Liputan6.com, Yerusalem: Tembakau dapat mengobati penyakit malaria yang resisten terhadap obat. Tanaman hasil rekayasa genetika itu dikembangkan oleh para ilmuwan di Universitas Ibrani Yerusalem, Israel, belum lama ini.
Seperti dilansir situs Zeenews, Senin (13/2), para peneliti menemukan bukti bahwa tanaman tembakau karya mereka dapat diubah untuk menghasilkan zat artemisin, senyawa aktif yang berperan dalam pengobatan malaria. "Artemisin merupakan suatu senyawa alami dari tanaman apsintus manis yang bisa melawan malaria yang resistan terhadap obat," kata peneliti.
Namun karena tanaman jenis itu tersedia dalam jumlah terbatas dan memiliki harga yang tinggi, jutaan orang yang terkena malaria tidak bisa mendapatkan akses ke obat tersebut. Alexander Vainstein dan rekan-rekannya kini mengembangkan tanaman tembakau, yang membawa kode genetik artemisin. Mereka berupaya agar tanaman obat malaria mudah ditemukan dan didapat oleh orang banyak.
Setiap tahun tercatat, sekitar setengah miliar orang di Afrika dan Asia Timur menderita penyakit malaria. Penyakit itu menewaskan seorang anak setiap 30 detik. Kebanyakan dari mereka yang meninggal, disinyalir akibat tidak memiliki sarana untuk membeli obat-obatan.(SHA)
0 comments:
Post a Comment