Rabu, 11 Januari 2012 | 10:54 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Zahira dan Syakira merupakan putri pertama dari Siti Maryam (31 tahun) dan Edi Utomo (30 tahun) yang lahir pada 16 November 2011. Mereka memiliki kelainan berupa penyatuan jaringan otak dan kulit kepala.
"Kraniopagus merupakan jenis kembar siam yang jarang ditemukan," ujar Dokter Heriawan SpPD, Ketua Tim Dokter yang memimpin jalannya operasi, Rabu, 11 Januari 2012.
Menurut Ketua Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Profesor Bambang Supriyatno, kraniopagus hanya ditemukan pada 1 bayi dalam 2,5 juta kelahiran hidup. Karena itu, diperlukan operasi besar untuk memisahkan kedua bayi.
"Perlu pemisahan otak dan kulit kepala, kemudian perlu dilakukan penutupan di bagian kepala yang terbuka dengan sisa kulit kepala yang ada," ujar Bambang Supriyanto dalam pernyataan persnya.
Bagian kepala yang tidak tertutup akan dilakukan penanaman kulit yang akan diambil dari bagian paha masing-masing bayi. Karena itu, sebelum dilakukan operasi besar, pada Zahira dan Syakira telah dilakukan penyatuan jaringan otak beserta sistem cairan serta pembuluh darah.
Bayi kembar siam di bagian kepala atau kraniopagus akan dioperasi di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Cipto Mangunkusumo, Rabu, 11 Januari 2012.
Operasi besar yang akan berlangsung 18-20 jam ini dilakukan dua tim dokter yang berbeda. Hal ini untuk mengantisipasi tingkat kesulitan operasi yang sangat besar. "Karena kompleksnya tindakan ini, bisa saja terjadi kesulitan yang dapat berakibat pada kematian," ujarnya.
Menurut Bambang, risiko yang dapat terjadi selama berjalannya operasi bisa bermacam-macam. Bisa terjadi pendarahan atau infeksi, bahkan gangguan pertumbuhan.
Namun, Bambang menambahkan, operasi bukan tindakan terakhir. Kondisi kedua bayi selalu dipantau. "Akan diikuti serangkaian tindakan medis dan bedah, sesuai keadaan di tahap berikutnya," ujarnya.
CHETA NILAWATY
0 comments:
Post a Comment