Jum'at, 24 Februari 2012 | 13:25 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Perubahan iklim yang membuat cuaca dunia makin panas menyebabkan bayi dan orang lanjut usia mudah stres. Ini merupakan dampak langsung perubahan iklim yang disebabkan oleh pemanasan global.
"Dampak langsung lainnya adalah melonjaknya kanker kulit akibat suhu udara yang meningkat," kata Direktur Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Drh. Wilfried H. Purba dalam konferensi pers di kantornya, Jumat, 24 Februari 2012.
Adapun dampak tidak langsungnya, kata Wilfried, adalah menurunnya ketersediaan air akibat kekeringan dan meningkatnya kasus diare. Keterbatasan panas akibat gagal panen juga akan menimbulkan masalah kekurangan gizi pada masyarakat yang rentan secara ekonomis.
Secara tidak langsung, perubahan iklim juga dapat meningkatkan resistensi penyakit yang ditularkan melalui vektor dan penyakit kulit akibat kekurangan air. Peningkatan kasus infeksi saluran pernafasan (ISPA), kata dia, juga dipengaruhi oleh pencemaran udara akibat perubahan iklim.
Wilfried belum dapat menyebutkan berapa kenaikan pasti penyakit-penyakit yang diakibatkan oleh perubahan iklim ini. "Jumlah pastinya masih kami selidiki," katanya.
Efek gas rumah kaca adalah penyebab utama terjadinya perubahan iklim tersebut. Timbulnya efek gas rumah kaca disebabkan karena aktivitas manusia seperti penggundulan hutan, pencemaran udara dan air, rusaknya ekosistem, serta menurunnya keanekaragaman hayati.
Secara fisik, perubahan iklim dapat berupa peningkatan suhu sekitar empat derajat celcius-lima derajat celcius. Selain itu, kenaikan permukaan air laut dan siklus hidrologi (tata air) yang ekstrem adalah akibat lain yang ditimbulkan oleh perubahan iklim.
MITRA TARIGAN
0 comments:
Post a Comment