KOMPAS.com - Mereka dijuluki sebagai salah satu dari the most powerful couple in Hollywood. Tak heran, perpisahan Jennifer Lopez dan Marc Anthony mengejutkan banyak orang. Kekayaan, ketenaran, dan dua anak kembar yang melengkapi keluarga mereka, ternyata tak sanggup mempertahankan hubungan mereka.
Banyak hal yang menjadi penyebab perpisahan mereka, meskipun tak satupun yang kita dengar langsung dari ucapan mereka. Namun, tak ada gunanya juga mengungkit-ungkit alasan mereka mengakhiri perkawinan. Yang lebih penting, apa yang bisa kita pelajari dari hubungan Jennifer dengan pria-pria di masa lalunya, termasuk perpisahan yang terjadi sesudahnya. Berikut beberapa di antaranya.
1. Cinta itu buta
Setiap orang biasanya mencari pasangan dengan tipe tertentu, entah itu dari penampilan maupun karakternya. Tetapi, coba perhatian pria-pria yang pernah menjadi pasangan Jennifer, dari suami pertamanya: Ojani Noa, lalu P. Diddy, Chris Judd, Ben Affleck, dan terakhir Marc Anthony. Terlihat bahwa Jennifer tidak mempunyai tipe tertentu secara tradisional. Tak satu pun dari mereka memiliki karakter yang sama, kecuali karena status selebriti dan kegemaran mereka mengencani wanita-wanita cantik.
Ia tidak mencari pria tertentu, tetapi jatuh cinta begitu saja. Dan ketika jatuh cinta, ia memberikan segala-galanya. Hal ini menunjukkan, kita memang tak bisa memilih dengan siapa kita akan jatuh cinta. Cinta datang dalam bentuk yang berbeda-beda, dan seharusnya kita pun tetap membuka diri terhadap pria dengan karakter yang berbeda-beda. Siapapun yang akan menjadi pasangan kita nanti, pasti akan memberikan sesuatu yang berbeda dari mantan-mantan kita.
2. Uang tak dapat mengatasi masalah percintaannya
Jennifer adalah sosok perempuan serbabisa. Ia mengawali kariernya sebagai penari dan pemain film, setelah itu ia juga menyanyi, dan mengelola bisnis fashion dan parfum. Selain kembali memasukkan lagunya ke tangga lagu populer lewat On the Floor, ia juga baru saja mengonfirmasi untuk kembali menjadi juri American Idol dengan kontrak senilai 20 juta dollar. Dengan kekayaan tersebut, apa sih yang tidak bisa dilakukannya? Pengalaman Jennifer dengan hubungan percintaannya menunjukkan bahwa meskipun dapat memengaruhi kehidupan cinta, uang tak bisa memperbaiki hubungan yang sudah retak. Orang-orang terkaya pun masih sering berjuang dengan masalah dalam perkawinan, yang akhirnya tak dapat mereka atasi.
3. Cinta bisa menginspirasi
Gaya berbusana Jennifer berkembang seiring dengan pria-pria yang mendampinginya. Ketika bersama P. Diddy, ia merebut perhatian khalayak dengan gaun Armani yang menampakkan belahan dadanya. Bersama Ben Affleck dan Marc Anthony, ia cenderung tampil lebih elegan.
Pilihan peran-perannya dalam film maupun musiknya pun berputar di sekitar status hubungannya. Saat bersama P. Diddy, ia memproduksi lagu yang seksi seperti Waiting for Tonight. Dengan Ben Affleck, Jennifer berperan di Gigli, film yang banyak menerima kritikan. Dan ketika menikah dengan Marc Anthony, ia berfokus pada ekuitas brand-nya, termasuk menerima kontrak jutaan dollar untuk menjadi host American Idol tersebut. Cinta, bagi Jennifer, akan selalu berubah dan menginspirasinya.
Meskipun hubungan cintanya selalu kandas, Jennifer tidak putus harapan akan menemukan cinta yang baru. "Aku tetap optimis tentang cinta. Aku percaya pada cinta, dan hal itu masih menjadi mimpiku yang terbesar," tutur perempuan yang dikabarkan menjalin hubungan dengan William Levy, model dalam video klipnya, I'm Into You, ini.
Di usianya yang kini memasuki 42 tahun Jennifer tentunya telah belajar banyak dari hubungannya dengan berbagai tipe pria tersebut. Seharusnya ia menjadi semakin matang dalam menentukan pilihan. Ataukah ia tetap akan membiarkan dirinya jatuh cinta begitu saja? Bila Anda mengalami hal yang sama, apa pilihan Anda?
Sumber: BounceBack
0 comments:
Post a Comment