5 Strategi Bisnis yang Cocok untuk Pasangan Menikah

iklan
KOMPASfemale
KOMPASfemale
5 Strategi Bisnis yang Cocok untuk Pasangan Menikah
Nov 10th 2011, 13:21

KOMPAS.com - Membina hubungan berpasangan punya kesamaan dengan membangun sebuah perusahaan. Anda perlu membuat anggaran, mendelegasikan tugas, memotivasi, dan juga memberikan penghargaan. Anda dan pasangan juga harus membuat perencanaan matang dalam berbagai hal sama seperti manajemen dalam perusahaan. Pasangan menikah juga perlu melakukan pembagian tugas seperti yang terjadi di perusahaan.

Prinsipnya, apa yang dilakukan di perusahaan juga diaplikasikan di rumah bersama pasangan Anda. Agar perusahaan berkelanjutan dibutuhkan strategi. Begitu pun dalam hubungan, perlu ada strategi agar Anda dan pasangan tetap harmonis.

Jenna McCarthy dari Redbook menuliskan sejumlah strategi bisnis pun bisa diadopsi di rumah tangga untuk membangun hubungan berpasangan. Untuk membuktikan teorinya, McCarthy menemui sejumlah petinggi perusahaan untuk menemukan strategi bisnis seperti apa yang relevan diaplikasikan dalam hubungan berpasangan. Inilah hasilnya: 1. Memiliki prinsip yang disepakati bersama. Seringkali pasangan menikah mempermasalahkan hal kecil yang memicu konflik. Bonnie Bruderer, pendiri dan CEO  VISS,  penyedia jasa pelatihan kepemimpinan menyarankan, pasangan menikah perlu membuat lima hal penting yang dibutuhkan atau diharapkan dari pasangan. Misalnya, saling mendengarkan, menunjukkan kasih sayang, atau hal lain yang menjadi prinsip penting bagi Anda dan pasangan.

Jadikan daftar prinsip penting ini sebagai panduan bagi pasangan. Jika ada hal kecil yang memicu pertengkaran, apakah hal tersebut masuk dalam daftar hal penting tadi. Jika tidak, artinya hal yang dipertengkarkan tadi tak penting dan tak perlu dibesar-besarkan, apalagi menimbulkan konflik berkepanjangan.

"Dalam dunia kerja, biasanya perusahaan akan memberitahukan apa yang diharapkannya dari Anda. Kinerja Anda kemudian dievaluasi apakah memenuhi ekspektasi tadi. Untuk itu perusahaan membuat daftar ekspektasi apa yang dibutuhkan dari karyawannya," kata Bruderer.

Pendekatan seperti ini pun bisa diaplikasikan di dalam pernikahan. Supaya, saat pasangan lupa menutup kembali tutup pasta gigi, selama itu tidak terdaftar dalam prinsip penting tadi, hal itu bukan masalah besar dan tak perlu dipermasalahkan.

2. Kalahkan satu hal negatif dengan empat hal positif. Jika Anda ingin mengubah perilaku seseorang, fokuslah pada hal positif, kata Scott Blanchard, Wakil Presiden Ken Blanchard Companies, perusahaan yang bergerak di pengembangan kepemimpinan.

"Mengomel pada seseorang karena perilaku buruknya hanya akan membuatnya taat karena takut, namun tak membuatnya bertumbuh lebih baik," katanya. Rumus ajaib untuk mengubah seseorang lebih baik adalah, sampaikan lebih banyak pesan positif, dari setiap satu hal negatif yang dilakukannya. Cara ini berhasil diterapkan Blanchard di pekerjaan juga dalam pernikahannya. 3. Berikan peran sesuai kemampuan. Setiap individu memiliki keunikan, kelebihan termasuk kelemahan. Tak ada individu yang lebih baik dari individu lainnya. Setiap orang dapat berkembang lebih baik, jika diperlakukan dengan adil sesuai kemampuan dan potensinya.

Frank McNair dalam bukunya yang berjudul The Golden Rules for Managers menuliskan, seorang manajer seharusnya bisa melihat kelebihan dari karyawannya, lalu menempatkan karyawan tersebut pada pekerjaan yang membuatnya bisa berkembang dengan potensi yang dimilikinya.

Hal yang sama juga bisa diaplikasikan dalam hubungan berpasangan. Jangan meminta pasangan shopaholic untuk mengurusi anggaran rumah tangga. Prinsipnya, jangan menuntut pasangan untuk melakukan hal yang bukan menjadi keahliannya. Menerima pasangan dan memaksimalkan kelebihannya, bukan fokus pada kelemahannya, membuat hubungan lebih harmonis.

4. Lakukan evaluasi. Perusahaan mana pun akan mengevaluasi performa setiap karyawannya, juga mengulas kembali apakah bisnis berjalan sesuai harapan atau tidak. Penilaian dilakukan dari level manajer hingga staf.

Evaluasi juga perlu dilakukan dalam pernikahan. Seringkali, pasangan menikah menerima kritik, masukan, atau penilaian dari orang lain. Atau bahkan meminta perspektif orang lain, teman atau keluarga, untuk menilai apakah hubungan masih sehat atau tidak. Namun satu hal yang penting tak dilakukan, yakni saling mengevaluasi diri, dengan meminta masukan dan kritik langsung dari pasangan. 5. Memberikan perlakuan istimewa. Bisnis yang sukses mampu menggaet pelanggan karena rasa percaya dan nyaman. Untuk menggaet hati pelanggan, pemilik bisnis perlu memperlakukannya bak raja.

Julie Spira, entrepreneur, menyarankan pasangan juga perlu saling memberikan perlakuan istimewa seperti memperlakukan klien penting.

Anda dan pasangan bisa saling bergantian memberikan perlakuan istimewa, atas kesadaran pribadi. Anda dan suami saling bergantian merencanakan kencan mingguan, atau merancang perjalanan liburan.

"Dalam bisnis, Anda akan dipecat jika tidak melakukan upaya apapun untuk meningkatkan kualitas pekerjaan. Dalam pernikahan, jika Anda dan pasangan tidak melakukan upaya apa pun untuk meningkatkan kualitas hubungan, akhirnya adalah perceraian," tandas Spira.

Sumber: Shine

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions

0 comments:

Post a Comment