MEMBANGUN industri mode yang kuat membutuhkan media pamer kreativitas bagi desainer. Namun, kreativitas mereka tidak cukup hanya diapreasiasi karena proses menciptakan kreativitas pun butuh dana.
Kehadiran banyak media asing pada ajang Jakarta Fashion Week (JFW) setiap tahun tentu menjadi berita menggembirakan. Promosi yang dihasilkan lewat tulisan akan sangat efektif memopulerkan nama desainer Tanah Air sekaligus karya mereka di dunia internasional.
Pencapaian ini ternyata belum cukup karena di balik glamoritas, desainer juga butuh "pemulus jalan" guna membesarkan bisnisnya. Pencapaian yang diharapkan mewarnai perhelatan sekelas JFW adalah transaksi penjualan, dari pembeli dalam negeri maupun mancanegara (buyer).
"Kita enggak punya tempat di JFW untuk eksplorasi bisnis. Kalau bilang mau ngajak buyer, dari orang yang terlibat di fashion show, siapa sih yang ditunjuk untuk menerima buyer? Mereka harus siap melayani pemesan," tutur desainer senior sekaligus penasihat Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) Musa Widyatmodjo ketika berkunjung ke redaksi okezone di kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (11/11/2011).
Ketiadaan space khusus bagi desainer bertransaksi bisnis turut dikeluhkan pengamat mode Sonny Muchlison. Kalaupun ada, ia mengatakan, biasanya dikenai tarif sewa yang tinggi.
"Padahal, harusnya JFW ada transaksi bisnis yang berjalan. Sekarang kan begini alurnya; desainer bawa baju, selesai show, bawa pulang lagi bajunya. Mereka enggak bisa pamer bajunya untuk contoh. Memang ada booth, tapi dijual. Kalau ada bujet bisa bayar, kalau enggak, ya sudah," katanya ketika dihubungi okezone, baru-baru ini.
Sarana memadai bagi transaksi ini diharapkan menjadi jembatan antara kreasi desainer dengan kebutuhan pemesan. Manfaatnya tak hanya dirasakan oleh desainer, tapi juga konsumen.
"Sebenarnya, pertanyaannya adalah, apakah siap? Kalau belum, apa yang kemudian dilakukan oleh penyelengara? Kalau customer sampai kecewa, ya susah," tutup Musa perihal ajang yang akan dihelat 12-18 November 2011 di Pasific Place Mal ini. (ftr)
0 comments:
Post a Comment