Kedua kali di bulan Mei Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran melaksanakan kuliah tamu dengan pembicara guru besar dari dunia internasional. Topik kali ini berbicara mengenai Thalasemia yang dibawakan oleh Prof. Shutat Fucharoen dari Mahidol University (Thailand). Dihadiri oleh Pembantu Dekan Bidang Pendidikan & Kemahasiswaan (Dr. Oki Suwarsa, dr., SpKK.,M.Kes), staf pendidik, mahasiswa PPDS dan mahasiswa PSPD FK Unpad.
Dr. Lelani Reniarti, dr., SpA., M.Kes hadir sebagai pembicara di sesi pertama yang membahas mengenai Thalasemia Mayor,merupakan penyakit yang ditandai dengan kurangnya kadar hemoglobin dalam darah. Penderita thalasemia mayor akan tampak memerlukan perhatian lebih khusus. Pada umumnya, penderita thalasemia mayor harus menjalani transfusi darah dan pengobatan seumur hidup. Tanpa perawatan yang baik, hidup penderita thalasemia mayor hanya dapat bertahan sekitar 1-8 bulan.
Dalam paparannya Prof. Shutat mengatakan bahwa pengobatan penyakit thalassemia saat ini dengan transfusi darah akan banyak menimbulkan penumpukan zat besi dalam darah, untuk itu pada saat ini teknologi penelitian terus berkembang dengan melakukan terapi gen. Media terapi gen melalui stem cell dari penderita thalassemia dengan cara Alpha Thal IC melalui jalur tes disesuaikan untuk skrining carrier thalassemia alpha terutama alpha 1, yang merupakan jenis yang parah. Thalasemia bukan penyakit berat, tetapi dapat mematikan penderitanya bila tidak melakukan pengobatan sejak awal.
Upaya preventif untuk penyakit thalassemia adalah dengan memeriksakan diri pasangan yang akan menikah untuk mengurangi bertambahnya keturunan yang menderita thalassemia. Cegah thalassemia sejak dini.
0 comments:
Post a Comment