Pesta 'Hantu' Pun Bisa Terlihat Keren  

iklan
Tempointeraktif.com - Gaya Hidup
Tempointeraktif.com - Gaya Hidup
Pesta 'Hantu' Pun Bisa Terlihat Keren  
Oct 30th 2011, 04:36

TEMPO Interaktif,  - Ketika mendengar kata hantu disebut, langsung muncul kesan menakutkan, suram, tatapan kosong, kadang penuh leleran darah. Namun seluruh kesan tersebut pupus di Halloween Party yang digelar Wall Street Institute, Kamis lalu.

"Aku ini hantu noni Belanda," ujar seorang perempuan yang mengenakan terusan putih selutut dan rambut digulung dengan syal jala. Bibirnya bergincu merah menyala dan melebar ke kanan atas serta kiri bawah. Meski demikian, Dominika Irene Basuki, yang berdandan seperti hantu itu, tetap tak menakutkan.

"Sebenarnya aku mau buat bibir kayak Joker (tokoh antagonis di film Batman), tapi kok kayaknya udah sering, maka aku modif dikit," katanya.

Mahasiswa public relations Universitas Tarumanegara ini memang ingin tampil beda. Ia berdandan ala hantu yang lazim di Indonesia, tapi tidak dipandang dengan seram. "Hantu bisa juga cantik, seperti saya," ujarnya, lalu tersenyum simpul.

Dominika memang tak terlihat seram, tapi justru terlihat cantik di tengah-tengah hantu lainnya. Berdandan selama tiga jam sukses mengubah citra hantu seram.

Beda Dominika, beda Imelda. Pegawai swasta ini memilih dandanan ala pocong. "Karena ini di Indonesia, maka hantunya juga hantu Indonesia," ujarnya. Bermodalkan seprai putih yang dibubuhi obat merah, perempuan 27 tahun ini melilit tubuhnya dan menambah kain putih di kepala.

Imelda tampak sibuk membetulkan lilitan seprai yang sering melorot. Bukan kesan seram yang didapat, justru kesan ribet yang menggelikan. Ia mengaku hanya butuh lima menit untuk tampil bak pocong. "Muka cukup dengan bedak dan eyeshadow hitam saja," kata dia.

Nah, yang tampak paling aneh adalah Cherly. Mahasiswa Kedokteran Gigi Universitas Trisakti ini berdandan ala geisha dari Jepang. Ia mengenakan kimono lengkap dengan lentera sebagai junjungan tangan. "Geisha itu bisa lebih nyeremin lho, apalagi kalau diam tanpa senyum," kata dia.

Gadis 19 tahun ini menutupi mukanya dengan bedak tebal seperti penari kabuki. Ia hanya menambahkan dengan polesan sedikit gincu merah di bibir, sehingga memberi efek bibir kecil.

Rambut Cherly disanggul bak geisha. Ketika difoto, ia beraksi bak perempuan penghibur yang mati kesepian. Diam dengan tatapan mata kosong. Cantik tapi seram. Keseriusan Cherly berdandan membuat dia diganjar menjadi hantu terbaik dalam acara ini

Dominika, Imelda, dan Cherly tak main-main dalam mengubah diri mereka menjadi hantu. Mereka setuju acara "hantu-hantuan" ini terus diadakan di Indonesia. Bagi Dominika, Halloween bisa menjadi ajang kreativitas anak Indonesia melalui kostum yang aneh-aneh.

Imelda lain lagi. Baginya, Halloween penting agar bisa mengenal lebih banyak hantu Indonesia.

Menurut History.com, Halloween atau Samhain dikenalkan oleh bangsa Celtik yang tinggal di Irlandia, Prancis, dan Inggris sekitar 2.000 tahun lalu. Festival ini merupakan perayaan untuk menyambut tanggal 1 November. Bangsa Celtik percaya, sehari sebelum 1 November (31 Oktober), batas antara dunia dan akhirat menjadi tidak jelas.

Maka perayaan Samhain dilakukan saat hantu kembali ke bumi. Alih-alih takut, bangsa Celtik justru percaya makhluk dari akhirat ini justru membantu pendeta untuk memprediksi masa depan. Festival perayaan ini menjadi komersial dan menyebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Direktur Pusat Wall Street Institute menuturkan Halloween Party sudah menjadi ajang tahunan lembaga pendidikan bahasa Inggris ini. Pesta hantu-hantuan ini sebenarnya adalah selingan belajar saja. "Mereka kan kadang bosan kalau belajar di dalam kelas," ujar dia, "jadi tidak ada niat untuk perayaan atau menakuti-nakuti orang."

Atmosfer pesta Halloween memang terasa menyenangkan. Iringan musik, makanan, dan berlokasi di pinggir kolam Central Park membuat pesta ini seperti pesta kostum biasa untuk anak sekolah. Yang membedakan kostum wajibnya adalah kostum hantu dan sedikit dekorasi suram.

Tapi hantu yang datang justru lebih banyak yang unik, lucu, dan seksi. Ada gadis yang mengenakan gaun bermotif macan tutul dengan bahu terbuka. Lalu ada pria berkepala kardus dan bocah berlilit tisu gulung ala mumi. Jadi memang pestanya hantu-hantuan, bukan hantu beneran.

l DIANING SARI

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions

0 comments:

Post a Comment