Vaksin DBD Diuji Coba di Australia

iklan
KUPANG--MI: Vaksin untuk mencegah penyakit demam berdarah dengue sedang diuji coba penggunaannya di Perth, Australia, dan tahun depan dapat diperdagangkan apabila sudah ada izin dari badan resmi PBB untuk urusan kesehatan.

Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulagan Masalah Kesehatan (P2MK) Dinas Kesehatan Nusa Tenggara Timur Bobby Koamesah di Kupang, Rabu (22/9), mengatakan sebelum diperjualbelikan, Badan Resmi PBB untuk urusan kesehatan (WHO) melakukan adopsi terlebih dulu.

Ia mengatakan hal ini terkait dengan maraknya penderita penyakit demam berdarah dengue terutama pada peralihan musim dari hujan ke kemarau dan sulit untuk diantisipasi sebelumnya karena keterbatasan fasilitas.

Menurut dia, salah satu fasilitas yang ditunggu adalah vaksin DBD yang sebelumnya akan diadopsi WHO untuk uji kelayakan guna mengetahui apakah vaksin untuk melemahkan virus dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae ini aman digunakan untuk manusia atau tidak.

Apabila layak, katanya, adakah dampak ikutannya setelah dilakukan vaksinasi untuk pengebalan daya tahan tubuh sehingga tahan terhadap serangan virus DBD.

Peter Richmond dari Perth Institut for Child Health Research menyebutkan kehadiran vaksin DBD penting untuk Asia Tenggara karena setiap tahun sekitar 200 juta orang menderita penyakit DBD. Bahkan akibat penyakit DBD ini, sekitar 50 persen penduduk dunia berada di zona berbahaya.

Peter mengatakan, vaksin ini telah dikembangkan Perusahaan Sanofi Pasteur selama hampir 10 tahun, dan sekarang merupakan tahap terakhir sebelum dipasarkan tahun depan.

Menurut Koamesah, penyakit DBD yang disebarkan kepada manusia oleh nyamuk Aedes aegypti disebabkan oleh salah satu dari empat serotipe virus dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae.

"Setiap serotipe cukup berbeda sehingga tidak ada proteksi-silang dan wabah yang disebabkan beberapa serotipe (hiperendemisitas) dapat terjadi," katanya.

Penyakit ini, katanya, ditunjukkan melalui munculnya demam secara tiba-tiba, disertai sakit kepala berat, sakit pada sendi dan otot (myalgia dan arthralgia) dan ruam ruam demam berdarah mempunyai ciri-ciri merah terang, petekial dan biasanya muncul dulu pada bagian bawah badan - pada beberapa pasien.

Dia mengatakan, gejalanya menyebar hingga menyelimuti hampir seluruh tubuh. Selain itu, radang perut bisa juga muncul dengan kombinasi sakit di perut, rasa mual, muntah-muntah atau diare pilek ringan disertai batuk-batuk.

Kondisi waspada ini, katanya, perlu disikapi dengan pengetahuan yang luas oleh penderita maupun keluarga yang harus segera konsultasi ke dokter apabila pasien/penderita mengalami demam tinggi tiga hari berturut-turut.

"Banyak penderita atau keluarga penderita mengalami kondisi fatal karena menganggap ringan gejala-gejala tersebut," katanya.

Ia mengatakan demam berdarah umumnya lamanya sekitar enam atau tujuh hari dengan puncak demam yang lebih kecil terjadi pada akhir masa demam.

"Sesudah masa tunas atau inkubasi selama 3 - 15 hari orang yang tertular dapat mengalami menderita penyakit ini, Dengue klasik, penderita mengalami demam tinggi selama 4 - 7 hari, nyeri-nyeri pada tulang, diikuti dengan munculnya bintik-bintik atau bercak-bercak perdarahan di bawah kulit," katanya.

Dengue Haemorrhagic Fever (Demam berdarah dengue/DBD) gejalanya sama dengan dengue klasik ditambah dengan perdarahan dari hidung epistaksis mimisan, mulut, dan dubur. (Ant/OL-3)

Sumber: mediaindonesia

0 comments:

Post a Comment