Memasuki bulan Ramadhan, berbagai persiapan sudah mulai dilakukan. Mulai dari berziarah ke makam orang tua dan kerabat, bersilaturahmi dengan kerabat sambil bermaaf-maafan hingga persiapan melaksanakan ibadah puasa Ramadhan selama sebulan penuh.
Menahan lapar dan dahaga serta hawa nafsu selama lebih dari 12 jam selama sebulan penuh tentu bukan hal yang mudah. Padahal jika dijalankan dengan benar mulai dari sahur hingga berbuka puasa, banyak sekali loh manfaat positif bagi jiwa dan tentunya kesehatan kita.
Sahur dan berbüka dengan benar
• Menahan lapar dan dahaga selama seharian penuh, bukan berarti Anda dapat makan dan minum secara berlebihan pada saat sahur dan berbuka puasa. Alih-alih sehat malah penyakit yang didapat.
Menjalankan puasa di siang hari, otomatis akan membuat pola makan kita berubah. Bila biasanya kita makan 3 kali sehari, berubah menjadi 2 kali sehari. Hal inilah yang membuat perlunya pengaturan buka puasa dan makan sahur yang benar karena berbuka dan makan sahur tidaklah sekadar memasukkan makanan.
Selama berpuasa, kadar gula dalam darah lebih rendah dibanding keadaan tidak berpuasa. Oleh karena itu, mengawali hidangan berbuka puasa dengan makanan ringan yang manis, seperti teh manis hangat dan kurma memang sangat dianjurkan karena gula merupakan sumber tenaga yang dapat segera digunakan. Tetapi jangan berlebihan, sebab akan mengganggu kenikmatan menyantap menu utama. Setelah kadar gula darah berangsur-angsur normal bisa dilakukan sembahyang maghrib.
Usai sembahyang maghrib dan beristirahat sejenak, barulah dilanjutkan dengan makanan yang lebih berat, nasi dan lauk pauknya beserta sayur mayurnya. Namun tetap dalam jumlah yang wajar karena benbuka puasa dengan metode "balas dendam" hanya akan "menyiksa" perut dan pencernaan. Nah, usai shalat Tarawih, acara makan dapat dilanjutkan dengan hidangan penutup yang masih tersisa.
Rasa enggan bangun untuk makan sahur hampir dialami oleh sebagian besar orang. Namun jangan pernah dituruti. Layaknya sarapan, makan sahur ternyata sangat perlu untuk mengimbangi zat gizi yang tidak diperoleh tubuh selama sehari berpuasa. Oleh karena itu, makan sahur tidak boleh sekadar kenyang tetapi tetap harus bergizi tinggi. Kalau perlu, hidangan pada saat sahur bisa menjadi cadangan kalori dan protein tinggi serta membuat lambung tidak cepat hampa makanan. Dengan demikian, rasa lapar tidak cepat dirasakan.
Lebih sehat dan bugar
• Walaupun pada hakikatnya puasa Ramadhan merupakan sarana untuk melatih diri menahan hawa nafsu agar terhindar dari perbuatan jahat, ternyata puasa juga dapat dijadikan terapi terhadap beberapa penyakit degeneratif.
Kegiatan puasa yang dirangkai dengan sembahyang Tarawih selama sebulan penuh, tak hanya bermanfaat sebagai terapi kesehatan namun tanpa disadari juga memberikan kebugaran. Dengan sembahyang sunat Tarawjh dan Witir sebanyak 11 hingga 23 rakaat, Tubuh diajak untuk "berolahraga" secara rutin selama kurang lebih 1-2 jam setiap hari selama sebulan. Oleh karena itu, tak heran bila sebulan kemudian Anda bisa tampil lebih fit dan bugar.
Tampil lebih bugar dan fit dengan bobot tubuh yang berkurang, memang sangat mungkin terjadi. Beberapa penelitian malah menunjukkan bahwa terjadi penurunan berat badan pada individu normal sebesar 1 - 4 kg setelah berpuasa penuh pada bulan Ramadhan.
Namun demikian, dari sekian banyak manfaat positif berpuasa bagi kesehatan, detoksifikasi adalah argumen yang paling banyak dibicarakan dalam kaitan manfaat berpuasa. Puasa Ramadhan yang dilakukan selama 29 atau 30 hari, tanpa kita sadari mampu memurnikan racun pada tubuh melalui kolon, ginjal, paru-paru, kelenjar limpa, dan kulit.
Mengapa demikian?
Karena ketika makanan tidak lagi memasuki tubuh, maka tubuh akan mengubah simpanan lemak menjadi energi. Saat simpanan lemak digunakan untuk energi selama berpuasa, proses ini melepaskan zat kimia yang berasal dari asam lemak ke dalam sistem yang kemudian dikeluarkan melalui organ-organ pembuangan.
Jadi sebetulnya, dengan berpuasa tidak perlu terjadi penurunan kinerja. Orang kantoran tidak perlu mengeluh tidak bisa berpikir lantaran lapar karena sebetulnya energi sudah disuplai oleh simpanan lemak.
Yang jelas, dengan melakukan puasa secara benar dalam arti berbuka dan sahur secara sehat, berbagai gangguan kesehatan bisa dihindari. Malahan, bisa memurnikan racun dalam tubuh. Tentu saja tidak berarti semua orang yang menderita sakit boleh berpuasa, karena semua itu tengantung kondisi penyakitnya yang akan ditentukan oleh dokter.
"
0 comments:
Post a Comment