Tumbuhkan Aura Ceria pada Anak

iklan
Sindikasi lifestyle.okezone.com
KapanLagi.com: Woman
Tumbuhkan Aura Ceria pada Anak
Oct 11th 2011, 02:20

Lifestyle » Family » Tumbuhkan Aura Ceria pada Anak
Selasa, 11 Oktober 2011 - 09:20 wib

Tumbuhkan aura ceria pada anak. (Foto: Getty Images)
Tumbuhkan aura ceria pada anak. (Foto: Getty Images)

SIFAT positif dan perilaku hangat yang terpancar dari Anda sebagai orangtua terbukti berpengaruh besar dalam perkembangan anak. Sudah lama diketahui jika faktor lingkungan dan pola pengasuhan orangtua berhubungan erat dengan pertumbuhan dan perkembangan anak kelak.

Satu bukti lagi mengenai pernyataan tersebut terungkap. Penelitian terbaru menyebutkan, anak yang memiliki kepribadian yang selalu muram, dapat menjadi lebih ceria jika orangtuanya termasuk pribadi yang hangat dan berpikir positif. Studi ini diikuti oleh hampir 1.900 anak berusia 9 hingga 15 tahun dengan variasi gen yang dapat menurunkan kadar serotonin sebagai penyebab kepribadian muram.

Dengan demikian, anak lebih mungkin untuk menampakkan emosi bahagia jika yang mengasuhnya berlaku positif. Jadi, yang disebut "genetika rentan" anak, yang mengalami pola asuh yang kurang mendukung, menunjukkan emosi positif dalam tiga percobaan independen dengan membandingkan sejumlah penelitian.

Penulis studi Benjamin L Hankin,seorang profesor klinis anak dan perkembangan kognitif psikologi saraf di University of Denver, menggunakan analogi budi daya tanaman tentang rumput liar dan bunga anggrek untuk menggambarkan bagaimana genetik dan didikan ayah dan ibu bersatu untuk memengaruhi perkembangan anak. "Rumput liar akan tumbuh di mana saja," katanya.

"Tapi jika Anda adalah tanaman anggrek, Anda mungkin lebih reaktif dan responsif terhadap lingkungan Anda. Jika Anda berada di lingkungan yang negatif dan selalu memberi hukuman, Anda mungkin tidak akan tumbuh sampai menjadi bunga anggrek yang indah," tutur Hankin seperti dilansir laman HealthDay.

Studi ini dipublikasikan secara online pada 4 Oktober dalam jurnal Translational Psychiatry. Dalam percobaan pertama, orangtua yang mengikuti studi ini melaporkan sejauh mana mereka menggunakan teknik pengasuhan yang positif dan selalu mendukung. Pada tahap kedua, perilaku mereka diamati di laboratorium.

Di akhir percobaan, anak-anak dari orangtua tersebut melaporkan persepsi mereka sendiri soal sikap yang hangat dan pengasuhan yang positif. Semua partisipan memiliki versi kecil dari gen 5-HTTLPR, yang dicatat Hankin, telah dikaitkan dalam penelitian sebelumnya tentang kecemasan dan depresi anak.

Dalam hal ini, peneliti memandang gen tersebut sebagai garda depan pencipta watak reaktif dan sensitif. Temuan ini merupakan bukti empiris pertama bahwa individu yang "genetik rentan" akan menderita karena lingkungan yang negatif dan berkembang dalam perilaku positif.

"Apa yang paling mengejutkan adalah kami menemukan hasil yang sama dalam tiga studi independen. Ada banyak kontroversi di sekitar studi yang membahas soal genetika karena banyak dari kesimpulannya yang tidak menunjang satu lain," tandas Hankin.

"Sebagai ilmuwan, ketika sesuatu terjadi tiga kali berturut- turut,kita mulai percaya (dengan hal itu), " ucapnya.

Marta Flaum, seorang psikolog anak di Chappaqua, New York mengatakan, studi ini menyoroti pentingnya kondisi lingkungan dalam menentukan apakah anak akan menjadi orang dewasa yang senantiasa bahagia dan lebih sukses.

"Seperti juga perkembangan ilmu pengetahuan menjadi lebih canggih, kita lebih mampu untuk mengidentifikasi penanda genetika atau biologis dan dapat memprediksi apa yang akan terjadi pada anak-anak (saat dewasa kelak)," katanya.

Hankin mencatat bahwa kebanyakan orang tidak tahu apakah genetika mereka memengaruhi anak-anak mereka menuju kadar zat serotonin pada otak yang lebih rendah, tetapi anak-anak yang tampak sangat murung kemungkinan akan terpengaruh terhadap zat ini.

"Jadi, jika Anda orangtua dan memiliki anak dengan temperamen yang sulit dikendalikan, didikan Anda berpengaruh besar," katanya.

"Tetapi terlepas dari genetika, setiap anak bisa mendapatkan keuntungan dari perilaku hangat dan selalu mendukung dari orangtuanya," kata Rahil Briggs, seorang psikolog anak dan direktur di Healthy Steps Program di Montefiore Medical Center di New York City.

(SINDO//nsa)
mobile Nikmati berita terikini lewat ponsel Anda di m.okezone.com & bb.okezone.com untuk BlackBerry

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions

0 comments:

Post a Comment