TEMPO Interaktif, Setangkup nasi berbentuk gunungan kecil tersaji di meja hidang. Gunungan di bagian bawah berupa nasi putih, sedangkan di bagian atas nasi merah. Sayur dan lauknya lengkap, ada oseng-oseng daun pepaya, tempe-tahu bacem, gecak genem, dan lombok kethok. Menu yang dinamai Nasi Tradisional Set ini bisa dinikmati di Resto Bale Raos, Jalan Suryo Nomor 15, Jakarta Selatan.
Sajian nasi beserta lauk-pauk itu adalah favorit Keraton Yogyakarta. Sebutlah misalnya gecak genem. Lauk ini santapan favorit Sultan Hamengku Buwono IX. Gecak genem terbuat dari daging sapi giling yang dibentuk seperti bakso. Satu butir "bakso" itu ditempatkan pada satu mangkuk kecil dengan kuah santan dan telur ayam negeri. Untuk menggugah selera dan penampilan, kuah santan ini diberi potongan cabai merah dan cabai hijau. Rasa kuahnya gurih.
Lauk lainnya adalah tempe-tahu bacem dan oseng-oseng daun pepaya. "Oseng-oseng daun pepaya ini favorit GKR Hemas," kata supervisor resto, Gede Irwanto Purnawan, 35 tahun, kepada Tempo, Rabu, dua pekan lalu. Rasa bumbu oseng-oseng ini begitu kuat. Pedas, asin, dan gurihnya berimbang. Rasa daun pepayanya tidak terlalu pahit. Sebelum dioseng-oseng, daun pepaya ini telah direbus terlebih dulu dengan ampu. "Itu sejenis tanah liat untuk merebus daun pepaya agar rasa pahitnya hilang," ujar Gede.
Sementara itu, lombok kethok merupakan lauk yang menjadi favorit Sultan Hamengku Buwono VII. Berwujud irisan daging sapi berbentuk kotak. Diolah menggunakan kecap dan bumbu lainnya, membuat rasa daging sapinya manis. Serat dagingnya juga lembut. Irisan cabai merah dan cabai hijau menghiasi lauk ini.
Semua menu di Resto Bale Raos menyajikan menu-menu favorit penguasa Keraton Yogyakarta. Saat ini, Resto Bale Raos baru ada dua. Selain yang ada di Jalan Suryo Nomor 15 Jakarta sebagai restoran cabang, pusatnya berada di dalam lingkungan Keraton Yogyakarta di Jalan Magangan Kulon Nomor 1, yang berdiri pada 2003.
"Resto ini didirikan oleh keluarga Keraton untuk melestarikan kuliner dan budaya Keraton," kata Gede. Melalui resto inilah masyarakat luas bisa mengetahui dan merasakan menu-menu favorit penguasa Keraton Yogyakarta.
Menu yang menjadi favorit beberapa Sultan Yogyakarta adalah bebek suwir-suwir. Menu ini terbuat dari irisan daging bebek dan disajikan dengan irisan nanas goreng dan saus kedondong parut. Menu kegemaran bersama Sultan Hamengku Buwono VIII sampai Sultan Hamengku Buwono X lainnya adalah sanggar. Dibuat dari irisan daging sapi dengan bumbu rempah yang dipanggang dengan saputan kelapa dan dijepit dengan bilah bambu.
Ada juga menu kesukaan Sultan yang merupakan adaptasi dari masakan Barat. Menu tersebut adalah bestik Jawa, yang sangat digemari Sultan Hamengku Buwono IX. Steak ini dibuat dari daging sapi giling yang dibentuk lonjong. Sebagai sumber karbohidratnya, menu ini disajikan bersama kentang panggang yang dihaluskan dan dibentuk bulat. Adapun sayurannya terdiri atas rebusan brokoli, jagung muda, serta wortel.
Untuk menciptakan cita rasa, saus yang dibuat dari kuah semur menjadi pelengkapnya. Menyantap menu ini cukup mengenyangkan dan cocok dimakan untuk makan siang. Menu ini juga terkenal di Solo.
Untuk minuman, menu yang menjadi andalan resto ini adalah bir Jawa. Meski namanya bir, minuman ini tak memiliki kandungan alkohol. Inilah minuman penghangat yang amat digemari Sultan Hamengku Buwono VII. Beragam rempah menjadi bahan dasar minuman berwarna kuning dan berbusa di bagian atasnya ini. Rempah tersebut adalah serai, kulit kayu secang, mesoyi, kayu manis, kapulaga, jeruk nipis, cengkeh, dan jahe.
"Ini dipercaya bisa menghilangkan masuk angin karena setelah minum, badan terasa segar dan hangat," ujar Gede.
AMIRULLAH
Resto Bale Raos
Jalan Suryo Nomor 15, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
Telp. 021-7395785
Buka: setiap hari pukul 11.00-21.00 WIB
HARGA MENU
Nasi Tradisional Rp 49 ribu
Bestik Jawa Rp 59 ribu
Bir Jawa Rp 22 ribu
KOMENTAR CHEF
Gede Irwanto Purnawan, supervisor resto:
"Resto ini didirikan oleh keluarga Keraton untuk melestarikan kuliner dan budaya Keraton."
KOMENTAR PELANGGAN
Raharjo, 44 tahun, pelanggan:
"Semua menu enak meski agak sedikit berbeda dengan resto yang di Yogya.
Handoyo, 49 tahun, pelanggan:
"Bir Jawa-nya seger. Ada aroma jahenya yang bikin hangat badan."
0 comments:
Post a Comment