AJANG Jakarta Fashion Week (JFW) menyediakan puluhan catwalk untuk perancang busana Tanah Air memamerkan koleksi mereka. Kehadiran desainer senior tentu ditunggu, tak ketinggalan warna baru dari desainer yang sedang merintis bisnis fesyen.
Panggung JFW yang tahun ini memasuki perhelatan keempat kembali diramaikan kehadiran desainer-desainer muda, dari Indonesia juga mancanegara. Rancangan yang segar senantiasa dinanti pencinta mode lewat ide-ide kreatif para desainer. Di sisi lain, JFW 2012 juga menjadi ajang penguatan brand peserta baru di dunia mode Indonesia ini.
"Untuk desainer muda, show di JFW ingin cari nama dan promosi karena ajang ini bisa cepat menaikkan (branding). Kalau cuma branding, ya tercapai, karena media yang diundang kan banyak. Tulisan di media massa itu sebagai start-nya," kata Sjamsidar Isa selaku Presiden Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI) ketika dihubungi okezone, baru-baru ini.
Sementara untuk desainer senior, tambahnya, tujuan untuk menggelar peragaan busana di ajang JFW bisa beragam; branding juga bersiap menghadapi pembeli mancanegara (buyer). Di sinilah pentingnya memelihara manajemen usaha yang dikelola.
"Enggak perlu minder, yang penting benahi manajemen. Kalau soal kreasi, kita enggak kalah dengan desainer luar negeri," tukasnya.
Pentingnya pembenahan manajemen bisnis desainer juga diamini desainer senior sekaligus penasihat APPMI Musa Widyatmodjo. Ia mengatakan, pekerjaan rumah desainer justru semakin banyak usai mengikuti sebuah perhelatan mode.
"Kalau saya menjadi desainer terkenal, tapi tidak mengurusi produksi dan manajemen, bagaimana bisa berkembang?," tandasnya ketika berkunjung ke redaksi okezone di kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, baru-baru ini. (ftr)
0 comments:
Post a Comment