Bayi Kembar Siam Syakira-Zahira Meninggal

iklan
Tempointeraktif.com - Gaya Hidup
Tempointeraktif.com - Gaya Hidup
Bayi Kembar Siam Syakira-Zahira Meninggal
Jan 13th 2012, 09:51

Jum'at, 13 Januari 2012 | 14:54 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Usai perjuangan saat menjalani operasi yang berlangsung panjang, pihak kedokteran spesialis anak dan bedah syaraf Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo mengatakan bahwa Syakira dan Zahira meninggal.

Syakira dan Zahira adalah bayi yang mengalami Craniopagus, penyatuan jaringan pada otak kepalanya. Craniopagus sendiri adalah penyakit langka dengan kemungkinan 1:2.500.000 dan risiko keberhasilan pembedahan 48-70%.

"Bayi meninggal karena pendarahan," ujar Kepala Tim Dokter Spesialis Anak, Dr. Bambang Supriyatno, di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jumat, 13 Januari 2011.

Bayi pertama, Syakira, diketahui meninggal pada pukul 14.00 WIB. Sementara itu, bayi kedua alias Zahira meninggal pada pukul 17.20 WIB.

"Syakira meninggal ketika di meja operasi, sementara Zahira meninggal saat sudah dibawa ke ruang perinatologi," ujar Bambang

Berdasarkan keterangan kronologis yang diberikan tim dokter, kedua bayi mulai menjalani operasi pada pukul 11.45, Rabu lalu, 11 Januari 2012.

"Sayatan pertama kami lakukan pada pukul 11.45, namun bayi sudah dibawa ke ruang operasi sejak pukul 07.35 pagi untuk persiapan pembiusan dan pemantauan kondisi," ujar Bambang.

Operasi pemisahan otak dimulai tak lama setelah sayatan pertama oleh dokter bedah syaraf. Operasi berjalan hingga pukul 11.30 keesokan harinya, Kamis, 12 Januari 2012. "Apabila menghitung waktu persiapan, operasi berjalan lebih dari 24 jam," jelas Bambang.

Selama operasi, kata Bambang, Syakira dan Zahira mengalami kondisi fluktuatif, terutama pada Zahira. Terkadang kedua bayi menunjukkan kondisi stabil, kadang tidak. Ditambahkannnya bahwa kedua bayi kehilangan banyak darah selama operasi berlangsung.

"Kedua bayi mengalami pendarahan selama operasi berlangsung. Kami sampai melakukan transfusi darah sebanyak 1-1,5 liter tiap bayi," jelas Bambang yang menambahkan bahwa dalam kondisi normal, bayi hanya bisa menampung 400 ml darah.

Usai kedua bayi berhasil dipisahkan, kata Bambang, tim dokter berencana memasang flap untuk menutup bekas pemisahan kepala. Namun, karena kedua bayi sudah menjalani operasi panjang dan pemasangan flap memakan waktu tiga jam, tim memutuskan untuk melakukan penutupan sementara saja. "Proses penutupan sementara jaringan otak berlangsung tidak lama. Jam 13.00 sudah selesai," jelas Bambang

Pukul 13.30, Zahira dipindahkan ke ruang perinatologi untuk perawatan lebih lanjut. Pada saat pemindahan Zahira, Syakira tiba-tiba pucat dan denyut nadinya menurun. Dokter mengupayakan resusitasi jantung, namun Syakira menghembuskan nafas terakhir pukul 14.00.

Di ruang perinatologi, lanjut Bambang, Zahira menunjukkan gejala yang sama dengan Syakira. Wajahnya memucat dan denyut nadi terus menurun meski sudah diberikan alat bantu nafas. Pukul 17.20, Zahira menyusul Syakira. "Secara medis, seharusnya bayi pertama lebih mampu bertahan dibanding bayi kedua. Namun, dalam kasus ini, terbalik," ujar Bambang.

Ketika ditanya apakah kedua bayi mungkin bertahan apabila tidak dioperasi, Bambang mengatakan ada kemungkinan. Tapi, melihat posisi kedua bayi, Bambang sangsi keduanya bisa bertahan ataupun bergerak bersama. "Kemampuan bertahan hidup bayi kembar siam secara umum hanya 25 persen."

Kedua bayi saat ini sudah dimakamkan oleh kedua orangtuanya, Edi Utomo dan Siti Maryam, di daerah Sindang, Jakarta Utara. Dikatakan Bambang, kedua orang tua rela melepas kepergian kedua bayinya. "Mereka terus mendampingi kedua bayinya meskipun mereka tidak berada di sisi Syakira saat ia meninggal."

ISTMAN MP

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions

0 comments:

Post a Comment