Mengajarkan Pendidikan Seks pada Balita

iklan
SUARA MERDEKA CYBERNEWS .:WANITA+SEHAT
SUARA MERDEKA CYBERNEWS .:WANITA+SEHAT
Mengajarkan Pendidikan Seks pada Balita
Nov 14th 2011, 03:18

Tips

11 Nopember 2011 | 08:00 wib

Share :Facebook Twitter
image

ANDA yang tidak siap dengan pertanyaan si kecil mengenai tubuhnya atau tubuh Anda, tentu akan tertawa atau merasa malu. Ya, menjawab pertanyaan si kecil tersebut memang perlu kehati-hatian, apalagi jika Anda berniat terbuka sejak awal membicarakan seks dan tubuh mereka. Jangan sampai informasi yang Anda sampaikan membuat si kecil bingung dan terus bertanya.

Mengenal Tubuhnya

Saat si kecil mulai belajar berjalan dan berbicara, ia sebenarnya juga tengah mempelajari tubuhnya. Inilah saat yang tepat untuk mengajari si kecil tentang nama-nama organ intimnya, misalnya ketika memandikan si kecil dan ia menunjuk salah satu bagian tubuhnya. Jawablah apa adanya nama bagian tubuh tersebut. Jelaskan juga bagian tubuh mana saja yang tidak boleh diperlihatkan atau disentuh sembarangan oleh orang lain.

Setiap Momen adalah Kunci

Membicarakan seks dengan si kecil memang tidak bisa dilakukan sekali saja. Di suatu kesempatan, Faris yang baru berusia 4 tahun bertanya pada ibunya, mengapa alat kelaminnya berbeda dengan adik perempuannya. Pertanyaan yang jamak terjadi pada anak-anak usia balita ini adalah sebagian dari rasa ingin tahu si kecil, sehingga sering memunculkan pertanyaaan kritis mereka untuk Anda.

Jangan dulu panik dan bingung, tetaplah tenang dan berikan jawaban yang jujur serta sesuaikan dengan umurnya. Anda boleh menjawab, "Karena Tuhan menciptakan manusia berbeda, sayang." Ya, yang perlu diingat dan digarisbawahi, jadikanlah setiap momen sebagai kunci atau kesempatan Anda untuk mengajari si kecil tentang pendidikan seks.

Bermain dengan tubuhnya

Pernahkah Anda mendapati si kecil bermain "dokter-dokteran" dengan teman-teman sebayanya? Inilah wujud dari keingintahuan mereka tentang alat kelamin laki-laki dan perempuan yang berbeda.

Permainan ini jelas tidak sama dengan aktivitas seksual yang dilakukan orang dewasa, dan tidak berisiko selama hanya sesama anak-anak balita saja yang terlibat. Namun, sebaiknya tentukan batas yang jelas sampai dimana permainan ini "boleh" dilakukan.

Self Stimulation

Mengacu pada poin ketiga, beberapa balita juga mengekspresikan rasa ingin tahunya mengenai seks dengan menstimulasi organ vital mereka. Misalnya, anak laki-laki mencoba menarik-narik penis sembari nonton televisi, sedangkan beberapa anak perempuan menggosok-gosokkan bagian luar kemaluan mereka.

Waspadai jika si kecil mulai melakukannya di depan umum. Alihkan segera perhatian mereka pada hal lain, semisal bermain bersama, atau membacakan sebuah cerita. Jika cara tersebut tidak mempan, ajaklah si kecil menghindari area umum, ingatkan dengan bahasa halus, bahwa melakukannya di depan umum adalah hal yang tidak sopan.

Terkadang, kegiatan stimulasi yang dilakukan si kecil juga mengindikasikan adanya masalah pada si kecil. Mungkin saja ia merasa tidak nyaman, cemas atau tidak mendapatkan perhatian yang cukup di rumah. Parahnya, hal tersebut busa jadi sebagai penanda telah terjadi kejahatan seksual (sexual abuse).

Ajarkan si kecil untuk tidak memperbolehkan siapapun yang tak dikenalnya menyentuh bagian intim tubuhnya tanpa permisi. Jika Anda merasa cemas dengan perilaku si kecil, segera berkonsultasi pada dokter atau psikiater.

(maya/CN19)
Untuk berita terbaru, ikuti kami di Twitter twitter dan Facebook Facebook

Bagi Anda pengguna ponsel, nikmati berita terkini lewat http://m.suaramerdeka.com
Dapatkan SM launcher untuk BlackBerry http://m.suaramerdeka.com/bb/bblauncher/SMLauncher.jad

Bookmark and Share

Baca Komentar | Kirim Komentar

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions

0 comments:

Post a Comment