TEMPO Interaktif, Jakarta - Murahnya biaya perjalanan ke Asia Tenggara membuat orang makin banyak melancong ke kawasan Asia Tenggara plus. Jalan-jalan ke negara Asia rasanya tak lengkap bila tak ikut mencicipi aneka kuliner di negara yang akan didatangi.
Nah, para pencinta kuliner akhir pekan lalu bisa mencicipi aneka makanan khas negara tetangga, seperti Thailand, Malaysia, Singapura, Indonesia, Filipina, atau masakan dari negara-negara Asia, seperti Pakistan, Jepang, Cina, dan negara-negara di Uni Eropa. Beberapa restoran atau pihak kedutaan besar ikut terlibat menjual aneka masakan khas ini.
''Lumayan juga bisa mencicipi masakannya sebelum nanti pergi ke sana. Jadi enggak kaget,'' ujar Arisdiyanto, warga Tebet yang datang bersama dua rekannya, kepada Tempo di La Piazza Kelapa Gading, akhir pekan lalu.
Di sini, Aris dan ratusan pengunjung bebas memilih aneka makanan yang tersaji di belasan kedai. Mereka sebelumnya menukarkan uang dengan uang-uangan kertas untuk bertransaksi. Pengunjung biasanya berkeliling melihat-lihat kedai terlebih dulu untuk memastikan makanan yang akan dicicipi.
Seperti Restoran Suan Thai, yang menyajikan beberapa masakan khas Thailand, seperti tom yang kung, pad thai, pad see yu atau bistik sapi yang ditumis kering, dan yam mamuang atau salad mangga segar. Kesegaran Thai Ice Tea juga tak ketinggalan. Jika kita sering menikmati singkong rebus dengan gula dan saus santan kental di Indonesia, kita pun bisa menikmati makanan yang disebut manchiam ini di Thailand. Selain itu, disajikan kue ku ala Thailand seperti yang kita nikmati saat pesta.
Tak mau kalah dengan tetangganya, kedai masakan khas Vietnam ikut memamerkan aneka makanan. Banyak orang dibuat penasaran dengan lumpia Vietnam yang disebut goi cuon. Lumpia dengan kulit transparan ini berisi selada segar, daun ketumbar, bihun, daging, dan udang. Agar terasa nikmat, Anda perlu menambahkan saus cokelat yang terasa seperti saus lumpia Semarang.
Masakan Vietnam yang ikut disajikan adalah pho bo atau mi daging sapi segar dan berkuah. Untuk minumannya, disajikan es kopi-susu segar yang disebut ca pe sua da.
Sementara itu, perwakilan dari Malaysia menyajikan nasi lemak, Ambula juice, Penang prawn, dan teh tarik. Sedangkan Filipina menyajikan nasi ayam, babi Adobo, dan bistik Tagalog yang terbuat dari daging bertabur irisan bawang merah atau bawang bombai.
Kedai dari Cina banyak menyajikan aneka dim sum, sedangkan kedai dari Jepang menyajikan okonomiyaki, takoyaki, dan aneka sushi. Tapi masakan yang banyak diminati adalah Chicken Biryani, nasi kuning dengan bumbu rempah plus potongan ayam. Makanan khas Pakistan ini juga cocok ditemani Peshawari Chappal Kebab dan Nan.
Para pengunjung juga terlihat antre di kedai Uni Eropa yang menyajikan aneka masakan, seperti numberger sausages, beef thuringer, dan Roti Curly. Harganya sangat terjangkau, dari Rp 4.000 hingga 50 ribu.
Acara ini diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri, perwakilan dan kedutaan negara ASEAN, serta beberapa negara mitra, seperti Cina, Jerman, Pakistan, dan Jepang.
"Kita bisa menikmati aneka makanan yang enak, sehingga bisa menumbuhkan rasa cinta. Dari mulut turun ke hati," ujar Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Djauhari Uratmangun. Dia berharap acara ini dapat mempererat komunitas dan masyarakat ASEAN.
Selain aneka makanan, demo masakan yang diperlihatkan oleh koki dari Pakistan, Kamboja, Jerman, Rusia, dan beberapa selebriti chef Tanah Air ikut ambil bagian. Mereka memperagakan kemampuan mengolah makanan.
DIAN YULIASTUTI
0 comments:
Post a Comment