Jumat, 21 September 2012. Seorang anak untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal membutuhkan dukungan terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan dasar anak yang meliputi kebutuhan fisik biomedis (asuh), emosi (asih) dan stimulasi (asah) serta nutrisi. Saat ini, defisiensi besi (DB) merupakan penyebab tunggal gangguan gizi yang paling banyak ditemukan pada anak di dunia. Defisiensi besi memberikan pengaruh besar terhadap gangguan pada perkembangan kognisi, motorik, emosi, pemusatan perhatian, memori, fungsi pendengaran, visual dan perilaku. Bila DB tersebut bersifat kronis, akan menjadi anemia defisiensi besi (ADB) yang dapat mengakibatkan gangguan fungsi yang pemanen. Hal tersebut di ungkapkan oleh Prof. Dr. H. Ponpon S. Idjradinata,dr.,Sp.AK , Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak FK Unpad , pada hari jumat, 21 September 2012 di auditorium Gedung RS Pendidikan Unpad-RSHS.
Kuliah kehormatan yang berjudul Optimalisasi Tumbuh Kembang Anak Melalui Upaya Pencegahan Defisiensi Besi Pada Anak, diselenggarakan dalam rangkaian Lustrum XI –Dies Natalis Ke 55 FK Unpad . Sebagai bentuk buah pikir pembangunan FK Unpad, Prof Ponpon juga menguraikan lagkah-langkah apa yang dapat ditempuh untuk menghadapi persoalan tersebut, salah satunya adalah dengan memastikan bahwa kompetensi diagnosis dan tata kelola ADB benar-benar dikuasai oleh lulusan dokter, mampu menanganai masalah DB/ADB secara mandiri hingga tuntas, dengan tingkat kompetensi klinis mahir (Proficient).
Selain itu, diharapkan adanya upaya untuk mendorong dihasilkannya riset-riset dasar yang translasional mengenai DB dan ADB . Riset-riset tersebut hendaknya dapat dilakukan dalam konteks pendidikan pascasarjana, baik yang berorientasi pada ilmu kedokteran dasar, ilmu kedokteran klinik, maupun ilmu kesehatan masyarakat. Harapan Prof Ponpon FK Unpad bisa memiliki kapasitas yang memadai untuk melakukan penguatan kurikulum terintegrasi program pascasarjana yang berbasis riset.
Para pemimpin FK Unpad pun dihimbau untuk memberikan ruang dan peluang kepada staf pendidik dan peneliti untuk mendarmabaktikan kepakarannya seoptimal mungkin, misalnya dengan turut serta aktif menyusun dan mendiseminasikan berbagai clinical Guidelines, Clinical Pathways, Pedoman-pedoman, dan standar-standar pelayanan. Meningkatkan upaya-upaya diseminasi hasil-hasil riset dan pemikiran yang bersifat taraslasional yang terkait dengan upaya penaggulangan DB dan ADB kepada masyarakat ilmiah, praktisi, pengembang/pengelola program kesehatan dan masayarakat awam. Memperkokoh peran aktif institusi dan para pakar yang dimiliki dalam upaya penagulangan DB dan ADB menggunakan landasan pendekatan academic leadership dengan selalu mendorong implementasi diagnosis, tata kelola klinik, prevensi dan promosi penanggulangan DB dan ADB yang berbasis bukti-bukti ilmiah.
Terkait dengan pengelolaan FK Unpad, Dekan ke-9 FK Unpad ini (periode Tahun 1995-1998 dan 1998-2000) mengangkat isu mengenai kompetensi yang saat ini menjadi acuan dalam pencapaian di segala bidang. Isu tersebut dianggap sangat relevan dengan "produk" lulusan FK Unpad, yaitu menghasilkan five stars doctor. Keberhasilan meluluskan para dokter baru merupakan hasil perpaduan antara asupan, proses dan luaran. Peserta didik FK Unpad sebagian besar merupakan orang-orang terpilih yang memiliki kemampuan akademis yang baik. Modal dasar ini harus dipupuk selama mengikuti proses pembelajaran sehingga bisa menghasilkan dokter sesuai dengan harapan, yaitu dokter yang masagi (segala bisa) , motekar (kreatif) dan dokter yang maslahat.
Kompetensi inti dari area profesionalitas yang luhur mengamanatkan agar para lulusan dokter mampu melaksanakan praktik kedokteran yang profesional sesuai dengan nilai ke-Tuhan-an, moral yang luhur, etika, disiplin, hukum dan sosial budaya. Untuk mencapai tujuan mulia tersebut diperlukan proses pendidikan yang bermutu tinggi. Salah satu faktor yang mempengaruhi proses tersebut adalah perbaikan kualitas dosen. Dosen merupakan role model bagi para peserta didik, beliau berpesan, dengan meminjam adagium urang sunda jadilah dosen yang cageur, bageur, bener, pinter tur singer. Berdasarkan hal tersebut, seharusnya para dosen terus berusaha menjadikan dirinya role model yang baik seperti yang diamanatkan oleh undang-undang Sisdiknas dan Undang-undang Guru dan Dosen.
Prof Ponpon juga menekankan tentang pentingnya mempersiapkan calon teman sejawat (peserta didik-red) untuk siap bersaing di pasar bebas dengan kemampuan akademis kognitif yang baik juga kemampuan soft skill yang mumpuni serta ahlak yang terpuji sesuai dengan visi FK Unpad saat ini yaitu ResPect (Research and Education Excellency for Society to Promote Nation Competitiveness)
Pada akhir kuliah kehormatan ini, Prof Ponpon juga mengingatkan, mengajak dan menghimbau seluruh sivitas akademika FK Unpad untuk selalu bersemangat berupaya melakukan aktivitas-aktivitas positif dalam rangka memelihara bahkan meningkatkan kinerja, sehingga eksistensi FK Unpad yang sangat kita cintai ini selalu terjaga.