ABSTRACT
The population aged over 60 years in Indonesia is expanding rapidly. So there are increasing demands on nursing services that this will bring, but little is known about the research for health needs of this elderly population. In the other hands, the development and utilization of nursing knowledge is essential for continued improvement in the geriatric care. This paper aims to elicit views from a wide range of service user representatives regarding their priorities for research and development in relation to the organization and delivery of the geriatric nursing services. This paper identifies areas of commonality and misalignment in relation to the geriatric nursing. Six broad priority areas for building research evidence are identified and issues relating to achieving these priorities are outlined, i.e.: (1) approaches to care, evaluation and effectiveness of individual, group interventions or new approaches to care; (2) outcomes of specific clinical interventions; (3) organizational factors that affect service delivery and workforce; (4) social factors that affect health; (5) quality of life and psychosocial health interventions; and (6) health promotion.
Keywords: Geriatric, Nursing Research Themes, Evidence-Based Practice
PENDAHULUAN
Proses menua (aging) merupakan suatu perubahan progresif pada organisme yang telah mencapai kematangan intrinsik dan bersifat irreversibel serta menunjukkan adanya kemunduran sejalan dengan waktu. Proses alami yang disertai dengan adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial akan saling berinteraksi satu sama laini. Proses menua yang terjadi pada lansia secara linier dapat digambarkan melalui tiga tahap yaitu, kelemahan (impairment), keterbatasan fungsional (functional limitations), ketidakmampuan (disability), dan keterhambatan (handicap) yang akan dialami bersamaan dengan proses kemunduranii, iii, iv.
Transisi demografi pada kelompok lansia terkait dengan status kesehatan lansia yang lebih terjamin, sehingga usia harapan hidup lansia lebih tinggi dibanding masa-masa sebelumnyav. Pertambahan jumlah lansia di Indonesia dalam kurun waktu tahun 1990 – 2025, tergolong tercepat di duniavi. Pada tahun 2002, jumlah lansia di Indonesia berjumlah 16 juta dan diproyeksikan akan bertambah menjadi 25,5 juta pada tahun 2020 atau sebesar 11,37 % penduduk dan ini merupakan peringkat keempat dunia, dibawah Cina, India dan Amerika Serikatvii. Sedangkan umur harapan hidup berdasarkan sensus BPS tahun 1998 masing-masing untuk pria 63 tahun dan perempuan 67 tahun. Angka di atas berbeda dengan kajian WHO (1999), dimana usia harapan hidup orang Indonesia rata-rata adalah 59,7 tahun dan menempati urutan ke-103 dunia viii.
Data statistik tersebut mengisyaratkan pentingnya pengembangan keperawatan gerontik di Indonesia. Walaupun secara historis, jauh sebelum keperawatan gerontik berkembang menjadi sebuah spesialisasi pada dasarnya keperawatan memiliki peran yang besar terhadap pemberian pelayanan keperawatan bagi lansia. Fokus asuhan keperawatan pada lansia ditujukan pada dua kelompok lansia, yaitu (1) lansia yang sehat dan produktif, dan (2) lansia yang memiliki kerentanan tubuh dengan ditandai kondisi fisik yang mulai melemah, sakit-sakitan, dan daya pikir menurunix. Pemberian asuhan keperawatan bagi kedua kelompok tersebut bertujuan untuk memenuhi harapan-harapan yang diinginkan oleh lansia yaitu memiliki kualitas hidup yang lebih baik dan produktif dalam tiga dimensi, yaitu fisik, fungsional, dan kognitif. Berbagai penelitian melaporkan bahwa peningkatan kualitas ketiga dimensi tersebut dapat meningkatkan harapan hidup lansia yang lebih sehat5, x, xi, xii, xiii, xiv.
PENELITIAN DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN
Pengembangan dan pemanfaatan ilmu keperawatan merupakan bagian yang esensial dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan termasuk pula keperawatan gerontik. Peningkatan kualitas tersebut hendaknya sejalan dengan penerapan praktik keperawatan yang didasarkan pada fakta (evidence-based practice for nursing). Menurut Loiselle et. al (2004), praktik keperawatan berdasarkan fakta merupakan upaya pemanfaatan hasil penelitian (fakta empiris) klinik keperawatan yang terbaik guna menentukan sebuah keputusan dalam intervensi keperawatanxv. Praktik keperawatan berdasarkan fakta memberikan kerangka kerja dan proses penggabungan hasil penelitian dan preferensi klien yang sistematis dalam pengambilan keputusan klinik, baik di tingkat individu maupun organisasi pelayanan kesehatanxvi. Fakta empiris tersebut bersumber dari temuan penelitian-penelitian keperawatan yang relevan. Fakta terbaiklah yang akan digunakan sebagai pedoman dalam menentukan pendekatan terhadap klien, keputusan klinik, dan tindakan keperawatan. Sedangkan fakta terbaik adalah rangkaian tindakan yang paling efisien, efektif, dan aman bagi klien. Bila perawat telah memiliki budaya kerja yang ilmiah, dimana ia selalu mencari pembenaran tindakan yang dilakukannya melalui pemanfaatan hasil-hasil penelitian maka diharapkan akan didapatkan hasil perawatan yang lebih baik. Karena dalam praktik keperawatan tidak ada ruang sedikit pun yang diperkenankan bagi tindakan trial and error.
Menerapkan hasil penelitian dalam pelayanan kesehatan merupakan upaya signifikan dalam memperbaiki pelayanan kesehatan yang berorientasi pada efektifitas biaya (cost effectiveness). Meningkatkan penelitian keperawatan dan menerapkan hasilnya dalam praktek keperawatan merupakan kebutuhan mendesak untuk membangun praktek keperawatan yang efektif. Menurut studi terhadap berbagai laporan penelitian keperawatan (meta-analysis) yang dilakukan oleh Heater, Beckker, dan Olson (1988), menyatakan bahwa pasien yang mendapatkan intervensi keperawatan yang bersumber dari penelitian memiliki out come yang lebih baik bila dibandingkan dengan pasien yang hanya mendapatkan intervensi standar xvii.
Terdapat banyak model proses penerapan hasil penelitian dalam lingkup pelayanan keperawatan yang telah disusun oleh para ahli, misalnya model Rosswurm dan Larrabeexviii, model Iowaxix, model Children’s Hospital of Philadelphiaxx, model Auroraxxi, model Stetlerxxii, model Diffusion of Innovationxxiii, model Research Nurse Intern Programxxiv, atau model Process of Research Utilizationxxv. Berikut adalah salah satu model penerapan hasil penelitian keperawatan yang paling banyak digunakanxxvi.
Gambar 1. Model Penerapan Hasil Penelitian
Adaptasi dari Rosswurm MA & Larrabee JH. Image J Nurs Sch 1999;31:317–22.
PRIORITAS PENELITIAN BIDANG KEPERAWATAN GERONTIK
Keperawatan gerontik secara holistik menggabungkan aspek pengetahuan dan ketrampilan dari berbagai macam disiplin ilmu dalam mempertahankan kondisi kesehatan fisik, mental, sosial, dan spiritual lansia (Lihat Gambar 2). Hal ini diupayakan untuk memfasilitasi lansia ke arah perkembangan kesehatan yang lebih optimum, dengan pendekatan pada pemulihan kesehatan, memaksimalkan kualitas hidup lansia baik dalam kondisi sehat, sakit maupun kelemahan serta memberikan rasa aman, nyaman, terutama dalam menghadapi kematian.
Gambar 2. Sistem Informasi Keperawatan Gerontik
Sumber : Eliopoulos C., (1997)
Penelitian keperawatan gerontik diharapkan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi pengembangan teknik maupun mutu pelayanan dengan berbagai pendekatan di atas. Namun dalam menyusun prioritas penelitian, perlu diseimbangkan antara kebutuhan untuk menambah ilmu dan wawasan baru dengan kebutuhan untuk meningkatkan kualitas, efektifitas, efisiensi, dan kepatutan pelayanan.
Dalam mengembangkan penelitian tersebut, kita terlebih dahulu perlu mengetahui aspek-aspek kritis yang ada dalam keperawatan gerontik. Tulisan ini mencoba untuk merangkaikan usulan prioritas penelitian di bidang keperawatan gerontik. Ada enam aspek utama yang perlu dikaji mengingat sampai saat ini penelitian-penelitian keperawatan terutama di dalam negeri masih sedikit, dan apabila ada penelitian tersebut jarang dipublikasikan xxvii.
Tabel 1. Area Penelitian Keperawatan Gerontik
NO. AREA PRIORITAS SUB AREA PRIORITAS
1.
Pelayanan, evaluasi dan efektivitas intervensi terhadap individu maupun kelompok atau metode baru dalam pelayanan keperawatan
Ventilasi dan sirkulasi
Nutrisi
Ekskresi
Aktifitas dan istirahat
Stimulasi mental
Tidur
Masalah kardiovaskuler
Masalah penyakit vaskulerisasi perifer
Masalah respiratori
Masalah gastrointestinal
Masalah diabetes
Masalah muskuloskeletal
Masalah genitourinary
Masalah neurology
Masalah menurunnya fungsi sensorik
Masalah dermatology
Masalah kesehatan mental
Tindakan operatif & dampaknya
Paliative care
Manajemen nyeri
Rehabilitasi
Perawatan diri dan higienitas
Pengawasan menelan obat
2.
Parameter & hasil (outcome) intervensi klinis yang spesifik
Diagnosis keperawatan yang spesifik
Pengembangan alat ukur geriatrik (contoh Iowa Index of Geriatric Assessment Tools dapat diakses di http://www.uiowa.edu)
3.
Faktor-faktor organisasi yang berdampak pada sistem pelayanan dan kinerja
Peran kolaborasi
Model perawatan di rumah (home care)
Model perawatan di rumah sakit (hospital care)
Model perawatan di panti jompo (institutional care)
Model perawatan jangka panjang (long-term care)
Nursing agency
Team work
NO.
AREA PRIORITAS
SUB AREA PRIORITAS
4.
Faktor-faktor sosial yang berdampak pada tingkat kesehatan lansia
Aspek legal : kebijakan & regulasi
Kelenturan kesehatan yang berbasis budaya & kepercayaan
Sosial ekonomi
Konsep-konsep gerontologi (aspek kesehatan, aspek spiritual, aspek etika dan moral, aspek nutrisi, aspek psikologis, aspek fisiologis, & aspek sosial)
5.
Kualitas hidup (quality of life) dan intervensi kesehatan psikososial
Penilaian status fungsional
Psikologis
Senile dementia
Olah raga
Rekreasi
Upaya preventif terhadap risiko kecelakaan
Interaksi sosial
Spiritual
Manajemen Stress
Sakaratul maut
Support keluarga
Aktifitas dan disfungsi seksual
6.
Promosi kesehatan
Pesan
Teknologi
PENUTUP
Mengingat proyeksi penduduk lansia pada tahun 2020 akan meningkat menjadi 11,37 % penduduk Indonesia, maka keperawatan gerontik memiliki potensi kerja yang cukup besar di masa mendatang. Perawat perlu membudayakan kegiatan penelitian dan pemanfaatan hasil-hasilnya dalam praktik klinik keperawatan untuk mempersiapkan pelayanan yang prima. Praktik yang bersifat evidence-based harus dibuat sebagai bagian integral dari kebijakan organisatoris pelayanan kesehatan pada semua tingkatan agar langkah-langkah tersebut dapat diaplikasikan untuk meningkatkan kinerja pelayanan kesehatan tersebutxxviii. Budaya ilmiah juga dapat dimanfaatkan sebagai strategi akuntabilitas publik, justifikasi tindakan keperawatan, dan bahan pengambilan keputusan. Kesadaran menejer keperawatan terhadap nilai penelitian yang potensial akan memberikan dampak yang menguntungkan bagi organisasi, misalnya kinerja keperawatan yang meningkat dan out come klien yang optimal19.
REFERENSI :
Kuntjoro ZS. (2002a). Masalah Kesehatan Jiwa Lansia. http://www.e-psikologi.com/usia/ 160402.htm. Diakses : 16 April 2002.
ii Setiabudhi T & Hardywinoto. (1999). Panduan Gerontologi Tinjauan Dari Berbagai Aspek, Menjaga Keseimbangan Kualitas Hidup Para Lanjut Usia. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
iii Eliopoulos C. (1997). Gerontological Nursing. Philadelphia: Lippincott-Raven Pub.
iv Hogan DB. Effects of Age and Disease on Disability in the Very Elderly. Clinical Geriatrics Online, http://www.mmhc.com/cg/1093.shtml (diakses: 17 November 2003).
v Brayne, C., FE Matthews, MA McGee, & C Jagger. (2001). Health and Ill-health in the Older Population in England and Wales. Age and Ageing, 30: 53-62.
vi Kompas, 25 Maret 2002.
vii Chen AJ & Jones G. (1989). Ageing in Asean: Its Socio-Economic Consequences. Singapore: Institute of Southeast Asian Studies.
viii Kuntjoro Z.S. (2002b). Gangguan Psikologis dan Perilaku pada Demensia. http://www.e-psikologi.com/usia/170602b.htm. Diakses: 17 Juni 2002.
ix Chappel, Neena L, Laurel AS, & Blanford AA. (1986). Aging and Health Care: a Social Perspective. Toronto: Holt, Rinehart and Winston of Canada.
x Carver, DJ, CA Chapman, VS Thomas, KJ Stadnyk, & K Rockwood. (1999). Validity and Reliability of the Medical Outcomes Study Short Form-20 Questionnaire as a Measure of Quality of Life in Elderly People Living at Home. Age and Ageing, 28: 167-74.
xi Malone, M., A. Hill, & G Smith. (2002). Three-month Follow Up of Patients Discharged from a Geriatric Day Hospital. Age and Ageing, 31: 471-5.
xii Laukkanen, P., P Karppi, E Heikkinen, & M Kauppinen. (2001). Coping with Activities of Daily Living in Different Care Settings. Age and Ageing, 30: 489-94.
xiii HillerĂ¥s, PK, AF Jorm, A Herlitz, & B Winblad. (1999). Activity Patterns in Very Old People: a Survey of Cognitively Intact Subjects Aged 90 Years or Older. Age and Ageing, 28: 147-52.
xiv Sauvaget, C, C Jagger, & AJ Arthur. (2001). Active and Cognitive Impairment-free Life Expectancies: Results from the Melton Mowbray 75+ Health Checks. Age and Ageing, 30: 509-15.
xv Loiselle, CG., JP McGrath, DF Polit, & CT Beck. (2004). Canadian Essentials of Nursing Research. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
xvi Newman, M., I Papadopoulos, & R Melifonwu. (2000). Developing organisational systems and culture to support evidencebased practice: the experience of the EvidenceBased Ward Project. Evidence-Based Nursing, Vol. 3 October: 103-5.
xvii Heater BS, Becker AM, & Olson RK. (1988). Nursing interventions and patient outcomes: A meta-analysis of studies. Nursing Research, 37(5): 303-7.
xviii Rosswurm, MA. & Larrabee JH. (1999). A model for change to evidence-based practice. Image J Nurs Sch, 31:317–22.
xix Titler MG, Kleiber C, Rakel B, Budreau G, Everett LQ, Steelman V, Buckwalter KC, Tripp-Reimer T, & Goode C. (2001). The Iowa Model of Evidence-Based Practice to Promote Quality Care. Critical Care Nursing Clinics of North America, 13(4): 497-509.
xx Barnsteiner JH, Ford N, & Howe C. (1995). Research utilization in a metropolitan children’s hospital. Nurs Clin North Am, 30: 447–55.
xxi Van Mullem C, Burke LJ, Dohmeyer K, et al. (1999). Strategic planning for research use in nursing practice. J Nurs Adm, 29: 38–45.
xxii Stetler CB. (1994). Refinement of the Stetler/Marram model for application of research findings to practice. Nursing Outlook; 42:15–25.
xxiii Pearcey P, & Draper P. (1996). Using the diffusion of innovation model to influence practice: a case study. J Adv Nurs, 23: 714-21.
xxiv Warren JJ, Heermann JA. (1998). The Research Nurse Intern program. A model for research dissemination and utilization. J Nurs Adm. 28: 39–45.
xxv Hunt JM. (1996). Barriers to research utilization. J Adv Nurs. 23: 423–5.
xxvi Mohide, EA, & B. King. (2003). Building a Foundation for Evidence-based Practice: Experiences in a Tertiary Hospital. Evidence Based Nursing Vol. 6 October: 100–3.
xxvii Ross F, Mackenzie A, & Smith E. (2003). Identifying Research Priorities for Nursing and Midwifery Service Delivery and Organisation : A study undertaken for the Nursing and Midwifery Subgroup of the National Co-ordinating Centre for NHS Service Delivery and Organisation R & D (NCCSDO). London: NCCSDO.
xxviii McGuire, J. M. (1990). Putting nursing research findings into practice: Research utilization as an aspect of the management of change. Journal of Advanced Nursing, 15(2): 614-20.
Kuntjoro ZS. (2002a). Masalah Kesehatan Jiwa Lansia. http://www.e-psikologi.com/usia/ 160402.htm. Diakses : 16 April 2002.
ii Setiabudhi T & Hardywinoto. (1999). Panduan Gerontologi Tinjauan Dari Berbagai Aspek, Menjaga Keseimbangan Kualitas Hidup Para Lanjut Usia. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
iii Eliopoulos C. (1997). Gerontological Nursing. Philadelphia: Lippincott-Raven Pub.
iv Hogan DB. Effects of Age and Disease on Disability in the Very Elderly. Clinical Geriatrics Online, http://www.mmhc.com/cg/1093.shtml (diakses: 17 November 2003).
v Brayne, C., FE Matthews, MA McGee, & C Jagger. (2001). Health and Ill-health in the Older Population in England and Wales. Age and Ageing, 30: 53-62.
vi Kompas, 25 Maret 2002.
vii Chen AJ & Jones G. (1989). Ageing in Asean: Its Socio-Economic Consequences. Singapore: Institute of Southeast Asian Studies.
viii Kuntjoro Z.S. (2002b). Gangguan Psikologis dan Perilaku pada Demensia. http://www.e-psikologi.com/usia/170602b.htm. Diakses: 17 Juni 2002.
ix Chappel, Neena L, Laurel AS, & Blanford AA. (1986). Aging and Health Care: a Social Perspective. Toronto: Holt, Rinehart and Winston of Canada.
x Carver, DJ, CA Chapman, VS Thomas, KJ Stadnyk, & K Rockwood. (1999). Validity and Reliability of the Medical Outcomes Study Short Form-20 Questionnaire as a Measure of Quality of Life in Elderly People Living at Home. Age and Ageing, 28: 167-74.
xi Malone, M., A. Hill, & G Smith. (2002). Three-month Follow Up of Patients Discharged from a Geriatric Day Hospital. Age and Ageing, 31: 471-5.
xii Laukkanen, P., P Karppi, E Heikkinen, & M Kauppinen. (2001). Coping with Activities of Daily Living in Different Care Settings. Age and Ageing, 30: 489-94.
xiii HillerĂ¥s, PK, AF Jorm, A Herlitz, & B Winblad. (1999). Activity Patterns in Very Old People: a Survey of Cognitively Intact Subjects Aged 90 Years or Older. Age and Ageing, 28: 147-52.
xiv Sauvaget, C, C Jagger, & AJ Arthur. (2001). Active and Cognitive Impairment-free Life Expectancies: Results from the Melton Mowbray 75+ Health Checks. Age and Ageing, 30: 509-15.
xv Loiselle, CG., JP McGrath, DF Polit, & CT Beck. (2004). Canadian Essentials of Nursing Research. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
xvi Newman, M., I Papadopoulos, & R Melifonwu. (2000). Developing organisational systems and culture to support evidencebased practice: the experience of the EvidenceBased Ward Project. Evidence-Based Nursing, Vol. 3 October: 103-5.
xvii Heater BS, Becker AM, & Olson RK. (1988). Nursing interventions and patient outcomes: A meta-analysis of studies. Nursing Research, 37(5): 303-7.
xviii Rosswurm, MA. & Larrabee JH. (1999). A model for change to evidence-based practice. Image J Nurs Sch, 31:317–22.
xix Titler MG, Kleiber C, Rakel B, Budreau G, Everett LQ, Steelman V, Buckwalter KC, Tripp-Reimer T, & Goode C. (2001). The Iowa Model of Evidence-Based Practice to Promote Quality Care. Critical Care Nursing Clinics of North America, 13(4): 497-509.
xx Barnsteiner JH, Ford N, & Howe C. (1995). Research utilization in a metropolitan children’s hospital. Nurs Clin North Am, 30: 447–55.
xxi Van Mullem C, Burke LJ, Dohmeyer K, et al. (1999). Strategic planning for research use in nursing practice. J Nurs Adm, 29: 38–45.
xxii Stetler CB. (1994). Refinement of the Stetler/Marram model for application of research findings to practice. Nursing Outlook; 42:15–25.
xxiii Pearcey P, & Draper P. (1996). Using the diffusion of innovation model to influence practice: a case study. J Adv Nurs, 23: 714-21.
xxiv Warren JJ, Heermann JA. (1998). The Research Nurse Intern program. A model for research dissemination and utilization. J Nurs Adm. 28: 39–45.
xxv Hunt JM. (1996). Barriers to research utilization. J Adv Nurs. 23: 423–5.
xxvi Mohide, EA, & B. King. (2003). Building a Foundation for Evidence-based Practice: Experiences in a Tertiary Hospital. Evidence Based Nursing Vol. 6 October: 100–3.
xxvii Ross F, Mackenzie A, & Smith E. (2003). Identifying Research Priorities for Nursing and Midwifery Service Delivery and Organisation : A study undertaken for the Nursing and Midwifery Subgroup of the National Co-ordinating Centre for NHS Service Delivery and Organisation R & D (NCCSDO). London: NCCSDO.
xxviii McGuire, J. M. (1990). Putting nursing research findings into practice: Research utilization as an aspect of the management of change. Journal of Advanced Nursing, 15(2): 614-20.
"
ASKEP ASUHAN KEBIDANAN pada kepada ibu hamil pada ibu hamil nifas pada balita contoh pada bayi manajemen kehamilan bayi baru lahir pada bbl ibu bersalin pada neonatus persalinan pengertian pada bblr pada ibu nifas kb paradigma patologis patologi pada bayi baru lahir di komunitas standar 1 komunitas pada ibu bersalin makalah pada anak ibu hamil neonatus bbl patologi kehamilan bayi baru lahir persalinan ibu bersalin 1 2 3 bersalin normal kehamilan normal tips kecantikan gaya hidup wanita perempuan
0 comments:
Post a Comment