Kolesterol Memicu Penyakit Kronis

iklan
KapanLagi.com: Woman
KapanLagi.com: Woman
Kolesterol Memicu Penyakit Kronis
Oct 30th 2011, 05:00

Hati-hati, jika kadar kolesterol jahat Anda menguasai tubuh, maka bisa dipastikan sejumlah penyakit kronis siap menanti Anda.

KapanLagi.com - Perhatikan ini: pria ternyata lebih rentan terhadap penyakit-penyakit kardiovaskular ketimbang wanita. Pasalnya, wanita memiliki hormon estrogen yang berfungsi memelihara kelenturan pembuluh darah. Namun jangan dulu senang wahai wanita. Menurut Prof. Budhi, "Jika kadar LDL dalam tubuh tinggi, maka kolesterol tak hanya menyumbat pembuluh darah, tapi juga menghancurkan jaringan endotil yang melindungi pembuluh darah dan membuatnya jadi rapuh." Biasanya, resiko terkena penyakit kardiovaskular pada wanita meningkat pesat setelah memasuki masa menopause.

Yang menarik, data yang dihimpun oleh WHO dalam Global status report on non-communicable diseases tahun 2008 memperlihatkan bahwa prevalensi faktor resiko hiperkolesterol pada wanita di Indonesia lebih tinggi yaitu 37,2 ketimbang pria yang hanya 32,8. Berikut adalah penyakit-penyakit yang timbul akibat kolesterol.

Penyakit Jantung Koroner

Menurut data WHO tahun 2002 kematian akibat gangguan kolesterol tinggi sebanyak 44,4 juta jiwa. Tak heran, bila gangguan ini menjadi 'primadona' di negara industri dan berkembang, termasuk Indonesia. Penyakit kardiovaskular, muncul akibat adanya kelainan pada jantung dan pembuluh darah. Penyebabnya tidak lain karena meningkatnya kadar kolesterol yang biasa dikenal hiperkolesterolemia. Sebanyak 40 persen, hiperkolesterolemia menyebabkan penyakit jantung koroner (PJK). Kasusnya di Indonesia meningkat per tahunnya sebanyak 28 persen dan menyerang usia produktif (di bawah 40 tahun).

"Sebanyak 80 persen pasien meninggal mendadak dan 50 persennya meninggal tanpa gejala sebelumnya" papar Dr. P.Tedjasukmana, SpJP, FIHA dari Rumah Sakit Premier Jatinegara, Jakarta disela-sela acara Peduli Kolesterol Pfizer. "Kadar kolesterol yang tinggi seringkali tidak menimbulkan gejala, hal ini yang harus Anda waspadai, jangan sampai kecolongan," imbuhnya.

Jantung berfungsi memompa dan mengatur sirkulasi oksigen serta zat makanan ke seluruh tubuh. Pembuluh darah yang sehat memiliki dinding yang rata dan halus sehingga aliran darah lancar. Sedangkan pada pembuluh darah yang tidak sehat, dindingnya banyak menempel lemak dan kolesterol. Sudah pasti aliran pembuluh darah tidak berjalan lancar. Jenis kolesterol LDL-C adalah penyebab utama PJK, kolesterol jahat ini bertumpuk dan membentuk plak menyebabkan aterosklerosis. Yaitu penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah arteri. Menurut Tedjasukmana, proses pembentukan plak ini bisa dimulai dari usia anak-anak hingga remaja. Tak heran, saat usia anak hingga remaja menentukan kesehatan di usia dewasa. "Karena proses penyumbatan ini berlangsung bertahun-tahun lamanya," tambahnya.

Meski begitu, Anda tak perlu takut. Proses aterosklerosis merupakan proses alami tubuh. "Semakin tua aterosklerosis semakin menjadi. Namun secara teori, jika HDL lebih tinggi dari LDL, maka bisa terjadi regresi lemak yang menyumbat," ucap Prof. Budhi. Tindakan operasi juga bisa dilakukan dalam kasus-kasus penyakit jantung yang sudah berat. "Umumnya, tindakan operasi dilakukan jika pasien jantung sudah mengalami sakit dada yang tidak stabil (angina pectoris) serta jika dilakukan treadmill test, ada gejala jantungnya kekurangan oksigen. Selain itu, melalui tes-tes juga terlihat ada penyempitan pembuluh darah ke jantung hingga lebih dari 50 persen. Maka, baru diambil tindakan operasi. Dan ini tidak melihat faktor usia," jelas Prof. Budhi. Yang perlu diingat, jika penyumbatan telah terjadi, meski olahraga disarankan namun harus tetap terukur dari kemampuan jantung dan usia yang bersangkutan.

2. Stroke

Data Riskesdas Indonesia tahun 2007 menyebutkan, penyakit jantung dan stroke merupakan penyebab utama kematian di Indonesia. Stroke terjadi akibat penyumbatan plak karena kolesterol darah yang tinggi, sehingga pasokan darah dan oksigen pembuluh darah ke otak menjadi terhambat. Pada kondisi ini dapat mematikan atau merusak sel-sel saraf di otak. Menurut International Stroke Conference di Wina Austria 2008, kasus stroke meningkat di Asia. Bahkan kematian akibat stroke di Indonesia mencapai peringkat ke 3 setelah penyakit jantung dan kanker.

70 persen kasus stroke terjadi akibat sumbatan dan sisanya sebanyak 30 persen diakibatkan pendarahan. "Dampak stroke antara lain, kematian dan kelumpuhan pada bagian tubuh penderitanya," jelas Tedja. Selain itu, hipertensi dapat terjadi akibat tingginya kolesterol dalam pembuluh darah. Akibatnya, peningkatan tekanan darah yang di atas normal (120/80 mmhg) membuat kinerja jantung bekerja lebih berat.

Lalu, lebih cepat mana, kolesterol menyumbat pembuluh darah ke otak atau ke jantung? Prof. Dr. dr. Budhi Setianto, SpJP, FIHA menerangkan, "Tidak bisa dipastikan. Namun seringnya, saat merawat pasien penyakit jantung, tiba-tiba dia stroke. Begitu juga sebaliknya. Ketika pasien stroke sedang diobati, ternyata mengalami penyakit jantung juga. Jadi bisa keduanya, bisa juga salah satu," ucap Prof. Budhi.

3. Diabetes

Penyakit diabetes juga berkaitan erat dengan gangguan kolesterol. Umumnya penderita diabetes mengalami masalah pada kinerja pankreas sehingga tidak dapat memproduksi insulin yang cukup bagi tubuh. Bagi mereka penderita diabetes sekaligus mengalami gangguan kolesterol tinggi maka akan timbul masalah pada penglihatan atau kebutaan pada satu, bahkan kedua matanya.

Ini terjadi karena banyaknya jumlah air dalam makula mata. Kadar glukosa yang tinggi dalam aliran darah terjadi saat tubuh tidak menghasilkan insulin. "Itulah mengapa penderita diabetes rentan terkena macular edema," tambahnya.

Selain itu, penderita diabetes dengan kadar kolesterol rendah justru memiliki resiko kematian akibat PJK lebih tinggi ketimbang mereka yang bukan penderita diabetes dengan kadar kolesterol tinggi. Karena, nilai 'normal' dari kolesterol LDL pada penderita diabetes dapat menyesatkan. Hal ini terjadi karena jumlah partikel LDL dan konsentrasi dari apoB lebih banyak, bentuknya padat dan lebih ganas. Menurut Tedja, karena bentuknya kecil-kecil maka mudah masuk dan menempel lebih dalam pada lapisan pembuluh darah.

Sebuah riset studi di University College London & INSERM Institute Perancis menemukan adanya pengaruh rendahnya kadar HDL terhadap kepikunan dan alzheimer. Riset ini telah dilakukan pada 3.673 pelayan di Inggris dan terlihat penurunan kadar HDL pada usia 55-60 tahun cenderung mengalami kepikunan sebanyak 61 persen. Selain itu, kolesterol memicu terjadinya disfungsi ereksi. Kolesterol yang bertumpuk akan mengacaukan pembuluh arteri di penis sehingga pria akan kesulitan untuk ereksi. Padahal ereksi dapat terjadi saat aliran darah ke penis lancar. (Fitness/miw)

Source: Fitness Magazine, Edisi September 2011, Halaman 79

Provided by:

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions

0 comments:

Post a Comment