Liputan6.com, Wahington D.C: Sejumlah peneliti dari Klinik Mayo di Rochester, Minnesota, Amerika Serikat, mengamati kondisi para orang tua yang terkena gangguan kognitif ringan atau MCI alias pikun. Tepatnya, jenis kehilangan memori ringan yang biasanya disebabkan prekursor demensia.
Seperti dimuat laman foxnews.com, belum lama ini, Dr. R.O. Roberts, seorang penulis penelitian dan anggota Akademi Neurologi Amerika mengamati 1.450 orang yang berusia 70 hingga 89 tahun selama tiga tahun dan memberikan hasilnya tepat waktu.
"Penelitian kami ini penting, karena saat ini banyak studi yang biasanya dikumpulkan melalui kriteria kepikunan yang digunakan untuk data diagnosis," ujar Roberts.
Pada akhir periode pengujian, ada 296 dari 1.450 subjek yang dikembangkan. Kasus baru per tahun lebih tinggi dialami kaum pria, yaitu mencapai 72 banding 1.000 orang. Sedangkan wanita memiliki jumlah 57 banding 1.000 orang.
Temuan lain yang menarik dari penelitian ini ialah mereka yang terkena gangguan kepikunan lebih banyak berusia 70-74 tahun. Tapi dalam kelompok usia yang lebih tua, yaitu 85 hingga 89 tahun, kasus kepikunan hampir tidak ada.
"Fakta ini menunjukkan adanya risiko lebih dini bagi kaum pria untuk terkena kepikunan dibanding wanita, atau terjadi pada frekuensi yang lebih tinggi bagi pria dibandingkan wanita," kata Roberts, seraya menambahkan: "Sangat penting untuk mengatasi atau mencegah faktor risiko sejak dini dan saat ini kami sedang melakukannya."
Menurut Roberts, faktor kepikunan di antaranya disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan, penyakit seperti diabetes, hipertensi, dan obesitas, serta kurang olahraga, dan kurangnya stimulasi mental. Lebih penting lagi, Roberts mencatat bahwa pikun adalah kondisi yang penting untuk mempelajari lebih lanjut karena harapan hidup seseorang terus meningkat.
"Orang mengira masalah pikun hanya karena masalah penuaan, tapi sebenarnya kepikunan disebabkan adanya gangguan memori dan kemampuan berpikir," ujar Robert yang studinya dipublikasikan dalam edisi online atau daring Neurology, jurnal medis dari American Academy of Neurology.(ALI/ANS)
0 comments:
Post a Comment