VIVAnews - Penggunaan kontrasepsi penting untuk menciptakan reproduksi yang sehat. Meski dinilai penting, banyak masyarakat merasa kesulitan mendapatkan informasi seputar kontrasepsi. Akibatnya, angka kelahiran, angka kehamilan yang tidak diinginkan, dan angka kematian ibu saat persalinan masih sangat tinggi.
Pada survei yang dilakukan tahun 2011 dengan judul 'Clueless or Clued Up: Your Right to be Informed about Contraception' terdapat 30 persen responden di Asia mendapat informasi yang salah mengenai kontrasepsi. Selain itu, rendahnya pengetahuan masyarakat Indonesia mengenai kontrasepsi memiliki peran dalam peningkatan angka kehamilan yang tidak diinginkan.
Hasil survei mengungkapkan bahwa sebesar 43 persen pasangan melakukan hubungan seksual pertama kali tanpa menggunakan kontrasepsi. Sedangkan 24 persen responden dari Indonesia mengaku tidak menggunakan alat kontrasepsi pada saat berhubungan seksual karena permintaan pasangan.
Karena itu dibutuhkan suatu informasi yang akurat tentang kontrasepsi dan sesuai dengan perkembangan teknologi, internet dianggap sebagai salah satu sumber informasi yang paling penting. BKKBN, Ikatan Bidan Indonesia, Asia Pasific Council of Contraception (APCOC) dan Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) akhirnya meluncurkan situs
www.bicarakontrasepsi.com guna mempermudah masyarakat mengakses informasi yang akurat tentang kontrasepsi.
"Peluncuran situs ini akan sangat membantu menekan laju pertambahan penduduk, di dalamnya ada ruang interaktif juga. Tingginya angka kelahiran itu dipengaruhi kondisi ekonomi dan geografi. Makin rendah ekonominya, makin rendah pula pengetahuan dan kemampuannya menggunakan alat kontrasepsi," kata Biran, perwakilan dari APCOC, saat jumpa pers di Hotel Millenium, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat 23 Februari 2012.
Berdasarkan data sensus 2010 laju pertambahan penduduk mengalami peningkatan dari 1,47 persen (tahun 2000) menjadi 1,49 persen dengan jumlah penduduk mencapai 237,6 juta jiwa.
Pertambahan penduduk setiap tahun berkisar 3-4 juta jiwa atau sekitar 10.000 bayi lahir setiap harinya. Hal ini berkaitan dengan data hasil riset dasar kesehatan tahun 2010 yang menemukan bahwa terdapat 8,4 persen perempuan usia 10-59 tahun melahirkan 5-6 anak, serta 3,4 persen melahirkan lebih dari 7 anak.
Kenyataannya, penggunaan kontrasepsi pada perempuan usia 10-49 tahun yang berstatus kawin hanya sebesar 55,85 persen. Bahkan terjadi penurunan dalam penggunaan alat kontrasepsi pada tahun 2010. Banyak pasangan yang enggan menggunakan alat kontrasepsi.
Tak bisa dipungkiri bahwa masalah kontrasepsi sebenarnya justru banyak terjadi di daerah-daerah pelosok yang masih jarang tersentuh internet. Bagaimana solusinya?
"Pola tradisional sampai saat ini juga masih diterapkan. Mobil unit penerangan ke desa-desa juga masih jalan. Pil KB dari rumah ke rumah juga masih ada. Tapi generasi kita kan makin berkembang secara teknologinya, jadi kita pakai sarana dunia maya secara maksimal," kata Kepala BKKBN, Sugiri Syarief.
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.
0 comments:
Post a Comment