SURABAYA - Merebaknya penyakit difteri yang menyerang anak-anak terus diantisipasi Dinas Kesehatan Surabaya. Salah satunya menggelar imunisasi kepada para siswa sekolah dasar dan sekolah menengah pertama (SMP).
Kemarin (23/9) dinas kesehatan melalui beberapa puskesmas memberikan imunisasi difteri. Salah satunya Puskesmas Krembangan yang mengimunisasi sekurangnya 1.000 siswa di empat sekolah.
Keempat sekolah itu adalah SD Kawasan Perak Barat, SDK Xaverius, SMPK Angelos Custos, dan SMP Negeri 38. Secara bergilir, dua tim kesehatan puskesmas langsung menyasar ke sekolah-sekolah itu. Bahkan, tidak sedikit siswa yang menangis. Bukan karena kesakitan, tapi ketakutan. Maulani Agustin, siswi SMPN 38, misalnya. Meski telah duduk di bangku kelas 7, dia tak kuasa menahan air mata karena ketakutan. Padahal, seorang guru sudah berupaya membujuknya.
Menurut dokter umum Puskesmas Krembangan dr Dwi Sapta Edy Purnama, saat ini penyakit difteri kian mengkhawatirkan. Dikatakan, hingga awal September ini, setidaknya terdapat 8 anak yang terserang difteri. Padahal, pada tahun lalu dalam kurun waktu satu tahun hanya terdapat 8 pasien. ''Ini berarti ada peningkatan,'' katanya.
Karena itu, perlu program-program penanganan difteri. Sasarannya, siswa SD kelas 4, 5, dan 6, serta SMP kelas 7, 8, dan 9. ''Sebab, tingkat kematiannya tinggi,'' terang dr Dwi.
Difteri merupakan penyakit yang disebabkan kuman yang menyerang tenggorok. Ada gejala warna putih di pangkal tenggorok yang bisa mengakibatkan tersumbatnya saluran tenggorok bagian atas. ''Sehingga pasien kesulitan saat bernapas,'' tambahnya.
Gejala awal memang tidak banyak diketahui. Namun, pada stadium lanjut bisa timbul pembuntuan saluran pernapasan. Menurut dia, imunisasi ini telah diberikan saat balita melalui imunisasi DPT tiga kali. ''Namun, bisa jadi kurang lengkap sehingga daya kekebalan tubuhnya kurang,'' jelas dr Dwi.
Apalagi, anak-anak juga rentan jajan sembarangan. Cokelat, es, dan makanan yang menggunakan banyak pewarna serta pengawet bisa memperberat kondisinya. Penyakit ini juga menular melalui udara dan percikan air ludah. ''Karena itu, diminimalisasi sejak dini dengan imunisasi,'' tambahnya.
Setidaknya ada 26 SD/MI dan 13 SMP di wilayah kerja Kepala Puskesmas Krembangan dr Dayanti Dandiningrum yang mendapat imunisasi. Hampir 11 ribu siswa akan diimunisasi hingga 30 September mendatang.
M. Arsyan Ardhi mengusap lengan kanan di luar ruang kelasnya kemarin (23/9). Hal serupa dilakukan sejumlah teman sekolah siswa kelas IX SMP Muhammadiyah 5 Pucang tersebut.
Seluruh siswa SMP Muhammadiyah 5 Pucang memang mendapatkan suntikan imunisasi antidifteri kemarin. Difteri adalah jenis penyakit kerongkongan yang disebabkan virus. "Waktu disuntik gak sakit. Tapi, pas udah agak lama, baru terasa perih," kata Ardhi ketika diminta menerangkan perasaannya ketika diimunisasi.
Dilanjutkan Ardhi, semester lalu ada temannya yang menderita difteri. Maka, dia antusias mengikuti imunisasi tersebut karena tidak mau terserang penyakit serupa.
Wakil Kepala SMP Muhammadiyah 5 Pucang Muslikan membenarkan ucapan Ardhi. Dia mengatakan, semester lalu memang ada siswa yang terkena penyakit itu.
Setelah dilakukan serangkaian pengetesan lingkungan, diketahui virus yang menyerang murid tersebut bukan berasal dari sekolah. Namun, pihak sekolah tetap mengadakan imunisasi sebagai upaya pencegahan. Tujuannya menghindarkan lingkungan sekolah dari ancaman atau kemungkinan munculnya difteri. "Sekolah juga mendapatkan edaran dari dinas kesehatan tentang rencana imunisasi ini. Kami sepaham dan akhirnya bekerja sama menyelenggarakannya," terang Muslikan.
Di sekolah tersebut ada sekitar 650 siswa. Mereka tersebar di 22 ruang kelas atau romobongan belajar. Ada tujuh rombongan belajar untuk kelas VII, seperti halnya kelas VIII. Sedangkan untuk kelas IX, terdapat delapan rombongan belajar.
"Tim imunisasi yang terdiri atas personel unit kesehatan sekolah dan dinas kesehatan mengunjungi kelas satu per satu," terang Muslikan. Dengan diadakannya imunisasi masal tersebut, imbuh dia, sekolah berharap agar semua siswa bisa menjadi sehat serta termotivasi untuk menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan. (puj/rio/c9/ttg)
Sumber: http://www.jawapos.com/
Kemarin (23/9) dinas kesehatan melalui beberapa puskesmas memberikan imunisasi difteri. Salah satunya Puskesmas Krembangan yang mengimunisasi sekurangnya 1.000 siswa di empat sekolah.
Keempat sekolah itu adalah SD Kawasan Perak Barat, SDK Xaverius, SMPK Angelos Custos, dan SMP Negeri 38. Secara bergilir, dua tim kesehatan puskesmas langsung menyasar ke sekolah-sekolah itu. Bahkan, tidak sedikit siswa yang menangis. Bukan karena kesakitan, tapi ketakutan. Maulani Agustin, siswi SMPN 38, misalnya. Meski telah duduk di bangku kelas 7, dia tak kuasa menahan air mata karena ketakutan. Padahal, seorang guru sudah berupaya membujuknya.
Menurut dokter umum Puskesmas Krembangan dr Dwi Sapta Edy Purnama, saat ini penyakit difteri kian mengkhawatirkan. Dikatakan, hingga awal September ini, setidaknya terdapat 8 anak yang terserang difteri. Padahal, pada tahun lalu dalam kurun waktu satu tahun hanya terdapat 8 pasien. ''Ini berarti ada peningkatan,'' katanya.
Karena itu, perlu program-program penanganan difteri. Sasarannya, siswa SD kelas 4, 5, dan 6, serta SMP kelas 7, 8, dan 9. ''Sebab, tingkat kematiannya tinggi,'' terang dr Dwi.
Difteri merupakan penyakit yang disebabkan kuman yang menyerang tenggorok. Ada gejala warna putih di pangkal tenggorok yang bisa mengakibatkan tersumbatnya saluran tenggorok bagian atas. ''Sehingga pasien kesulitan saat bernapas,'' tambahnya.
Gejala awal memang tidak banyak diketahui. Namun, pada stadium lanjut bisa timbul pembuntuan saluran pernapasan. Menurut dia, imunisasi ini telah diberikan saat balita melalui imunisasi DPT tiga kali. ''Namun, bisa jadi kurang lengkap sehingga daya kekebalan tubuhnya kurang,'' jelas dr Dwi.
Apalagi, anak-anak juga rentan jajan sembarangan. Cokelat, es, dan makanan yang menggunakan banyak pewarna serta pengawet bisa memperberat kondisinya. Penyakit ini juga menular melalui udara dan percikan air ludah. ''Karena itu, diminimalisasi sejak dini dengan imunisasi,'' tambahnya.
Setidaknya ada 26 SD/MI dan 13 SMP di wilayah kerja Kepala Puskesmas Krembangan dr Dayanti Dandiningrum yang mendapat imunisasi. Hampir 11 ribu siswa akan diimunisasi hingga 30 September mendatang.
M. Arsyan Ardhi mengusap lengan kanan di luar ruang kelasnya kemarin (23/9). Hal serupa dilakukan sejumlah teman sekolah siswa kelas IX SMP Muhammadiyah 5 Pucang tersebut.
Seluruh siswa SMP Muhammadiyah 5 Pucang memang mendapatkan suntikan imunisasi antidifteri kemarin. Difteri adalah jenis penyakit kerongkongan yang disebabkan virus. "Waktu disuntik gak sakit. Tapi, pas udah agak lama, baru terasa perih," kata Ardhi ketika diminta menerangkan perasaannya ketika diimunisasi.
Dilanjutkan Ardhi, semester lalu ada temannya yang menderita difteri. Maka, dia antusias mengikuti imunisasi tersebut karena tidak mau terserang penyakit serupa.
Wakil Kepala SMP Muhammadiyah 5 Pucang Muslikan membenarkan ucapan Ardhi. Dia mengatakan, semester lalu memang ada siswa yang terkena penyakit itu.
Setelah dilakukan serangkaian pengetesan lingkungan, diketahui virus yang menyerang murid tersebut bukan berasal dari sekolah. Namun, pihak sekolah tetap mengadakan imunisasi sebagai upaya pencegahan. Tujuannya menghindarkan lingkungan sekolah dari ancaman atau kemungkinan munculnya difteri. "Sekolah juga mendapatkan edaran dari dinas kesehatan tentang rencana imunisasi ini. Kami sepaham dan akhirnya bekerja sama menyelenggarakannya," terang Muslikan.
Di sekolah tersebut ada sekitar 650 siswa. Mereka tersebar di 22 ruang kelas atau romobongan belajar. Ada tujuh rombongan belajar untuk kelas VII, seperti halnya kelas VIII. Sedangkan untuk kelas IX, terdapat delapan rombongan belajar.
"Tim imunisasi yang terdiri atas personel unit kesehatan sekolah dan dinas kesehatan mengunjungi kelas satu per satu," terang Muslikan. Dengan diadakannya imunisasi masal tersebut, imbuh dia, sekolah berharap agar semua siswa bisa menjadi sehat serta termotivasi untuk menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan. (puj/rio/c9/ttg)
Sumber: http://www.jawapos.com/
0 comments:
Post a Comment