Kenapa orang berpuasa. Kerena Imam, karena keyakinan. Kenapa orang sehat, karena ada ilmu yang dipelajari. Seorang dokter tau apa resiko bila tekanan darah tinggi naik. Darah tinggi tidak bisa diobati dengan salat, bila dia tidak berobat secara teratur. Itu prinsip umumnya.
Agama dan ilmu tidak bisa diaduk-aduk. Agama dengan ilmu harus berjalan beringan. Misalnya seorang akuntansi tidak akan melaksanakan tugasnya dengan baik bila tidak dibarengi dengan agama. Tanpa agama, orang akan melakukan penyelewengan. Jadi keberhasilan mempelajari ilmu akuntansi karena rajin belajar, bukan karena rajin salat. Tanpa rajin belajar, mana mungkin orang dapat menguasai suatu ilmu.
Puasa secara umum ungkap alumni Seameo Trupmed tahun 1987 di Universitas Indonesia Jakarta, Dr. Rizali H. Nasution DAN, puasa tidak ada masalah dari sudut kesehatan juga gizi. Karena orang yang puasa cukup mendapat asupan gizi. Orang berpuasa tidak makan sampai 24 jam, artinya dari imsak sampai magrib dengan jarak waktu lebih kurang 14 jam, sementara dari magrib sampai imsak bebas makan.
Jadi secara normal orang yang berpuasa tidak akan mengalami kekurangan gizi. Secara normal orang yang puasa dengan baik dapat melakukan aktifitas sehari-hari.
Selama berpuasa memang ada konsekwensi bagi orang tertentu yang mengharuskan tidak mungkin berpuasa. Pertama orang yang dalam aktifitasnya banyak mengeluarkan keringat seperti orang yang bekerja mengandalkan fisik yakni kuli bangunan. Hal ini karena dapat menyebabkan kekurangan cairan. Selain itu orang tua yang ujur, anak kecil, orang sakit atau orang-orang yang memang membutuhkan asupan makanan dalam penyembuhan atau ibu hamil dan menyusui karena dapat dikawatirkan dapat mengganggu perkembangan janin dan kualitas ASI.
Makanan Sehari-hari
Menjalankan ibadah puasa, tidak sedikit orang merasa kawatir dapat menggangu kesehatan. Untuk itu orang mengkonsumsi makanan tambahan seperti vitamin atau minum-minuman yang katanya dapat menambah stamina. Kekuatiran tersebut sebenarnya terlalu berlebihan.
"Seperti saya katakan tadi, puasa tidak mempengaruhi kesehatan dan gizi. Karena itu tidak perlu makan vitamin bila tetap makan lima sehat enam sempurna. Lain halnya bila makanan tersebut tidak mengandung lima sehat enam sempurna. Misalnya tidak makan sayuran dan buah. Bila itu terjadi, bukan karena puasa, tapi pemahaman soal gizi yang salah," jelasnya.
Selama puasa banyak orang mengeluhkan merasa tidak segar. Ini juga bukan karena kurang gizi. Bila asupan yang dikonsumsi mengandung empat sehat lima sempurna pada sahur dan berbuka sebenarnya tidak jadi masalah.
Keluhan tidak segar selama melaksanakan puasa, disebabkan adanya perubahan dalam aktifitas sehari-hari. Misalnya kalau selama ini orang makan pagi pukul tujuh pagi, kini haris pukul empat pagi. Selama ini orang tidur pukul sembilan malam, karena harus melaksanakan ibadah tarawih dan tadarus tidur sampai larut malam.
"Yang paling berat dalam puasa, beradaptasi pada perubahan. Dari 7 jam makan menjadi 14 jam makan. Dari makan jam 7 pagi menjadi jam 4 pagi. Jadi mengapa orang berpuasa terlihat tidak segar, bukan karena tidak makan pada siang hari, tapi karena harus beradapasi dari perubahan. Perubahan adaptasi inilah yang mempengaruhi kondisi tubuh kita.
Misalnya pada jam-jam tertentu kita harus istirahat, tapi kita melaksanakan ibadah, seperti Tadarus, sahur yang sebenarnya pada waktu itu tubuh kita sedapat mencapai puncak istirahat. Karena waktu puncak istirahat terganggung, pada siang hari tubuh terasa letih dan lemas pada melaksanakan aktifitas," ujarnya.
Hal lain yang sering keliru bahwa dengan berpuasa dapat menyehatkan tubuh, secara kedokteran juga belum dapat teruji kebenarannya. Secara medis belum ada yang menunjukkan, dengan berpuasa dapat menyembuhkan satu penyakit. "Saya seorang dokter, bila ditanya kenapa harus berpuasa karena keimanan, bukan karena puasa dapat menyembuhkan penyakit," terangnya.
Negara dengan standar kesehatan yang sudah tinggi seperti Jepang yang kesempatan hidup rata-rata 74 tahun justru tidak berpuasa. Begitu juga Amerika, Singapura. Salah satu indikator derajat kesehatan adalah usia rata-rata. Indonesia derajat rata-rata kesehatan 60 tahun.
Jadi bila ada yang mengatakan dengan berpuasa dapat menyehatkan lambung atau memebrsihkan lambung dari kotoran secara medis tidak terbukti. Kalau memang ingin membersihkan lambung, kenapa berbuka puasa diisi lagi. Apakah betul makanan yang dikonsumsi mengandung kotoran dan masih banyak pertanyaan lainnya.
Tidak ada orang yang sakit karena puasa, kecuali dia punya kelakukan yang tidak pernah dilakukan ketika puasa. Seperti tidak biasa minum es lalu pada berbuka puasa minum es, wajar kalau mengidap flu. Tidak biasa makan berlebihan, lalu pada berbuka makan terlalu banyak. Yang perlu ingat ketika berbuka puasa adalah makan atau minum yang manis untuk mengembalikan tenaga dan jangan makan secara lebihan ketika berbuka puasa.
0 comments:
Post a Comment