIV/AIDS,tuberculosis, dan beberapa penyakit infeksi kronis lainnya bisa menyebabkan anemia dan parasit pada usus dapat menyebabkan anemia. Penyakit Infeksi disebabkan oleh kurangnya sanitasi dan bersih, pelayanan kesehatan dasar yang tidak memadai, dan pola asuh anak yang tidak memadai (Soekirman, 2000).
Penyebab tidak langsung yaitu ketahanan pangan di keluarga, pola pengasuhan anak, serta pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan. Rendahnya ketahanan pangan rumah tangga, pola asuh anak yang tidak memadai, kurangnya sanitasi lingkungan serta pelayanan kesehatan yang tidak memadai merupakan tiga faktor yang saling berhubungan. Makin tersedia air bersih yang cukup untuk keluarga serta makin dekat jangkauan keluarga terhadap pelayanan dan sarana kesehatan, ditambah dengan pemahaman ibu tentang kesehatan, makin kecil resiko anak terkena penyakit dan kekurangan gizi (Unicef, 1998) Sedangkan penyebab mendasar atau akar masalah gizi di atas adalah terjadinya krisis ekonomi, politik dan sosial termasuk bencana alam, yang mempengaruhi ketidak-seimbangan antara asupan makanan dan adanya penyakit infeksi, yang pada akhirnya mempengaruhi status gizi balita (Soekirman, 2000).
Penelitian Anwar (2006) mengenai faktor resiko kejadian gizi buruk di Lombok Timur. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa gizi buruk di Kabupaten Lombok Timur disebabkan oleh Faktor karakteristik keluarga dan pola asuh, yaitu : pendapatan keluarga (berisiko 5,03 kali), tingkat pendidikan ibu (2,32 kali), pengetahuan ibu mengenai pemantauan pertumbuhan (berisiko 15,64 kali), pengasuh anak (7,87 kali), berat badan lahir (5,73 kali), lama ASI eksklusif (2,57 kali), status imunisasi (10,28 kali), dan pola makan anak (3,27 kali). Namun secara bersama (simultan), hanya pengetahuan ibu yang bermakna sebagai faktor risiko gizi buruk di Kabupaten Lombok Timur. Pada penelitian ini faktor karakteristik keluarga yang menjadi pertimbangan dan dapat mempengaruhi hasil adalah pendapatan keluarga dan tingkat pendidikan ibu.
Bentuk-bentuk Kipas Angin Yang Unik
Perlu Anda Tahu!!! 8 Icon Dunia Yang Terlupakan
1. Lighthouse yang Tenggelam dalam Lautan Pasir
Mercusuar Rubjerg di Jutlandia Knude Denmark, mulai beroperasi pada 27 Desember 1900 (pembangunannya dimulai tahun 1899). Mercusuar ini berada di puncak tebing Lønstrup Klint, 60 meter di atas permukaan laut. Mercusuar ini beroperasi sampai 1908, di sebuah pabrik gas, lalu pada 1 Agustus 1968, berhenti beroperasi. Kini mercusuar itu telah menjadi bukit pasir raksasa. Padahal dulu mercusuar ini menjadi icon yang berada di ketinggian. Erosi selama bertahun tahun membuat bangunan itu mengikis dan tinggal puing-puing. Meski demikian masih terlihat kejayaan masa lalu.
Inilah Rubjerg Mercusuar di Jutlandia Knude 15 tahun lalu.
2. The “American Star”
3. Gereja yang berdiri di atas lautan lava
Pada 20 Februari 1943, sebuah gunung berapi tiba-tiba meletus di negara bagian Michoacan Meksiko, dan menghabiskan dua buah desa dengan lava panas dan abunya. Dan, 64 tahun setelah itu letusan dahsyat itu, tidak ada lagi yang tersisa dari dua desa yang musnah itu, selain sebuah menara gereja San Juan Parangaricutiro. Inilah satu satunya penanda bahwa dulunya di kawasan itu pernah ada dua desa.
Menara gereja San Juan berdiri tegak di lautan lava. Gereja San Juan menjadi tampak mengerikan dan angker seolah berasal dari negeri anta berantah. Letusan gunung, dan lava panas mengalir ke daerah sekitar dan menutupi ¾ dari kota. Di bawah sisa sisa lava itulah rumah-rumah dan bangunan kota terkubur, beserta penghuninya.
4. Konstruksi Crane terkubur di Ice Sheet
Pada pertengahan 1960-an, ITT membangun jalur transmisi listrik di Antartika. Menara transmisi berdiri 115 meter. Seperti yang anda lihat di foto ini, semua kecuali menara setinggi 40 feet sekarang terkubur di dalam es, dan derek yang digunakan untuk membangun menara benar-benar tertutup oleh es Tidak hanya menara transmisi yang dikubur, tapi juga stasiun penelitian Antartika sendiri. Stasiun Byrd tua telah ditutup dan terkubur di dalam timbunan es 40-50 meter.
5. Hotel Ryugyong di Korea Utara, Unik dan Tanpa Jendela
Jika Dr Evil adalah seseorang yang nyata, ia akan membutuhkan tempat persembunyian yang nyata, dan bahwa tempat persembunyian nyata mungkin sekali adalah The Ryugyong Hotel di Pyongyang, Korea Utara. Ini adalah bangunan raksasa dengan 105 lantai, namun anehnya, tak ada satupun jendela di sana. Entah bagaimana konsep sebenarnya dari bangunan raksasa ini sampai-sampai tidak memberikan satupun jendela di sana.
6. Benteng Tentara Merah di Tengah Laut
Benteng masing-masing kelompok terdiri dari tujuh menara dengan sebuah jalan yang menghubungkan mereka semua ke menara kontrol pusat.Benteng, bila dilihat secara keseluruhan, terdiri satu Bofors menara, menara kontrol, empat pistol menara dan menara sorot.
7.Kota Hantu San Zhi
Daerah disebut San Zhi. Tidak diketahui nama arsiteknya karena pembangunan ini diperintahkan oleh pemerintah kepada beberapa perusahaan local. Awalnya, bangunan-bangunan itu diperuntukkan bagi tempat wisata mewah yang melambangkan Taipei yang makmur dan kaya. Namun kini keadaan menjadi terbalik. Bangunan-bangunan yang tadinya untuk tempat pariwisata telah berubah menjadi aneh dan berhantu. Banyak kejadian-kejadian aneh diisukan terjadi di sana.
Walhasil, tidak satupun wisatawan mau berkunjung ke sana, apalagi untuk berlibur, Koran-koran setempat mengatakan ada banyak kecelakaan selama konstruksi, dan sebagai berita menyebar ke warga kota negara pulau itu, sehingga mereka takut datang ke sana. Warga setempat mengatakan wilayah itu sekarang dihantui oleh roh-roh penasaran dari pekerja yang mati sia sia di sana. Ini membuat mereka yang tadinya berusaha bertahan, akhirnya kabur dari tempat itu. Lama kelamaan kota wisata itu menjadi kosong.
8. Bangkai kapal di pantai Mauritania
Teluk Nouadhibou, tujuh kilometer sebelah selatan dari kota Mauritania, merupakan salah satu kuburan terbesar di dunia. Lewat Google Maps dapat dilihat ratusan kerangka yang menumpuk di sana-sini, di sinilah kuburan kapal raksasa yang sudah terlihat berkarat itu.
Asal Mula Kucing Hitam Menjadi Sebuah Simbol Horor dan Magis
Kucing hitam sering dikaitkan dengan mitos misteri yang menakutkan benarkah demikian
Sebagian masyarakat percaya bahwa kehadiran kucing hitam selalu diidentikkan dengan datangnya bangsa lelembut atau hantu. Biasanya kucing hitam tak datang di sembarang tempat dan waktu. Hanya tempat-tempat sepi dan wingit saja yang menjadi tempat kesukaan munculnya kucing hitam.
Kepercayaan akan kucing hitam bermula dari sejarah di jaman Babylonia kuno tempo dulu. Saat itu kucing hitam dipersembahkan dalam upacara ritual untuk dibakar bersama sesaji lainnya. Mitos ini timbul karena ada seekor kucing hitam yang tidur di tengah-tengah seekor ular dengan pulasnya, padahal saat itu ular merupakan lambang dari kejahatan.
Di Finlandia, masyarakat di sana percaya bahwa kucing hitamlah yang membawa jiwa manusia ke alam baka. Di China, kehadiran seekor kucing hitam merupakan pertanda bahwa mereka akan terkena penyakit atau akan jatuh miskin. Ceritanya sedikit berubah di tempat lain, di India, jiwa yang bereinkarnasi dapat dibebaskan dengan melempar kucing hitam ke api. Ada satu legenda dari Bengali bahwa ada seorang wanita yang dapat merubah jiwa manusia menjadi seekor kucing hitam, dan setiap kucing hitam yang disakiti akan menyakiti wanita itu juga.
Ada juga kepercayaan lain, yang mengatakan bahwa kucing hitam ini merupakan salah satu penyamaran para penyihir. Walaupun tidak ada saksi yang pernah menyaksikan ada penyihir yang berubah menjadi seekor kucing hitam atau seekor kucing hitam yang berubah menjadi seorang penyihir, tetapi mereka mengatakan bahwa suatu hari mereka menyakiti seekor kucing hitam dan kucing hitam itu terluka, dan keesokan harinya mereka menemukan luka yang sama di tempat yang sama kucing itu terluka pada seorang wanita.
Percaya atau tidak, apakah kucing hitam ada hubungannya dengan dunia spiritual itu semua terserah Anda.
Terbaru!!! Trend Gaya Rambut Cewek Tahun 2010 2011
Trend hairstyle girls 2010-2011 yang cukup bervariasi, diantara kamu mungkin ada yang mau mencoba salah satu model rambut wanita 2010-2011 diatas. Langsung aja ke salon langganan kamu deh.
Kemenkes Tambah Kaya Si Miskin Tetap Sengsara
Kecaman antara lain disuarakan oleh Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (Fitra). Koordinator Advokasi dan Investigasi Fitra, Uchok Sky Khadafi, membeberkan, Kemenkes saat ini sudah mendapat alokasi anggaran cukup besar, yakni Rp 21,4 triliun. Ditambah dengan penambahan anggaran yang disetujui DPR, maka total yang dihabiskan kementerian pimpinan Endang Rahayu Sedyaningsih pada 2010 mencapai Rp 22,4 triliun atau naik sekitar 86 persen dibandingkan APBN 2009 Rp19,2 triliun. Sebuah angka yang cukup besar, melihat amburadulnya pelayanan kesehatan selama ini.
“Padahal, kalau mau diselidiki sebenarnya penambahaan alokasi anggaran Kemenkes ini bukan untuk kepentingan kesehatan rakyat miskin, tapi lebih mendongkrak naiknya anggaran birokras. KPK dan BPK harus terjun menginvetigasi,” kata Uchok kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.
Menurutnya, naiknya anggaran birokrasi, antara lain penambahaan anggaran Rp 700 miliar hanya untuk membayar tunjangan tenaga dokter, dokter gigi pegawai tidak tetap (PTT) 13.094, dokter gigi spesialis 86, dan bidan PTT 47.848.
Kemudian, alokasi anggaran Rp 300 miliar hanya untuk pengadaan buku, permebelan, bus sekolah, pengadaan alat bantu belajar-mengajar, rehabilitas gedung, dan pengadaan listrik, sumur/air dan sarana air limbah. Untuk kepentingan rakyat langsung hanya Rp 40 miliar, yakni berupa kegiatan pengembangan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) untuk puskemas di daerah.
Begitupun, kalau melihat anggaran kesehatan pada APBN 2010 yang telah disetujui DPR tahun lalu, telah dipagu pada kisaran Rp 21,4 triliun. Yang paling besar adalah untuk belanja pegawai, Rp 2,9 triliun, belanja barang dan jasa Rp 10 triliun, belanja modal Rp 2,1 triliun, dan belanja sosial Rp 6,8 triliun.
Kata dia, dengan penambahaan alokasi anggaran dalam APBN-P 2010, maka akan ada penambahaan alokasi anggaran. Pertama, alokasi anggaran belanja pegawai di Kemenkes bertambah Rp 700 miliar. Jadi, dengan adanya penambahaan anggaran ini berarti anggaran belanja pegawai akan menjadi Rp 3,7 triliun.
Selain itu, alokasi anggaran untuk belanja pegawai akan bertambah sekitar Rp 4,1 triliun, apabila anggaran yang lain untuk belanja barang dan jasa, termasuk pegawai, yaitu perjalanan dinas, perjalanan luar negeri, penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan, dan administrasi kegiatan.
“Dengan demikian, alokasi anggaran untuk kepentingan birokrasi sebesar Rp 7,4 triliun atau 35 persen dari total alokasi anggaran tambahaan Rp 22, 4 triliun,” kata Uchok.
Menurut dia, alokasi anggaran untuk kepentingan belanja birokrasi terlalu mahal bila dibandingkan dengan program-program kegiatan yang prorakyat. Sebab, alokasi anggaran yang prorakyat hanya Rp 5 triliun, yang direncanakan untuk program pengadaan Bantuan Sosial Operasional Askeskin di kelas III Rp 4 triliun, dan bantuan bagi masyarakat miskin melalui Jamkesmas Rp 1 triliun.
“Jadi, anggaran kesehatan untuk orang miskin hanya 22 persen dari total anggaran sebesar Rp 22,4 triliun,” tamahnya.
Jadi, alokasi anggaran Rp 5 triliun kalau diberikan kepada 32,53 juta orang miskin (berdasarkan data BPS tahun 2009), maka setiap orang miskin akan menerima Rp 153.704 untuk setiap tahun, atau sebulan hanya Rp 12.809.
Itu jelas sangat kontrakdiktif bila dibandingkan dengan asuransi kesehatan anggota DPR. Seorang anggota DPR menerima asuransi kesehatan Rp 66.457.143 per tahunnya, dengan fasilitas VVIP atau Rp 5,5 juta per bulan. Total anggaran asuransi DPR adalah Rp 37,2 miliar.
“Alokasi anggaran untuk kesehatan orang miskin tidak pernah dipikirkan. Pemerintah selalu menutup mata dan lepas tangan. Pemerintah sepertinya menganggap orang miskin sebagai orang asing yang membebani keuangan negara saja,” katanya.
Melihat belanja operasional Menkes, hati pasti tercabik-cabik. Operasional Menkes dalam setahun bisa mencapai Rp 19 miliar (diluar gaji). Dan setiap bulan, bisa membelanjakan Rp 1,5 miliar, atau Rp. 52 juta per hari. (Lihat tabel Uraian dan Opersional Anggaran Belanja Menkes).
Pengadaan barang dan jasa pada Kemenkes tidak merinci apa yang akan dibeli atau diadakan oleh perusahaan, tetapi hanya secara umum dijelaskan bahwa Kemenkes akan mengadakan laboratorium.
Uchok menambahkan, alokasi anggaran pengadaan barang dan jasa Rp 959,2 miliar di 10 lembaga berpotensi di-mark up. “Ini juga dibuktikan ketika penegak hukum banyak membongkar kasus-kasus korupsi di Kemenkes.”
Ditanya mengenai hal yang sama, Direktur LBH Kesehatan Iskandar Sitorus menyatakan, kenaikan anggaran tidak berkolerasi lurus dengan peningkatan pelayanan publik mengenai kesehatan. Kenaikan APBN dan penambahan APBN-P hanya untuk mempercantik diri dan perluasan bangunan serta memperbanyak fasilitas. Selain itu, Kemenkes justru mempernbayak kunjungan-kunjungan yang tidak perlu.
“Wajar jika tuduhan miring tentang pemanfaatan anggaran yang tidak halal. Alasannya, daya serapnya bukan kepada publik,” katanya kepada Rakyat Merdeka di Jakarta, kemarin.
Kemenkes tidak mau menukar program Jamkesmas dengan sistem jaminan layanan kesehantan yang diamanatkan undang-undang. Padahal, menurut dia, kalau Kemenkes berani, setidaknya serapan angaran terhadap birokrasi akan terjawab. “Yang menjadi persoalan, birokrasi di bawah tidak mau diserap publik. Struktur di bawah Kemenkes ini yang perlu diperhatikan.”
Menurut dia, publik harus tahu, anggaran yang besar itu, pengalokasiannya kemana? Jangan hanya DPR dan pemerintah saja yang tahu, publik hanya dininabobokan anggaran kesehatan yang naik.
Sekalipun penggodokan anggarannya ada di DPR, hanya besarannya saja. Sedangkan untuk satuannya mereka tidak tahu ke mana larinya.
“Untuk itu, menjadi tanggung jawab BPK dan KPK untuk mengawasi anggaran dan mengauditnya,” katanya.
“Kerjanya Belum Beres”
Irgan Chairul Mahfiz, Wakil Ketua Komisi IX
Wakil Ketua Komisi IX Irgan Chairul Mahfiz, berpendapat, kinerja Kementerian Kesehatan belum menunjukkan performance yang membanggakan. Undang-Undang Kesehatan No 36/2009 mengamanatkan anggaran kesehatan sebesar lima persen dari APBN. “Namun, faktanya yang terealisasi baru 2,5 persen lebih dikit,” katanya kepada Rakyat Merdeka di Jakarta, kemarin.
Sah-sah saja anggaran Kemenkes dinaikkan mengingat banyaknya masyarakat di negeri ini yang membutuhkan pelayanan kesehatan dari pemerintah. Namun, harus dibarengai kinerja yang bagus dari Kemenkes terhadap pelayanan kesehatan masyarakat Indonesia .
Menurut dia, komitmen peningkatan sarana-prasana masih sangat jauh terutama di daerah-daerah perbatasan dan pedalaman. Tidak hanya itu, di daerah perkotaan pun pelayanan kesehatan pemerintah ini tidak optimal. Terbukti banyak yang memilih berobat ke rumah swata, bahkan ke luar negeri. “Ini indikator yang mengindikasikan ke tidak maksimalan kinerja.”
Persoalan lain adalah menyangkut daya serap. Kemenkes kurang bisa berkoordinasi dengan derah. “Tenaga medis seperti dokter, bidan perawat dan fasilitas kesehatan di daerah sering menjadi kendala yang tidak bisa dipecahkan,” katanya.
Mengingat banyaknya item dan besarnya anggaran, dia meminta KPK dan BPK turun tangan mengaudit dana dan kinerja.
“Buat apa DPR perjuangkan kenaikan anggaran kalau implematasinya tidak bagus,” katanya.
“Kami Butuh Dukungan”
Bambang Sulistomo, Staf Khusus Menteri Kesehatan
Staf Khusus Menteri Kesehatan, Bambang Sulistomo, menyatakan, penambahan anggaran untuk Kementerian Kesehatan, terutama untuk mencukupi penyiapan atas kebutuhan tenaga kesehatan di daerah pendalaman, terpencil, yang selama ini menjadi kendala.
Selain itu, peningkatan anggaran itu, untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan dana operasional kesehatan di Puskesmas-Puskesmas.
“Kemenkes bersyukur atas peningkatan anggaran tersebut,” katanya kepada Rakyat Merdeka, lewat pesan singkatnya.
Untuk menjawab keraguan berbagai pihak, Kemenkes membuka diri dan mengharapkan pengawasan masyarakat, agar semua program pelayanan dan jaminan kesehatan kesehatan masyarakat semakin baik. “Kita butuh dukungan semua pihak,” katanya.
TNI Tidak Pernah Berniat Perang Dengan Malaysia
Karo Humas Kemenhan, Brigjen I Wayan Midhio Memberikan Klarifikasi
Karo Humas Kemenhan, Brigjen I Wayan Midhio menyatakan, TNI tidak pernah berniat untuk berperang dengan pasukan Malaysia. TNI justru terus menjalin kerja sama dengan Malaysia.
Hal ini disampaikan I Wayan untuk meluruskan berita di halaman ini, edisi Kamis, 19 Agustus 2010 yang berjudul “Prajurit Malaysia Selalu Over Acting”. Terutrama di paragraf pertama mengenai pernyataan “Mereka terus saja over acting. Jadinya terjadi perselisihan dilapangan”.
I Wayan meluruskan, perselisihan tersebut terjadi bukan karena prajurit Diraja Malaysia yang over acting. Tetapi disebabkan karena kesalahpahaman akibat belum disepakatiya batas-batas laut kedua negara.
Selanjunya, I Wayan juga meluruskan penjelasan pada paragraf ke-7 yang menyatakan “Tetapi jika Malaysia tidak mau membuat kesepakatan juga dengan pemerintah maka pada prinsipnya TNI AL sudah siap”.
Kata dia, paragraf itu seolah menggambarkan kalau TNI mau berperang. Padahal TNI tidak pernah berniat untuk berperang dengan pasukan Malaysia. TNI justru terus menjalin kerja sama dengan Malaysia. [RM]
sumber: http://www.rakyatmerdeka.co.id/news.php?id=1759
Anggaran Kesehatan Belum Sesuai Amanat Undang-Undang
TEMPO Interaktif, Jakarta - Alokasi anggaran kementerian kesehatan yang dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2011 sebesar Rp 26,2 triliun, belum memenuhi amanat Undang Undang nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
"Sebetulnya anggaran masih kurang juga, tapi tentu saja kami akan diberi kenaikan anggaran secara bertahap," ujar Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih yang ditemui di kantornya, Jumat (20/8)
Pada pasal 171 ayat (1) UU Kesehatan berbunyi: “Besar anggaran kesehatan Pemerintah dialokasikan minimal sebesar 5 % (lima persen) dari anggaran pendapatan dan belanja negara di luar gaji”. Pada ayat (2) : “Besar anggaran kesehatan pemerintah daerah provinsi, kabupaten/kota dialokasikan minimal 10 % (sepuluh persen) dari anggaran pendapatan dan belanja daerah di luar gaji”.
Belanja negara dalam RAPBN 2011 sebesar Rp 1.202 triliun. Seharusnya alokasi biaya kesehatan sesuai UU Kesehatan adalah Rp 60,1 triliun (5 persen).
Endang mengakui bahwa untuk menambah anggaran, perlu pemanfaatan yang baik. "Kemarin itu, kami belum bagus tentang penilaian keuangannya, jadi kami juga harus benahi dulu. Mereka juga akan melihat kalau anggaran ditambah, tapi yang dulu aja tidak diserap, juga jadi pertanyaan," kata dia.
Laporan Keuangan Kementerian Kesehatan tahun 2009 turun derajat karena mendapat opini Tidak Memberi Pendapat dari Badan Pemeriksa Keuangan. Padahal, tahun 2008 mendapat opini Wajar Dengan Pengecualian. Endang berjanji akan memperbaiki kinerja sumber daya manusia di kementeriannya.
Untuk program tahun depan, Endang menyatakan akan menyamaratakan Bantuan Operasional Kesehatan untuk Puskesmas. "Sekarang kan sebagian ada yang dapat Rp 100 juta, ada yang Rp 18 juta, ada yang Rp 22 juta. 2011 kami upayakan dapat yang sama. Kalau bisa 100 juta per tahun," ujarnya.
Cakupan jaminan kesehatan masyarakat, kata Endang, tahun depan diupayakan mengikutkan 17 juta pekerja sektor informal. "Kami juga akan menambah kategori bagi penderita Thallasemia agar bisa mendapatkan jaminan," ujarnya.
dianing sari
Pedagang di Karawang Jual Daging Tiren
Petugas gabungan di Sleman, Yogyakarta, juga menggelar razia daging kedaluwarsa maupun barang yang sudah tidak boleh dikonsumsi di Pasar Tempel. Di pasar itu, petugas menemukan dan menyita daging ayam yang diduga tiren serta puluhan produk makanan kedaluwarsa.
Sementara itu, ikan asin yang mengandung formalin ditemukan petugas ketika menggelar sidak di Pasar Induk Rau, Kota Serang, Banten. Formalin juga ditemukan pada cumi-cumi asin. Sidak sengaja dilengkapi laboratorium mini yang ditempatkan di sebuah mobil keliling milik Balai POM. Sidak dilakukan menyusul banyaknya keluhan warga soal daging ayam tiren.
Di Tegal, Jawa Tengah, sidak yang dilakukan petugas Dinas Kesehatan setempat menemukan daging ayam dengan kadar air tinggi serta daging sapi impor Australia tanpa dilengkapi surat keterangan kesehatan daging. Daging berkadar air tinggi diduga telah direndam atau dicuci terlebih dahulu agar bobot daging lebih berat sehingga menguntungkan jika dijual. Sebagian daging kemudian diambil petugas/ untuk diperiksa lebih lanjut di laboratorium.
Di Magelang, Jateng, petugas Dinas Perternakan dan Perikanan memeriksa daging yang dibawa penjual di tepi jalan sebelum diperdagangkan. Dalam razia itu petugas menemukan daging gelonggongan. Namun daging asal Boyolali tersebut tidak disita karena akan dijual ke luar daerah Magelang. Aparat akan menyita jika daging akan dijual di Magelang.(IAN)
sumber:
http://berita.liputan6.com/daerah/201008/292350/Pedagang.di.Karawang.Jual.Daging.Tiren
Stakeholder Penempatan Inginkan LTSP Di Sumsel
Menurut Gandi, LTSP Sumsel diperlukan agar layanan penempatan utamanya dalam hal pengurusan dokumen dan keabsahan keberangkatan TKI. "Hingga kini pengiriman TKI kami sering terganggu," tegas Gandi
Menjawab harapan LTSP, Jumhur mengatakan, keberadaan LTSP memang terbukti menguntungkan stakeholder penempatan TKI. Di NTB, semua layanan TKI mulai dari pajak, asuransi, kesehatan dan lainnya mampu dilakukan lebih cepat, muran, dan aman. Selain di NTB, di Sumatra Utara, pemdanya juga sudah mengeluarkan Surat Keputusan persetujuan pendirian LTSP di wilayahnya.
Sementara menjawab pertanyaan Masnayu dari PT Kurnia Bina Rizki, Kasubdit Pelayanan Kesehatan TKI Elia Rosalina Afif mengatakan, di Palembang sejak 2005 sudah ada dua sarana kesehatan, yaitu RSUP Moh Husin dan Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK).
Ditambahkan Elin, sapaan akrab Elia Rosalina, Pemerintah Malaysia memang menetapkan setiap Sarkes harus memiliki notice pelantikan yang dikeluarkan oleh Kedubes Malaysia di Jakarta.
"Dari dua Sarkes itu, hanya Sarkes BBLK yang sudah confirm akan dikeluarkan notice pelantikannya, Selasa pekan depan," terang Elin, seraya menyebutkan soal tarif pemeriksaan kesehatan itu ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan, antara Rp 250 ribu hingga Rp 400 ribu.(ARI)
Gawat !!! Wabah Kolera Kembali Muncul di Dunia
WHO juga mencatat 837 kasus kolera di Nigeria utara sejak pertengahan Juni, termasuk 30 korban tewas. ”Angka kematian akibat kolera di negara-negara itu antara lain 3,6 persen dari total infeksi di Nigeria dan 7,8 persen di Kamerun. Angka ini terlalu tinggi dibandingkan dengan ambang 1,0 persen yang lazim,” tambahnya.
Menteri Kesehatan Nigeria Onyebuchi Chukwu, Kamis, juga mengumumkan jumlah korban yang jauh lebih tinggi. Dia mengatakan, korban tewas telah meningkat menjadi 231 orang dari total 4.600 orang yang terinfeksi.
Dishub DKI Siapkan Tenda dan Posko Kesehatan
Kabid Pengendalian Operasional Dishub DKI Jakarta, Hulman Sitorus menerangkan, seluruh fasilitas itu dapat dinikmati pemudik pada H-7 hingga H+7 lebaran, di 11 terminal bantuan. Ke-11 terminal bantuan tersebut yaitu di Tanjung Priok, Rawamangun, Grogol, Pinangranti, Muara Angke, Pasar Minggu, Rawabuaya, Tanah Merdeka, Safari Darma Rata, di daerah Mampang yaitu Jl Kapten Tendean, serta lokasi Damri Kemayoran.
"Sedangkan di empat terminal utama, fasilitas tersebut memang sudah ada di terminal itu sebelumnya," ujarnya.
Keempat terminal utama tersebut yaitu Terminal Pulo Gadung, Kali Deres, Kampung Rambutan dan Lebakbulus. Sementara, selain fasilitas peristirahatan, ungkap Hulman lagi, ke-15 terminal tersebut juga dilengkapi dengan posko kesehatan dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta.
Dishub juga menyebut akan menyiapkan 6.114 bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) sebagai Angkutan Lebaran 2010, yang (keberadaannya) tersebar di 15 terminal bus mudik. Dengan rincian, bus reguler AKAP 2.435 unit dan 3.157 unit AKAP non-DKI, bus bantuan 280 unit, serta bus cadangan sebanyak 242 unit dari tujuh perusahaan otobus.
Ribuan armada ini akan mengangkut jumlah pemudik yang diprediksikan mencapai 2,3 juta jiwa. Jumlah ini disebutkan meningkat dibandingkan tahun lalu, yang tercatat hanya sebanyak 2,2 juta jiwa. (pes)
sumber: http://www.jpnn.com/read/2010/08/20/70561/Dishub-DKI-Siapkan-Tenda-dan-Posko-Kesehatan
Dana Kesehatan Gakin Ditambah Rp 750 Juta
BANGKALAN – Dana Jaminan Kesehatan Masyarakat Daerah (Jamkesda) di Bangkalan yang dianggarkan senilai Rp 750 juta hanya cukup sampai September 2010. Karena itu, DPRD setempat mengajukan dana tambahan Rp 750 juta lagi melalui Perubahan Anggaran Keuangan (APBD Perubahan) 2010. Dana itu untuk menutup kebutuhan tiga bulan berikutnya hingga Desember 2010.
’’Dari hitungan kami, tiap bulan diperkirakan ada dana Rp 250 juta yang diperlukan untuk masyarakat miskin di RSD Bangkalan. Sehingga kalau yang ada sekarang Rp 750 juta, berarti kurang Rp 750 juta. Kami akan memperjuangkan dalam PAK (Perubahan Anggaran Keuangan) yang kini di bahas di komisi- komisi,’’ ujar Ismail Hasan, wakil ketua Komisi D DPRD Bangkalan, Jumat (20/8).
Dihubungi terpisah, Ketua Komisi D Mukaffi Kholil menyatakan akan memberi prioritas kebutuhan dana untuk bidang kesehatan bagi masyarakat miskin. ’’Kalau memang anggarannya kurang, kami akan mengakomodasi keperluan bagi masyarakat kurang mampu ini,’’ ungkapnya.
Direktur RSD Bangkalan, drg Yusro, membenarkan kemungkinan pihaknya bakal mendapatkan alokasi dana Rp 750 juta dalam PAK mendatang untuk pelayanan kesehatan masyarakat miskin. ’’Kalau untuk kepentingan pelayanan kesehatan masyarakat miskin, saya yakin Pemkab Bangkalan akan memberi prioritas,’’ ujarnya. kas
sumber: http://www.surabayapost.co.id/
Menkes Dan 17 Ormas Tandatangani MOU Kesehatan
Penandatanganan MoU dengan organisasi masyarakat yang terdiri dari organisasi agama, organisasi wanita, dan kwartir Nasional Gerakan Pramuka itu dilakukan di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta, Jumat.
Organisasi tersebut antara lain PB Nahdatul Ulama, PP Fatayat NU, PP Muslimat NU, PP Muhammadiyah, PP Aisiyah, PP Al Hidayah, Persatuan Islam (Persis), Pemudi Persis, Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), Persatuan Karya Dharma Kesehatan Indonesia (Perdhaki).
Selain itu, Perwakilan Umat Budha Indonesia (Walubi), Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), Persekutuan Pelayanan Kesehatan Kristen di Indonesia (Pelkesi), Kongres Wanita Indonesia (Kowani), Dharma Wanita Persatuan, Persatuan Wanita Nasional (Perwanas), serta Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
Menurut Menkes tujuan penandatanganan nota kesepakatan adalah untuk meningkatkan upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dalam mewujudkan kemandirian masyarakat untuk hidup bersih dan sehat.
Promosi kesehatan diantaranya meliputi bidang Kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga Sadar Gizi, Kesehatan Reproduksi, Kesehatan Usia Lanjut, Pengendalian Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular, Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di berbagai tatanan, Pembinaan Desa Siaga, Pembinaan Daerah Bermasalah Kesehatan serta Pembinaan Promosi Kesehatan di RS.
“Kerja sama ini merupakan inisiasi kemitraan dengan berbagai kelompok potensial untuk membangun komitmen dan kerja sama aktif dalam pembangunan kesehatan dalam mencapai visi dan misi Kementerian Kesehatan serta tujuan Millenium Development Goals (MDGs),” katanya.
Endang menambahkan, kerja sama ini juga didasarkan pada kewajiban setiap orang untuk menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan bagi orang lain.
“Masyarakat diharapkan aktif, baik secara perseorangan maupun terorganisasi dalam segala bentuk dan tahapan pembangunan kesehatan,” katanya. (ant)
sumber : http://beritasore.com/2010/08/20/menkes-dan-17-ormas-tandatangani-mou-kesehatan/
Menkes Tandatangani MOU Kesehatan
JAKARTA, (PRLM).- Menteri Kesehatan (Menkes) Endang Rahayu Sedyaningsih menandatangani Nota Kesepakatan (MOU) dengan 17 organisasi masyarakat sebagai bentuk komitmen bersama terkait dengan pembangunan kesehatan, meningkatkan upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dalam mewujudkan kemandirian hidup bersih dan sehat.
Penandatanganan MOU dengan organisasi masyarakat yang terdiri dari organisasi keagamaan, organisasi wanita, dan Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka itu berlangsung di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta, Jumat (20/8).
"Kerja sama ini merupakan inisiasi kemitraan dengan berbagai kelompok potensial untuk membangun komitmen dan kerjasama aktif dalam pembangunan kesehatan dalam mencapai visi dan misi Kementerian Kesehatan serta tujuan Millenium Development Goals (MDGs)," katanya.
Dijelaskan, upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dalam mewujudkan kemandirian masyarakat untuk hidup bersih dan sehat di antaranya mencakup bidang kesehatan ibu dan anak, keluarga sadar gizi, kesehatan reproduksi, kesehatan usia lanjut, pengendalian penyakit menular dan penyakit tidak menular, pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di berbagai tatanan, dan pembinaan desa siaga.
Menurut Menkes, kemitraan dalam pembangunan kesehatan telah diatur dalam UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, yaitu setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan, mempertahankan, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya.
Selain itu, setiap orang berkewajiban untuk menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan bagi orang lain yang menjadi tanggung jawabnya.
“Masyarakat diharapkan aktif, baik secara perseorangan maupun terorganisasi dalam segala bentuk dan tahapan pembangunan kesehatan,” katanya. (A-94/A-26).***
sumber: http://www.pikiran-rakyat.com/node/120405