Kamis, 25 April 2012, Prof. Johan S. Masjhur, Guru Besar Ilmu Kedokteran Nuklir dan Pencitraan Molekuler Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran berkesempatan memberikan kuliah kehormatan dengan judul "From Nuclear Medicine to Molecular Nuclear Medicine". Dipaparkan mengenai apa sebenarnya ilmu kedokteran nuklir dan manfaatnya bagi dunia kedokteran. "Perkembangan ilmu kedokteran nuklir di Indonesia sangat lambat, tahun 1980-an Indonesia sudah memiliki 14 tempat pelayanan kedokteran nuklir, tapi sekarang jumlahnya sangat berkurang, hanya tingga 7 tempat saja, " ucap Prof. Johan yang dikenal sebagai seorang nahkoda bagi perkembangan ilmu kedokteran nuklir di Indonesia. Berbagai faktor menjadi penyebab lambatnya perkembangan ilmu kedokteran nuklir tersebut, salah satunya adalah karena adanya fobia atau ketakutan terhadap nuklir juga kesalahan presepsi mengenai radiasi yang ditimbulkan. Sebenarnya radiasi yang diterima pasien kurang lebih hampir sama dengan radiasi yang didapat dari X-ray. Sayangnya kesalahan presepsi ini tidak saja pada masyarakat awam tetapi juga pada petugas kesehatan, selain itu di Indonesia pelayanan kesehatan masih berfokus pada penyakit infeksi dan penurunan kematian ibu dan anak. Harus diakui bahwa investasi yang harus disiapkan berkaitan dengan pelayanan ini cukup tinggi, namun jika kita berpikir dan mulai bergerak pada upaya pencegahan penyakit dalam bentuk molekuler, maka ilmu kedokteran nuklir ini menjadi sebuah bidang ilmu yang bersifat "future medicine" . Pelayanan kesehatan seharusnya tidak lagi bersifat reactive medicine yang baru bergerak untuk mengobati setelah pasien terdiagnosis sakit. Ilmu Kedokteran Nuklir dengan molecular nuclear medicine memungkinkan dunia kedokteran untuk bergerak kearah pencegahan, hal ini tentunya akan memberikan pelayanan kesehatan yang lebih murah, terintegrasi, lebih efisien dan lebih mudah. Pada kesempatan ini, Perhimpunan Kedokteran Nuklir Indonesia menganugrahkan Prof. Johan S. Masjhur sebagai Bapak Kedokteran Nuklir Indonesia. Hal ini tentu bukan sebuah kebetulan semata, sebagai ilustrasi, bagi yang pernah berada di ruang tunggu di Departemen/SMF Ilmu Kedokteran Nuklir Fakultas Kedokteran Unpad/RSHS tentu akan merasakan adanya nuansa kebhinekaan, pasien-pasien yang berobat di sana datang dari berbagai pelosok di negeri ini. Hal tersebut tentunya menegaskan satu hal pada kita semua bahwa departemen tersebut dengan Prof. Johan didalamnya bukan aset FK unpad, RSHS atau Jawa Barat saja, tapi merupakan aset nasional. Kuliah kehormatan di tutup dengan acara peluncuran biografi Prof. Johan oleh Dekan FK Unpad, Prof. Dr.med Tri Hanggono Achmad.,dr serta pemberian Pin yang terbuat dari emas murni. Pin tersebut khusus hanya diberikan kepada para Guru Besar FK Unpad yang memberikan kuliah kehormatan saat memasuki masa purnabakti. Dekan FK Unpad dalam sambutannya mengucapkan terima kasih dan sangat bersyukur dengan kesediaan Prof. Johan memberikan kuliah kehormatan ini. Diharapkan nilai-nilai luhur yang disampaikan dapat memberikan inspirasi dan motivasi bagi seluruh sivitas akademika FK Unpad dan masyarakat luas untuk terus bersama-sama dengan kalangan akademik mendorong perkembangan dan pemanfaatan teknologi kedokteran bagi kemaslahatan umat.
0 comments:
Post a Comment