ANAK menjadi penyempurna sebuah rumah tangga. Belum hadirnya buah hati setelah tiga tahun pernikahan diduga bukan penyebab perceraian Peggy Melati Sukma dan Wisnu Tjandra.
Menurut psikolog Nella Safitri Cholid, belum hadirnya anak di tengah rumah tangga keduanya bukan merupakan sebab keretakan. Alasan yang lebih kuat adalah kehadiran orang ketiga.
"Anak mungkin alasan tambahan, rasionalisasi, tapi kayaknya bukan itu. Perselingkuhan, apapun jenisnya, tetap namanya menyalahi komitmen. Kalau enggak punya anak atau tampang jelek, enggak bisa dijadikan alasan untuk selingkuh," katanya ketika dihubungi okezone, Senin (7/11/2011).
Alasan semakin kuat mengingat Wisnu memutuskan untuk menikahi seorang wanita sebelum proses perceraiannya selesai. "Untuk kasus Peggy, kalau suaminya kasih alasan bahwa dia butuh pendamping yang lebih tepat, mestinya selesaikan masalah yang satu (perceraian dengan Peggy), baru nyambung (menikah-red) dengan yang lain. Itu kalau komitmennya bagus," tambahnya.
Menurutnya, bila suami benar-benar menginginkan anak dan komitmennya menjaga ikatan rumah tangga masih baik, banyak upaya bisa dilakukan pasutri. Sebagai contoh, bayi tabung, mengadopsi anak, dan sebagainya. Namun, Nella tidak melihat kecenderungan ini pada Peggy-Wisnu.
"Orang zaman dulu, kalau memang suami ingin cari istri lagi supaya punya anak, bukan dia sendiri yang cari, tapi kadang-kadang istrinya yang mencarikan, seperti pelukis Affandi. Istrinya cuma punya satu anak dan ingin punya banyak anak, dia yang mencarikan istri lagi untuk Affandi," ujar psikolog yang tergabung dalam Quatra Qualita Development Center ini..
Bagaimana dengan kehadiran pihak ketiga dalam rumah tangga Peggy? "Peggy, menurut saya, dia orang yang mandiri, tahu haknya. Dia bisa gugat cerai bila diperlakukan tidak nyaman, termasuk dimadu. Apalagi seorang muslim, ada aturannya," tutupnya. (ftr)
0 comments:
Post a Comment