KOMPAS.com - Nama desainer busana Oscar Septianus Lawalata tak asing lagi di Indonesia, begitupun di tingkat dunia. Bukan hanya karena desainer yang lahir di Pekanbaru, Riau, 1 September 1977 ini telah berkiprah 13 tahun sebagai perancang busana dan entrepreneur fashion. Namun juga berkat prestasi dan pengakuan dunia yang diraihnya melalui berbagai penghargaan juga kesempatan berkolaborasi dengan desainer internasional.
Untuk kali kedua, Oscar berkolaborasi dengan desainer Inggris. Di pekan mode Jakarta Fashion Week 2012 (JFW 2012), kolaborasi terjalin apik dan menyegarkan dengan perancang topi asal Inggris, Justin Smith.
"Ini bukan kolaborasi pertama saya dengan desainer internasional. Untuk kolaborasi dengan desainer Inggris, ini yang kedua," kata Oscar seusai konferensi pers kolaborasi fashion persembahan British Council di JFW 2012, Senin (14/11/2011) lalu.
Kolaborasi desainer berbeda karakter ini ditampilkan dalam fashion show bertema "The Culture Incarnation" di panggung mode Jakarta. Oscar dan Justin sukses memukau penikmat fashion dengan menampilkan pertunjukkan mode yang tak biasa, dan memperkaya pilihan gaya penampilan perempuan.
Dua perancang ini merupakan penerima penghargaan Young Creative Entrepreneur (YCE) Fashion Award British Council. Oscar meraih penghargaan bergengsi ini pada 2009, dan Justin menyusul di tahun 2010.
Kolaborasi fashion tercipta bukan hanya keduanya meraih penghargaan yang sama. Baik Justin dan Oscar mengaku memiliki kesamaan. Keduanya mencintai kerajinan tangan. Kesamaan inilah yang menjadikan karya mereka tampil menawan dibawakan sekitar 24 model di pekan mode Jakarta.
"Tantangan melakukan kolaborasi adalah mempertemukan jiwa saya dengan jiwa Justin. Saya dan Justin memiliki perbedaan karakter, selain juga kita berbeda dari segi tempat, waktu, dan imajinasi," jelas Oscar di sesi wawancara khusus bersama beberapa media nasional.
Kolaborasi desainer Indonesia dan Inggris ini terjadi melalui proses panjang, dan penggalian potensi budaya melalui perjalanan ke Sintang, Kalimantan Barat dan Yogyakarta pada Agustus 2011 lalu. Oscar dan Justin mengangkat tradisi Indonesia dalam rancangannya, namun tetap menghargai karakter masing-masing negara.
Justin merupakan perancang terkemuka dari Inggris yang memiliki karakter khas, terutama dalam teknik mendesain topi. Oscar pun memiliki karakter kuat dalam busana etnik dan gigih mengangkat warisan budaya melalui kain tradisional Indonesia dalam berbagai karya seni dan busana siap pakai rancangannya. Masing-masing desainer ini mandiri dengan label yang sama kuatnya. Justin dengan label J Smith Esquire yang berdiri sejak 2000. Oscar dengan label Oscar Lawalata Culture.
"Persiapan kolaborasi ini dilakukan selama tiga bulan, termasuk berkeliling ke Kalimantan dan Yogyakarta. Perjalanan itu menginspirasi saya. Ke mana pun kami pergi, selalu ada teknik berbeda yang menakjubkan," tutur Justin yang mengaku terkesan dan terinspirasi dengan teknik anyaman tradisional dari Indonesia.
Teknik anyaman inilah yang kemudian diterjemahkan Justin melalui rancangan topi untuk ditampilkannya bersama busana rancangan Oscar. "Teknik pembuatan topi tetap memenuhi selera modern dan memodifikasikannya dengan budaya tradisional Indonesia," lanjutnya.
Tak hanya anyaman yang diterjemahkan Justin menjadi topi etnik yang cantik dan unik. Tenun Nusa Tenggara Timur yang juga mendapat perhatian dari Oscar, ditampilkan dalam topi buatan Justin Smith. Warna kain tenun yang cerah dipadukan dengan warna keemasan yang mendominasi rancangan topi Justin Smith dalam kolaborasi pertamanya dengan desainer dari Indonesia, bahkan di tingkat Asia.
Tujuh hari sebelum menggelar fashion show di JFW 2012, Oscar dan Justin menuntaskan finalisasi kolaborasi dua perancang terkemuka beda negara ini. Konsep inkarnasi budaya ini tercipta melalui komunikasi yang intens dan sikap saling menghargai kebutuhan masing-masing perancang.
"Ide banyak lahir dari perjalanan kami bersama. Kami juga saling berbagi cerita mengenai negara masing-masing. Saya membuat sketsa dan memilih warna lalu mengirim material ke Justin. Lalu Justin membuat siluet. Kami juga berkomunikasi intens, termasuk soal tekstur, warna, dan siluet yang penting bagi perancang topi," jelas Oscar disambut Justin yang menambahkan bahwa ia juga membawa puluhan topi dari Inggris untuk dipadupadankan dengan busana rancangan Oscar.
Keith Davis, Direktur British Council Indonesia, mengatakan untuk kali kedua British Council memberikan dukungan terhadap pekan mode Jakarta. "Kolaborasi ini dapat menjadi contoh yang baik dan sumber inspirasi," tuturnya.
Ia pun berharap kolaborasi perancang terbaik dari Inggris dan Indonesia ini dapat memperkenalkan dua karya berbeda namun saling melengkapi kepada audiens internasional.
Klik di sini untuk melihat koleksi busana perancang ternama di Jakarta Fashion Week 2012.
0 comments:
Post a Comment