Lifestyle » Fit and Beauty » Takut Sakit & Biaya, Masyarakat Malas Periksa Gigi
Selasa, 16 Agustus 2011 - 12:02 wib
Lastri Marselina - Okezone
(Foto: gettyimages)
KEPEDULIAN masyarakat terhadap kesehatan gigi dan mulut masih dinilai memprihatinkan. Ternyata, keengganan memeriksakan gigi dan mulut lantaran takut.
Hal ini berkorelasi dengan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 yang mengungkapkan bahwa 72 persen dari seluruh populasi Indonesia (anak-anak dan dewasa) mengalami karies atau gigi berlubang.
"Masyarakat enggan memeriksakan gigi dan mulut mereka karena takut. Takut akan rasa sakit yang ditimbulkan dan takut biaya mahal," kata Prof Dr H Eky S Soeria Soemantri SpOrtho(K), Ketua AFDOKGI pada "Bulan Kesehatan Nasional" oleh Pepsodent di Hotel Mulia Senayan, Jakarta, Senin (15/8/2011).
Ditambahkan Prof Eky, sebenarnya masyarakat tidak perlu takut karena masing-masing perawatan memiliki alternatifnya. "Tidak dipungkiri, bunyi mesin bor gigi ikut andil terhadap munculnya rasa takut masyarakat. Tapi sekarang, zaman sudah modern. Sudah ada teknologi bor yang mengeluarkan suara lagu saat dioperasikan," jelasnya.
Untuk diketahui, teknologi mesin bor "lagu" pertama kali diperkenalkan di Yogyakarta.
"Sementara jika masyarakat takut biaya mahal, mereka setidaknya bisa memeriksakan gigi dan mulut di Puskesmas dengan harga jauh lebih murah namun dengan pelayanan yang memadai," tandasnya.
(ftr)
0 comments:
Post a Comment