KOMPAS.com - Saat ini ada banyak pebisnis pemula yang mengawali usahanya di dunia maya melalui social media. Menurut Agnes Marlita, seorang pelaku social media marketing, langkah ini dilakukan karena pengusaha-pengusaha ini pada awalnya adalah orang-orang yang memiliki pekerjaan formal tetap, tapi ingin mempunyai usaha sampingan.
"Waktu yang mereka miliki terbatas. Dengan memanfaatkan social media, seperti Facebook atau blog, mereka tetap bisa memantau dan menjalankan usaha tersebut di kantor, di sela-sela pekerjaan utamanya," Agnes menerangkan.
Dalam akun pribadinya, seorang pengusaha bisa memasukkan informasi-informasi tentang barang dagangannya. Namun, Iim Fahima Jachja, CEO dari Virtual Consulting, mengingatkan, karena pada dasarnya social media adalah ajang bersosialisasi, kita tidak bisa mengharapkan orang untuk langsung membeli ketika kita mempromosikan sesuatu. Minimal kita harus membuat mereka senang dengan keberadaan kita dulu, terutama orang atau kenalan baru. Dibutuhkan proses untuk menuju ke sana, tidak bisa secara instan.
Setelah berkenalan dan mengobrol, orang bisa tertarik dengan usaha kita. Sesudahnya barulah ia mau membeli produk yang ditawarkan. "Jadi kalau menggunakan social media, kita harus panjang sabar," tutur Iim sambil tertawa.
Untuk bisa menggunakan social media secara efektif, ada tip-tip yang bisa Anda ikuti:
1. Pilih hanya satu blog. Bentuk blog memang banyak, tapi tidak berarti Anda mesti memiliki semuanya. Supaya lebih fokus, pilih satu saja. Kita juga harus mengalokasikan waktu tersendiri untuk menjalankan blog. Kalau punya lebih dari satu blog, kita bisa keteteran, seperti mengurus banyak toko di mana-mana.
2. Buat tampilan blog yang bagus. Tidak perlu yang njelimet atau aneh, yang penting blog itu bisa menyampaikan maksud kita berjualan.
3. Hindari berpromosi dengan menulis pesan di wall seseorang dan menggunakan fitur "tag" (pada Facebook), serta fitur "mention" (pada Twitter). Iim mengatakan, etika di social media sama saja dengan etika di kehidupan nyata. Intinya kita harus menghargai dan menghormati orang lain. "Memberi komentar, tag, dan mention sembarangan sama saja dengan mengotori isi Facebook dan Twitter seseorang. Padahal Facebook dan Twitter itu ibarat rumah. Kalau tidak ingin rumah kita dikotori, tentunya kita jangan mengotori rumah orang," tegas Iim.
4. Berpromosilah di waktu yang sudah ditentukan di mailing list. Tujuannya adalah agar anggota-anggota lain tidak terganggu dan diskusi utama tetap terjaga.
5. Latih kemampuan menggunakan Twitter. Karena hanya bisa menuliskan 140 karakter, kita harus pintar-pintar mencari cara yang efektif untuk bisa menyampaikan tujuan. Kita juga harus memikirkan cara agar jika ada orang yang me-retweet, isinya tidak terpotong. Menurut Iim, jalan keluarnya adalah dengan banyak berlatih dan belajar.
6. Cepat tanggap. Kehidupan di social media berlangsung setiap detik. Dalam anggapan Iim, kalau berkecimpung di social media, kita juga harus hidup setiap detik. Namun ini bukan berarti kita harus memperbarui status setiap detik. "Jika ada orang yang berkomentar atau mengajukan pertanyaan, saat itu juga kita harus merespons," ujar Iim.
7. Cari follower sebanyak-banyaknya. Menurut Agnes, inilah yang harus dilakukan sebagai pemula di Twitter. Kita bisa mulai dari teman sendiri. "Kita harus rajin nge-tweet informasi tentang produk," ujarnya. Kita bisa menyasar orang dengan jumlah follower yang banyak, tapi ingat, pendekatannya harus secara halus, ya. Kalau sudah tertarik, ia akan mention produk kita. Itu menjadi promosi gratis kepada follower-nya, lho.
8. Belajar dari pebisnis lain yang sudah berhasil. Coba perhatikan blog, Facebook, dan Twitter mereka. Apa yang berbeda, itulah yang membuat mereka lebih unggul dibandingkan pengusaha-pengusaha lain. Ketika berusaha menarik perhatian calon pelanggan baru, jangan tawarkan produk itu sendiri, melainkan keuntungan yang bisa didapat karena membeli produk kita. Sebagai contoh, ketika Anda berjualan mesin cuci. Daripada menawarkan mesin cucinya, lebih baik tawarkan penghematan waktu yang didapat dari pembelian mesin cuci tersebut.
9. Selalu minta pendapat dari pelanggan. Tanyakan kepada mereka, perbaikan atau penyempurnaan apa yang bisa dilakukan terhadap produk kita. Kalau puas, mereka akan mempromosikan usaha kita kepada orang lain.
(Ajeng Pinto/Fitri Hariyadiningsih/Tassia Sipahutar)
Sumber: Majalah Sekar
0 comments:
Post a Comment