. Bagaimanakah agar adu argumentasi justru mengasyikkan sebagai bagian dari diskusi?
KapanLagi.com - Setiap pasangan kekasih pasti pernah dihadapkan dengan adu argumentasi. Wajar saja kok, karena sekalipun saling mencintai, toh kita tetap pribadi yang berbeda dan tak harus selalu memiliki pemikiran yang sama dalam segala hal. Namun, Anda tentu tak ingin bila perbedaan pendapat justru menyebabkan pertengkaran besar yang berakhir dengan saling diam atau malah putus kan?
Dr. Drew, seorang life coaching bersertifikat yang cukup populer dari The Amazing Clars, seperti dikutip dari Shine, mengatakan bahwa sebenarnya adu argumentasi ini normal dan dapat disiasati agar tak berkembang menjadi pertengkaran. Caranya, masing-masing pasangan harus berargumentasi dengan cara yang benar, seperti tips berikut ini:
Berikan kesempatan berbicara
Seringkali emosi terpancing saat pembicaraan kita dipotong begitu saja oleh lawan bicara. Nah, di sinilah api emosi terpercik dan bisa menyebabkan pertengkaran yang besar. Untuk itu, sangatlah penting memberikan kesempatan pada masing-masing pihak untuk menyelesaikan pembicaraannya tanpa dipotong, sehingga emosi tetap dapat dikendalikan.
Pakai kalimat "menurut pendapat saya"
Agar tidak berkesan memaksakan pendapat, maka lebih baik pakai kalimat "menurut saya", "dari sisi pandang saya...", dan lain sebagainya. Kalimat tersebut juga akan membuka celah agar pasangan tetap berpikir bahwa ini adalah diskusi, bukan sebuah paksaan.
Berikan perlakuan seperti Anda ingin diperlakukan
Ingin agar ia berbicara lembut, maka janganlah berbicara kasar. Ingin agar intonasinya sedang, maka jangan berbicara dengan intonasi tinggi. Perlakukan pasangan seperti Anda ingin diperlakukan.
Karena apabila ada salah seorang saja yang memancing dengan sikap yang negatif, maka emosi akan dengan mudah tersulut.
Ingat akan hal-hal yang manis dan menyenangkan
Saat beradu argumen dengannya, pastikan Anda selalu ingat bahwa ia adalah orang yang Anda cintai dan Anda ingin berbahagia dengannya. Sehingga Anda tetap bisa mengontrol diri dan tidak memakai kata-kata pedas yang menyakitkan hati. Berusahalah agar selalu memilih kata-kata yang tidak melukai perasaan, karena ini adalah sebuah diskusi, bukan pertengkaran.
Demi kita, bukan demi aku
Dalam berdiskusi dengan pasangan, seringkali ego menguasai pembicaraan, sehingga terkadang diri sendirilah yang dipentingkan. Namun, berusahalah agar tetap berpikir bahwa ini adalah demi kepentingan bersama, bukan hanya salah satu pihak saja. Sehingga yang dicari adalah sebuah solusi, bukan hanya siapa yang benar dan salah. (wo/bee)
0 comments:
Post a Comment