Bandung, 2 Juni 2013. Bertempat di Auditorium Gedung RS. Pendidikan Unpad-RSHS, Jl. Eijkman No. 38, Bandung, Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran menyelenggarakan kegiatan bedah buku karya alumninya, dr. Dani Ferdian (FK Unpad Angkatan 2007) yang bertajuk " Menjemput Takdir Sejarah Mahasiswa Kedokteran". Menghadirkan narasumber yang sudah dikenal luas sebagai aktivis mahasiswa dijamannya, antara lain adalah Prof. Dr.(HC) Himendra Wargahadibrata, dr., Sp An-KIC, mantan Rektor Universitas Padjadjaran yang memiliki sejarah panjang sebagai aktivis mahasiswa, kemudian juga hadir Abah Iwan Abdulrachman sang pencipta Hymne Unpad yang berdasarkan pengalamannya di bidang kemahasiswaan dan kedalaman pemahamannya memaknai perkembangan jaman bersedia memberikan siraman renungan kepada seluruh hadirin terutama mengenai cinta dan semangat berbakti untuk sesama, bangsa, negara dan almamater. Narasumber lainnya adalah Muhammad Tanri Arrizasyifaa, S.Ked. Mahasiswa Program Studi Profesi Dokter ini mewakili semangat dan perjuangan mahasiswa saat ini. Tanri, adalah satu dari sedikit mahasiswa FK Unpad yang sanggup untuk menjadi aktivis mahasiswa yang tidak dibatasi sekat fakultas, ia merambah ke universitas dan tingkat nasional. Selain itu, berkenan hadir ketua ikatan Alumni Unpad Komisariat Fakultas kedokteran, Bambang Setiohadji, dr., SpM(K), yang memberikan pandangan terutama untuk mahasiswa kedokteran (mulai program pendidikan sarjana, profesi dokter bahkan program pendidikan dokter spesialis) mengenai bagaimana kondisi kegiatan kemahasiswaan dan profesi dokter itu sendiri. Acara ini dipandu langsung oleh Dekan FK Unpad, Prof. Dr.med Tri Hanggono Achmad, dr. Dalam kata pengantarnya beliau menyampaikan bahwa bahwa buku merupakan salah satu karya intelektual tertinggi, karena itu, melalui kegiatan ini beliau mendorong minat dan keinginan sivitas akademika FK Unpad untuk terus berkarya dan menuangkannya dalam bentuk tertulis. Buku "Menjemput Takdir Sejarah Mahasiswa Kedokteran" bisa dikatakan merupakan refleksi dari dr. Dani Ferdian saat ia masih menjadi mahasiswa kedokteran. "Refleksinya juga sangat menggigit kami para seniornya,karena kita para senior juga perlu menjemput sejarah dengan menjadi senior yang berkontribusi" ujar dr. Johny Sulistio (alumni FK Unpad angkatan 1977) yang hadir pada acara tersebut. Buku ini memaparkan mengenai platform dasar gerakan mahasiswa kedokteran di Indonesia, membahas tentang mahasiswa, potret dan analisis gerakan mahasiswa (termasuk gerakan mahasiswa kedokteran), kompetensi inti yang harus dimiliki mahasiswa kedokteran, kondisi kesehatan bangsa dan permasalahannya, serta bagaimana membangun Indonesia yang sehat dengan peran sebagai mahasiswa kedokteran. Penulis berharap melalui buku ini mahasiswa kedokteran dapat tercerahkan mengenai hal-hal tersebut, sehingga muncul dorongan kedepan untuk melakukan gerakan, kontribusi sesuai dengan perannya masing-masing dengan cara yang benar, juga efektif dan efisien. Penyelenggaraan bedah buku “Menjemput Takdir Sejarah Mahasiswa Kedokteran” menjadi sangat menarik untuk dilaksanakan terutama pada saat ini, ketika profesi dokter di Indonesia sedang menghadapi situasi sulit berkaitan dengan gambaran negatif mengenai dokter baik secara individu terkait sikap, perilaku dan etika termasuk dokter sebagai bagian dari pelayanan kesehatan. Hal ini tentu merupakan tantangan berat bagi institusi pencetak calon dokter, karena itu acara bedah buku menjadi sebuah pendekatan yang baik dalam upaya pewarisan nilai-nilai luhur dan pembinaan karakter kemahasiswaan. Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran sebagai institusi pendidikan kedokteran memiliki tanggung jawab untuk menghasilkan lulusan yang handal dalam segala bidang, tidak saja sebagai profesional medis namun juga sebagai institusi pencetak calon pemimpin bangsa. Para pemimpin yang terlahir dari lingkungan kampus biasanya merupakan mantan "aktivis" mahasiswa. Kegiatan kemahasiswaan memberikan banyak manfaat untuk mengasah kemampuan soft skils mahasiswa dan yang lebih penting lagi adalah kemampuan mahasiswa untuk berempati terhadap persoalan yang dihadapi oleh bangsanya dan mencari jalan keluar sesuai dengan kapasitasnya.***