Menjadi Ibu Bijak di Tahun 2012

iklan
Sindikasi lifestyle.okezone.com
KapanLagi.com: Woman
Menjadi Ibu Bijak di Tahun 2012
Dec 26th 2011, 06:42

PERAYAAN tahun baru identik dengan pesta kembang api, barbeque, lengking terompet dan ingar-bingar musik. Tahun ini, mari kita ubah kebiasaan itu dengan hal yang jauh lebih bermakna. Evaluasi dan menyiapkan segala sesuatunya, agar kaum ibu tak hanya bermanfaat bagi keluarga, namun juga lingkungan dan masyarakat.
 
Berbeda dengan di Indonesia, warga Jepang merayakannya dengan bersih-bersih rumah atau kantor, mendekorasinya serta berdoa di kuil.
 
Sementara, sejak lebih dari 100 tahun silam,warga Amerika menandai pergantian tahun dengan tradisi penurunan bola raksasa di Times Square, New York. Lantas,bagaimana kita dan keluarga bakal merayakan tahun baru 2012 Masehi nanti? Pilihan di tangan kita. Ibu Bijak bisa mencontoh semangat perbaikan warga Jepang, misalnya. Jelang tahun baru, mereka akan membersihkan seisi rumah hingga sudut-sudut yang biasanya tak tersentuh. Sebuah sumber menyebutkan, orang Jepang meyakini bahwa menyisakan debu untuk tahun berikutnya akan membawa sial.
 
Tentunya, kita tak mau sekadar hura-hura, bukan? Namun lebih pada refleksi tahun yang telah lewat dan melakukan yang lebih baik pada tahun baru. Pencapaian- pencapaian apa sajakah yang hendak kita raih? Yuk kita tata lagi satu demi satu, agar tumbuh kembang anak-anak berjalan maksimal, keluarga kita lebih baik, bahagia dan kita sendiri juga menikmati semua proses perbaikan itu.
 
Kesehatan Keluarga
 
Sehat atau sakit memang menyimpan hikmah tersendiri yang tetap harus disyukuri. Kendati begitu, kesehatan tetap kudu diupayakan. Sebagai seorang ibu,tentu kita akan tersenyum lega bila suami dan anak-anak sehat, tak menderita suatu penyakit. Untuk menjaga kesehatan keluarga, pasti Ibu Bijak sudah paham apa saja yang mesti kita lakukan. Bersama- sama menjaga kebersihan tubuh, rumah dan lingkungan, juga menyantap makanan dan minuman bergizi, istirahat yang cukup dan rutin berolahraga. Juga rutin periksa ke dokter, bila kondisi keuangan tak memungkinkan ke klinik/RS yang mahal, kita bisa memanfaatkan layanan Puskesmas.
 
Keuangan yang Stabil
 
Beruntunglah bila Ibu Bijak merangkap sebagai wanita karir atau entrepreneur yang bisa membantu suami mencari nafkah. Bila tidak pun, tidak apa-apa, cukup fokus mengasuh dan mendidik anak-anak.Wanita karir atau bukan,untuk menjaga tegaknya tiang rumah tangga, Ibu Bijak haruslah pandai mengelola keuangan. Caranya, cermat dan hemat. Utamakan hal-hal mendesak,sebisa mungkin tak mengeluarkan uang untuk hal-hal kurang penting. Dan jika memungkinkan, kita mendapatkan penghasilan tambahan tanpa meninggalkan tugas utama sebagai istri dan ibu. Misalnya dengan berdagang, menerima pesanan makanan, dan lainnya sesuai dengan keahlian, hobi dan ketersediaan waktu.
 
Bermanfaat bagi Lingkungan
 
Dengan mengandalkan keahlian kita pula, kita bisa mendorong lingkungan sekitar agar lebih maju, lebih baik lagi. Baik itu dalam hal kerohanian, kebersihan dan kelestarian lingkungan, pendidikan maupun perbaikan ekonomi. Umpamanya saja, kita memiliki keahlian dalam bahasa asing, kita bisa mengajarkan pada tetangga, atau memberikan les gratis untuk anak-anak kurang mampu di sekitar rumah. Lebih dari itu, bekerja sama dengan ibu-ibu RT misal,kita bisa menggalakkan penanaman pohon, pembuatan pupuk kompos,agar lingkungan menjadi asri. Pastinya,masih banyak bidang-bidang lain yang bisa kita tekuni sehingga membawa manfaat yang besar bagi masyarakat dan lingkungan.


Waktu untuk Diri Sendiri
 
Tak selamanya kita berkutat mengurusi keluarga dan orang lain. Sebagai manusia, kita juga memerlukan waktu untuk diri sendiri. Luangkan waktu untuk mengasah kemampuan, menambah ilmu, relaksasi, menyalurkan hobi juga bersosialisasi dengan teman- teman.Bicarakan hal ini dengan suami. Suami yang baik, akan mendukung kemajuan dan kemandirian istrinya.
 
Memberikan waktu khusus, juga kesempatan istri untuk mengasah keterampilan dan menyokong segala keperluannya.Tak hanya soal materi semata, tapi juga bersedianya suami berbagi peran dan tugas-tugas. Yang tak boleh diabaikan dari semua itu, ialah doa. Imbangi segala upaya dengan tetap memohon kepada Yang Maha Kuasa, karena manusia hanya bisa berencana dan berusaha, hasil akhir tetap Ia yang menentukan.
(tty)

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions

0 comments:

Post a Comment