Melawan Penyakit Tidur dengan Bakteri  

iklan
Tempointeraktif.com - Gaya Hidup
Tempointeraktif.com - Gaya Hidup
Melawan Penyakit Tidur dengan Bakteri  
Feb 16th 2012, 03:47

Kamis, 16 Februari 2012 | 09:35 WIB

TEMPO.CO,London - Para ilmuwan mempercayai fungsi bakteri untuk melawan lalat tsetse yang menjadi penyebab penyakit tidur. Manusia memiliki bakteri yang hidup di dalam usus, sama seperti bakteri lalat tsetse yang hidup di otot, dan air ludah.

Ilmuwan di Belgia telah melakukan rakayasa genetik, sehingga bakteri yang ada di dalam tubuh lalat dapat menyerang bakteri lain yang dibawa oleh lalat tsetse. Temuan ini akan dipublikasikan di "Journal Microbial Cell Factories".

African Trypanosomiasis, atau dikenal dengan penyakit tidur, adalah penyakit fatal yang menyerang banyak wilayah di benua Afrika. Gejala awal adalah demam, sakit kepala, dan sakit di sendi, pembengkakan kelenjar limfa, anemia, dan penyakit ginjal. Penderita mengalami perubahan siklus tidur.

Mereka merasa mengantuk di siang hari dan tidak dapat tidur di malam hari. Bila tidak dirawat, penyakit ini dapat menyebabkan kerusakan sistem saraf, koma, dan kematian. Selain disebabkan oleh gigitan lalat tsetse, penyakit ini dapat ditularkan dari ibu ke anak atau lewat transfusi darah. Obat yang biasa digunakan untuk mengatasi penyakit ini adalah Arsenik yang telah dikembangkan sejak 50 tahun lalu.

Namun pengobatan ini menyakitkan, karena digambarkan bagai api yang masuk ke pembuluh darah. Sebanyak 5-20% penderita yang diobati dengan Arsenik, mengalami kematian karena komplikasi saat proses penyuntikan.

Karena fatalnya efek Arsenik tersebut, ilmuwan mencari cara lain untuk mengobati penyakit tidur. Mereka menemukan bakteri Sodalis Glossinidius yang secara alamiah hidup di tubuh lalat dan dapat melakukan serangan balik untuk melawan bakteri penyebab penyakit tidur dari dalam.

Mengubah gen yang ada di dalam bakteri dengan melepaskan fragmen antibodi terhadap parasit, dikenal dengan nama Nanobodi. Para peneliti berharap, akan lebih banyak melakukan Nanobodi untuk memblokir perkembangan Trypanosome. Dr.David Horn dari London School of Hygiene and Tropical Medicine mengatakan, "Ini adalah konsep yang menjanjikan, tujuannya adalah mengembangkan racun untuk membunuh bakteri berbahaya," ujarnya.

BBC | SATWIKA MOVEMENTI

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions

0 comments:

Post a Comment