MEMASUKI musim hujan, sebaiknya masyarakat harus mewaspadai penyakit demam berdarah dengue (DBD). Menjaga kebersihan lingkungan merupakan kunci menghindari penyakit ini.
Penyakit yang disebabkan virus dengue ini sudah sangat akrab di kalangan masyarakat. Pasalnya, hampir setiap tahun wabah DBD selalu datang menyerang, apalagi saat musim penghujan. Penyakit ini berupa gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah sehingga mengakibatkan perdarahan. Asal-muasal virus ini sendiri masih misteri.
Virus ini terdapat di berbagai tempat yang nyaman,bahkan di udara. Adapun yang menjadi vektor dari penyakit DBD adalah nyamuk dari genus aedes yaitu aedes aegypti dan aedes albopictus. Ciri-ciri nyamuk jenis ini adalah memiliki warna belang hitam putih di sekujur tubuh. Warna tersebut terlihat jelas di bagian punggung nyamuk.Pada aedes aegypti, corak bintik putih membentuk siku di bagian pinggiran tubuh, sedangkan aedes albopictus memiliki corak bintik putih yang membelah tubuhnya di tengah.
Pakar entomologi dari Institut PertanianBogor( IPB), Dr drh Upik Kesumawati Hadi MS, mengatakan bahwa perilaku menggigit nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus, bervariasi di setiap wilayah. Hal itu bergantung pada pola kehidupan dan kondisi wilayahnya.Khusus untuk wilayah DKI Jakarta, misalnya, puncak gigitan nyamuk terfokus pada pukul 08.00-09.00 dan pukul 15.00-16.00.
"Nyamuk aktif menggigit sejak terbit hingga terbenamnya matahari.Namun, jam aktivitas tinggi nyamuk itu dua kali dalam sehari, yaitu pagi dan sore, atau selalu mengalami ritme," tuturnya dalam acara kampanye "Awas DB" di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 05, 06 dan 07,Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu. Upik mengungkapkan, masyarakat umum acap kali melupakan bahwa masih terdapat bahaya demam berdarah ketika beraktivitas di luar rumah, misalnya di sekolah, di kantor atau di pusat perbelanjaan.
"Nyamuk aedes aegypti dapat menggigit siapa saja, di mana saja,dan kapan saja tanpa pandang bulu," sebut Upik. Aedes aegypti, menurut dia, suka bertelur dan mengisap darah manusia di dalam rumah. Sarangnya berada di bak mandi atau tempayan air.Adapun nyamuk aedes albopictus umumnya bertelur dan berkembang biak di wilayah sekitar luar rumah dan mengisap darah di luar rumah. Keduanya, menurut Upik, sama-sama suka menempatkan telurnya di air yang jernih.
Benih nyamuk biasanya tumbuh menjadi nyamuk dewasa yang lebih kuat pada musim kemarau karena terlatih bertahan kala cuaca ekstrem. "Namun, pada musim hujan,benih nyamuk akan semakin banyak, seiring banyak terdapat genangan air.Tidak dibutuhkan genangan air yang dalam untuk membuat telur nyamuk berkembang,"katanya.
Pada musim hujan seperti sekarang ini, kecenderungan nyamuk berkembang biak dengan baik karena banyaknya penampungan air seperti bak mandi dan barang-barang bekas menumpuk yang tidak tertutup sehingga menjadi media berkembang dan istirahat nyamuk. Setelah kawin dan beristirahat, nyamuk terbang mencari manusia untuk kemudian diisap darahnya untuk pematangan telur. Setelah itu,nyamuk kembali bertelur selama dua hari.
Upik mengatakan, nyamuk aedes aegypti juga gemar beristirahat di tempat-tempat yang bersuhu dan dengan sirkulasi lembap,seperti pada gantungan baju di kamar danpepohonan.Warna-warnagelap seperti hitam dan biru juga lebih disukai binatang ini.
Upik mengemukakan, untuk mencegah gigitan nyamuk, semprotkan insektisida untuk membunuh nyamuk atau menggunakan pakaian dengan lengan panjang.Selain itu bisa dengan langkah pengasapan (fogging). Dan, yang paling penting adalah upaya pemberantasan jentik nyamuk dengan cara 3M, yaitu menguras,menutup, dan mengubur tempat-tempat yang sering dijadikan perkembangbiakan nyamuk.
Untuk menyosialisasikan pentingnya pencegahan DBD, PT Johnson Home Hygiene Products Indonesia (JHHP), produsen Baygon dan Autan, bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor,Yayasan Obor Berkat Indonesia (OBI), dan Indomaret meluncurkan kampanye "Awas DB" di Sekolah Dasar Negeri 05,06 dan 07 Bendungan Hilir,Jakarta Pusat.
(tty)
0 comments:
Post a Comment