1. Pengertian Dukun Bayi
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat sudah mengenal dukun bayi atau dukun beranak sebagai tenaga pertolongan persalinan yang diwariskan secara turun temurun. Dukun bayi yaitu mereka yang memberi pertolongan pada waktu kelahiran atau dalam hal-hal yang berhubungan dengan pertolongan kelahiran, seperti memandikan bayi, upacara menginjak tanah, dan upacara adat serimonial lainnya. Pada kelahiran anak dukun bayi yang biasanya adalah seorang wanita tua yang sudah berpengalaman, membantu melahirkan dan memimpin upacara yang bersangkut paut dengan kelahiran itu (Koentjaraningrat, 1992).
2. Ciri-ciri dukun bayi
Menurut Sarwono Prawiroharjo (1999) ciri dukun bayi adalah :
a. Dukun bayi biasanya seorang wanita, hanya dibali terdapat dukun bayi pria.
b. Dukun bayi umumnya berumur 40 tahun keatas.
c. Dukun bayi biasanya orang yang berpengaruh dalam masyarakat.
d. Dukun bayi biasanya mempunyai banyak pengalaman dibidang sosial, perawatan diri sendiri, ekonomi, kebudayaan dan pendidikan.
e. Dukun bayi biasanya bersifat turun menurun.
3. Pembagian Dukun Bayi
Menurut Depkes RI, dukun bayi dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Dukun Bayi Terlatih, adalah dukun bayi yang telah mendapatkan pelatihan oleh tenaga kesehatan yang dinyatakan lulus.
b. Dukun Bayi Tidak Terlatih, adalah dukun bayi yang belum pernah terlatih oleh tenaga kesehatan atau dukun bayi yang sedang dilatih dan belum dinyatakan lulus.
4. Tugas Dukun
a. Perawatan Kehamilan
- Mengetahui tanda-tanda kehamilan
- Mengenali tanda-tanda resiko tinggi dan penyakit kehamilan
- Membawa semua ibu hamil untuk imunisasi tetanus keposyandu atau Puskesmas.
- Memberi penyuluhan atau nasehat tentng KB, Imunisasi dan gizi
- Melaksanakan rujukan paa khasus kehamilan beresiko ke Puskesmas atau Rumah Sakit.
- Mengajarkan perawatan payudara pada ibu hamil
- Membuat laporan tentang perawatan kehamilan (K1).
(Pedoman Supervise Dukun Bayi, 1992)
b. Perawatan Persalinan
- Mengenal tanda-tanda persalinan
- Mengetahui kelainan-kelainan pada persalinan
- Memanfaatkan dukun kit dengan baik
- Menolong persalinan dengan bersih dan aman
- Merujuk semua kasus kelainan pada persalinan
- Membuat laporan tentang persalinan yang ditolong (K2)
c. Perawatan Nifas, Meneteki dan Bayi Baru Lahir
- Penanganan bayi baru lahir
- Menimbang bayi baru lahir yang berat badannya kurang dari 2.500 gram
- Memberikan penyuluhan atau nasehat kesehatan mengenai ASI, KIA, Gizi, kebersihan lingkungan, Imunisasi, dan KB.
- Dukun dapat melakukan perawatan payudara
- Dukun membagikan kapsul vitamin A dosis tinggi pada Ibu
- Melakukan rujukan pada kelainan nifas.
5. Kelebihan dan kekurangan bersalin dengan dukun
Peran dukun sangat sulit ditiadakan karena masih mendapat kepercayaan masyarakat. Terdapat kelebihan dan kekurangan persalinan yang ditolong oleh dukun antara lain :
a. Kelebihan
- Dukun merawat ibu dan bayinya sampai tali pusatnya putus.
- Kontak ibu dan bayi lebih awal dan lama
- Persalinan dilakukan di rumah
- Biaya murah dan tidak ditentukan.
b. Kekurangan
- Dukun belum mengerti teknik septic dan anti septic dalam menolong persalinan.
- Dukun tidak mengenal keadaan patologis dan kehamilan, persainan, nifas dan bayi baru lahir.
- Pengetahuan dukun rendah sehingga sukar ditatar dan di ikutsertakan dalam program pemerintah. (Pedoman Supervise Dukun Bayi, 1992)
6. Pendidikan Dukun
Mengingat peran dukun di masyarakat, perlu dijalin kerjasama yang baik antara dukun dengan tenaga kesehatan sehingga dapat membantu kelancaran tugas sehari-hari dari bidan dan sekaligus membantu untuk merencanakan tugas-tugas lainnya yang menjadi tanggung jawab bidan.
7. Penerapan Tugas Dukun Dalam Persalinan
a. Mengenal tanda-tanda Persalinan
- Perut sering terasa mulas-mulas
- Keluar cairan ketuban(Kadang-kadang)
- Keluar lender bercampur darah
Apabila dukun mampu mengenal tanda-tanda persalinan maka dukun dapat merencanakan pertolongan persalinan dengan aman dan dapat mengadakan persiapan untuk pertolongan persalinan. (Pedoman Supervise Dukun Bayi, 1992)
b. Mengetahui kelainan-kelainan dalam persalinan
Gejala-gejala kelainan persalinan :
- Tali pusat menumbung
- Ketuban Pecah disertai dengan mekonium yang kental
- Ketuban Pecah Lama (Lebih dari 24 Jam)
- Ketuban pecah pada persalinan kurang bulan
- Tanda-tanda Infeksi
- Kelainan His
- Perdarahan
- Bengkak pada muka dan kaki, pusing-pusing dan kejang
- Peralinan lama (lebih dari 12 jam)
- Persalinan sebelum waktunya (kurang bulan)
Hal ini penting agar bila terdapat kelainan-kelainan peralinan dapat secepatnya penderita dirujuk ke pelayanan kesehatan yang lebih tinggi. (Pedoman Supervise Dukun Bayi, 1992)
c. Manfaaat Dukun Kit Dengan Baik
Hambatan yang terjadi adalah tidak semua dukun menyadari manfaat dukun kit. Kadang dukun justru saying menggunakan dukun kit karena takut rusak (untuk hiasan di rumah).
1) Melengkapi dukun kit
2) Mensterilkan Dukun Kit
Alat-alat pertolongan persalinan (Dukun Kit) harus disuci hamakan agar bebas kuman yaitu dengan cara merebus dalam air mendidih dalam panci yang tertutup rapat selama 15-20 menit, air perebus dibuang, gunting/silet yang sudah bersih dibiarkan kering, jangan mengeringkan gunting dengan lap, kain atau handuk. Setelah peralatan kering, gunakan segera atau simpan wadah tertutup, bersih dan aman. Walaupun tidak steril peralatan persalinan ini telah menapai tingkat desinfeksi yang cukup tinggi dengan mendidihkannya selama 20 menit, waktu terhitung dari saat air mulai mendidih. Bila persalinan dilakukan dirumah sebaiknya keluarga di ingatkan terlebih dahulu agar menyiapkan air mendidih terlebih dahulu di atas api sesaat penolongan tiba.
d. Menolong Persalinan Secara Bersih dan Aman
Mengingat peran dukun di masyarakat, para dukun diajarkan dan diberi pendidikan tentang menolong persalinan agar tidak terjadi infeksi baik pada ibu maupun pada bayi. Pertolongan persalinan harus menerapkan 3 bersih yaitu bersih alat, tempat, dan bersih penolong.
1) Bersih tempat melahirkan
a) ruangan harus hangat, tertutup, bersih dan terang, ada ventilasi dan jauh dari kandang.
b) Alas tempat persalinan diberi perlak yang mudah dibersihkan
c) Tersedia handuk dan selimut yang bersih dan kering
2) Bersih alat
Alat yang dipergunakan dalam persalinan harus dalam keadaan bersih.
3) Bersih penolong.
Penolong harus mencuci tangan terlebih dahulu untuk mencegah infeksi. Penolong harus melepaskan perhiasan dari tangan, mencuci tangan dengan sabun pada air yang mengalir.
e. Merujuk Kelainan-Kelainan dalam Persalinan
Perlu diketahui bahwa 10-20% persalinan berasal dari kehamilan resiko tinggi dan 5-10% persalinan memang patologis. Untuk itu rujukan oleh dukun perlu dilaksanakan tepat waktu. Beberapa jenis kelainan yang harus dirujuk antara lain: perdarahan yang tak bisa diatasi dan pendarahan ante partum, panggul sempit, pre-eklamsi ringan yang tidak teratasi , pre-eklampsia berat, eklampsia, semua kelainan letak, gemelli, abortus dengan infeksi, kehamilan Mola Hydatidosa, partus tidak maju, partus lama, Ketuban Pecah Dini dan besarnya perut lebih besar dari perkiraan usia kehamilan. Keterlambatan merujuk sangat berbahaya bagi keselamatan ibu dan bayi. Hal ini dapat terjadi bila dukun tidak menyadari adanya kelainan pada persalinan (Pedoman Supervise Dukun Bayi, 1992).
f. Membuat Laporan Persalinan yang Ditolong
Pembuatan laporan dengan mencatat pada kartu persalinan tentang persalinan yang baru ditolongnya. Laporan ini sangat perlu untuk langkah-langkah pembinaan selanjutnya. Untuk keperluan tersebut telah disediakan formulir persalinan (K2) untuk mencatat pertolongan persalinan yang dirujuk. Setiap kartu persalinan ini digunakan untuk satu persalinan (Pedoman Supervise Dukun Bayi, 1992).
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat sudah mengenal dukun bayi atau dukun beranak sebagai tenaga pertolongan persalinan yang diwariskan secara turun temurun. Dukun bayi yaitu mereka yang memberi pertolongan pada waktu kelahiran atau dalam hal-hal yang berhubungan dengan pertolongan kelahiran, seperti memandikan bayi, upacara menginjak tanah, dan upacara adat serimonial lainnya. Pada kelahiran anak dukun bayi yang biasanya adalah seorang wanita tua yang sudah berpengalaman, membantu melahirkan dan memimpin upacara yang bersangkut paut dengan kelahiran itu (Koentjaraningrat, 1992).
2. Ciri-ciri dukun bayi
Menurut Sarwono Prawiroharjo (1999) ciri dukun bayi adalah :
a. Dukun bayi biasanya seorang wanita, hanya dibali terdapat dukun bayi pria.
b. Dukun bayi umumnya berumur 40 tahun keatas.
c. Dukun bayi biasanya orang yang berpengaruh dalam masyarakat.
d. Dukun bayi biasanya mempunyai banyak pengalaman dibidang sosial, perawatan diri sendiri, ekonomi, kebudayaan dan pendidikan.
e. Dukun bayi biasanya bersifat turun menurun.
3. Pembagian Dukun Bayi
Menurut Depkes RI, dukun bayi dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Dukun Bayi Terlatih, adalah dukun bayi yang telah mendapatkan pelatihan oleh tenaga kesehatan yang dinyatakan lulus.
b. Dukun Bayi Tidak Terlatih, adalah dukun bayi yang belum pernah terlatih oleh tenaga kesehatan atau dukun bayi yang sedang dilatih dan belum dinyatakan lulus.
4. Tugas Dukun
a. Perawatan Kehamilan
- Mengetahui tanda-tanda kehamilan
- Mengenali tanda-tanda resiko tinggi dan penyakit kehamilan
- Membawa semua ibu hamil untuk imunisasi tetanus keposyandu atau Puskesmas.
- Memberi penyuluhan atau nasehat tentng KB, Imunisasi dan gizi
- Melaksanakan rujukan paa khasus kehamilan beresiko ke Puskesmas atau Rumah Sakit.
- Mengajarkan perawatan payudara pada ibu hamil
- Membuat laporan tentang perawatan kehamilan (K1).
(Pedoman Supervise Dukun Bayi, 1992)
b. Perawatan Persalinan
- Mengenal tanda-tanda persalinan
- Mengetahui kelainan-kelainan pada persalinan
- Memanfaatkan dukun kit dengan baik
- Menolong persalinan dengan bersih dan aman
- Merujuk semua kasus kelainan pada persalinan
- Membuat laporan tentang persalinan yang ditolong (K2)
c. Perawatan Nifas, Meneteki dan Bayi Baru Lahir
- Penanganan bayi baru lahir
- Menimbang bayi baru lahir yang berat badannya kurang dari 2.500 gram
- Memberikan penyuluhan atau nasehat kesehatan mengenai ASI, KIA, Gizi, kebersihan lingkungan, Imunisasi, dan KB.
- Dukun dapat melakukan perawatan payudara
- Dukun membagikan kapsul vitamin A dosis tinggi pada Ibu
- Melakukan rujukan pada kelainan nifas.
5. Kelebihan dan kekurangan bersalin dengan dukun
Peran dukun sangat sulit ditiadakan karena masih mendapat kepercayaan masyarakat. Terdapat kelebihan dan kekurangan persalinan yang ditolong oleh dukun antara lain :
a. Kelebihan
- Dukun merawat ibu dan bayinya sampai tali pusatnya putus.
- Kontak ibu dan bayi lebih awal dan lama
- Persalinan dilakukan di rumah
- Biaya murah dan tidak ditentukan.
b. Kekurangan
- Dukun belum mengerti teknik septic dan anti septic dalam menolong persalinan.
- Dukun tidak mengenal keadaan patologis dan kehamilan, persainan, nifas dan bayi baru lahir.
- Pengetahuan dukun rendah sehingga sukar ditatar dan di ikutsertakan dalam program pemerintah. (Pedoman Supervise Dukun Bayi, 1992)
6. Pendidikan Dukun
Mengingat peran dukun di masyarakat, perlu dijalin kerjasama yang baik antara dukun dengan tenaga kesehatan sehingga dapat membantu kelancaran tugas sehari-hari dari bidan dan sekaligus membantu untuk merencanakan tugas-tugas lainnya yang menjadi tanggung jawab bidan.
7. Penerapan Tugas Dukun Dalam Persalinan
a. Mengenal tanda-tanda Persalinan
- Perut sering terasa mulas-mulas
- Keluar cairan ketuban(Kadang-kadang)
- Keluar lender bercampur darah
Apabila dukun mampu mengenal tanda-tanda persalinan maka dukun dapat merencanakan pertolongan persalinan dengan aman dan dapat mengadakan persiapan untuk pertolongan persalinan. (Pedoman Supervise Dukun Bayi, 1992)
b. Mengetahui kelainan-kelainan dalam persalinan
Gejala-gejala kelainan persalinan :
- Tali pusat menumbung
- Ketuban Pecah disertai dengan mekonium yang kental
- Ketuban Pecah Lama (Lebih dari 24 Jam)
- Ketuban pecah pada persalinan kurang bulan
- Tanda-tanda Infeksi
- Kelainan His
- Perdarahan
- Bengkak pada muka dan kaki, pusing-pusing dan kejang
- Peralinan lama (lebih dari 12 jam)
- Persalinan sebelum waktunya (kurang bulan)
Hal ini penting agar bila terdapat kelainan-kelainan peralinan dapat secepatnya penderita dirujuk ke pelayanan kesehatan yang lebih tinggi. (Pedoman Supervise Dukun Bayi, 1992)
c. Manfaaat Dukun Kit Dengan Baik
Hambatan yang terjadi adalah tidak semua dukun menyadari manfaat dukun kit. Kadang dukun justru saying menggunakan dukun kit karena takut rusak (untuk hiasan di rumah).
1) Melengkapi dukun kit
2) Mensterilkan Dukun Kit
Alat-alat pertolongan persalinan (Dukun Kit) harus disuci hamakan agar bebas kuman yaitu dengan cara merebus dalam air mendidih dalam panci yang tertutup rapat selama 15-20 menit, air perebus dibuang, gunting/silet yang sudah bersih dibiarkan kering, jangan mengeringkan gunting dengan lap, kain atau handuk. Setelah peralatan kering, gunakan segera atau simpan wadah tertutup, bersih dan aman. Walaupun tidak steril peralatan persalinan ini telah menapai tingkat desinfeksi yang cukup tinggi dengan mendidihkannya selama 20 menit, waktu terhitung dari saat air mulai mendidih. Bila persalinan dilakukan dirumah sebaiknya keluarga di ingatkan terlebih dahulu agar menyiapkan air mendidih terlebih dahulu di atas api sesaat penolongan tiba.
d. Menolong Persalinan Secara Bersih dan Aman
Mengingat peran dukun di masyarakat, para dukun diajarkan dan diberi pendidikan tentang menolong persalinan agar tidak terjadi infeksi baik pada ibu maupun pada bayi. Pertolongan persalinan harus menerapkan 3 bersih yaitu bersih alat, tempat, dan bersih penolong.
1) Bersih tempat melahirkan
a) ruangan harus hangat, tertutup, bersih dan terang, ada ventilasi dan jauh dari kandang.
b) Alas tempat persalinan diberi perlak yang mudah dibersihkan
c) Tersedia handuk dan selimut yang bersih dan kering
2) Bersih alat
Alat yang dipergunakan dalam persalinan harus dalam keadaan bersih.
3) Bersih penolong.
Penolong harus mencuci tangan terlebih dahulu untuk mencegah infeksi. Penolong harus melepaskan perhiasan dari tangan, mencuci tangan dengan sabun pada air yang mengalir.
e. Merujuk Kelainan-Kelainan dalam Persalinan
Perlu diketahui bahwa 10-20% persalinan berasal dari kehamilan resiko tinggi dan 5-10% persalinan memang patologis. Untuk itu rujukan oleh dukun perlu dilaksanakan tepat waktu. Beberapa jenis kelainan yang harus dirujuk antara lain: perdarahan yang tak bisa diatasi dan pendarahan ante partum, panggul sempit, pre-eklamsi ringan yang tidak teratasi , pre-eklampsia berat, eklampsia, semua kelainan letak, gemelli, abortus dengan infeksi, kehamilan Mola Hydatidosa, partus tidak maju, partus lama, Ketuban Pecah Dini dan besarnya perut lebih besar dari perkiraan usia kehamilan. Keterlambatan merujuk sangat berbahaya bagi keselamatan ibu dan bayi. Hal ini dapat terjadi bila dukun tidak menyadari adanya kelainan pada persalinan (Pedoman Supervise Dukun Bayi, 1992).
f. Membuat Laporan Persalinan yang Ditolong
Pembuatan laporan dengan mencatat pada kartu persalinan tentang persalinan yang baru ditolongnya. Laporan ini sangat perlu untuk langkah-langkah pembinaan selanjutnya. Untuk keperluan tersebut telah disediakan formulir persalinan (K2) untuk mencatat pertolongan persalinan yang dirujuk. Setiap kartu persalinan ini digunakan untuk satu persalinan (Pedoman Supervise Dukun Bayi, 1992).
0 comments:
Post a Comment