KOMPAS.com - Sejak usia 6 hingga 12 tahun, anak harus dibiasakan mengonsumsi makanan dengan gizi yang seimbang. Jika tidak, maka pertumbuhan fisik anak akan terhambat, selera makannya berkurang, daya tahan tubuh terhadap infeksi menurun, dan kemampuan belajarnya tidak optimal. Mineral yang dibutuhkan oleh anak adalah zinc (seng) dan zat besi. Namun pada kenyataannya, anak masih mengalami kekurangan asupan mineral ini.
Hasil penelitian Departemen Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia terhadap 661 anak di lima sekolah dasar negeri di Jakarta Timur menunjukkan bahwa 85 persen anak mendapatkan asupan zat besi kurang dari 80 persen dari rekomendasi asupan harian; sedangkan 98,6 persen mendapatkan asupan zat seng kurang dari 80 persen dari rekomendasi asupan harian. Hal ini disampaikan tenaga ahli dari PDGMI Jaya, Dr Saptawati Bardosono, MSc, saat launching Milkuat Botol Tiger di Cilandak Town Square, Jakarta, Minggu (18/9/2011).
"Anak-anak dengan jumlah konsumsi zat besi di bawah kebutuhan cenderung mengalami anemia, yang dapat mengakibatkan sulit konsentrasi, mudah lelah dan tampak lesu; sedangkan anak-anak yang kekurangan zat seng dapat menderita gangguan dalam pertumbuhan," jelas Saptawati.
Menurut Saptawati, zat besi dibutuhkan anak untuk pembentukan sel darah merah. Zat besi membantu membawa oksigen ke dalam otak dan membantu memproduksi energi dalam tubuh. Zat besi juga membantu proses metabolisme energi dalam tubuh. Mineral ini dapat diperoleh dengan mengonsumsi sayuran hijau, kacang-kacangan, daging merah, dan makanan yang difortifikasi (diberi tambahan vitamin dan mineral).
Sedangkan seng merupakan mineral yang mampu menstimulasi 100 enzim yang mendukung reaksi biokimia dalam tubuh. Seng juga berfungsi untuk membantu kemampuan indera perasa dan penciuman, sehingga jika tubuh anak memiliki kandungan seng yang tinggi, selera makannya pun akan tinggi. Seng dapat diperoleh dengan mengonsumsi sayuran hijau, daging, keju, telur, unggas, dan makanan yang difortifikasi.
Selain zat besi dan seng, anak juga membutuhkan asupan karbohidrat, lemak, protein, dan kalsium. Karbohidrat merupakan sumber utama energi yang bisa didapat dengan mengonsumsi biji-bijian, bulir serealia, sayur, dan buah segar. Lalu lemak yang dianjurkan adalah lemak tak jenuh. Lemak baik ini bisa didapat dengan mengonsumsi minyak jagung, biji kapas, kedelai, dan biji bunga matahari (mengandung 50 persen lemak tak jenuh ganda). Sedangkan protein yang berfungsi untuk daya tahan tubuh bisa diperoleh dengan mengonsumsi kedelai, susu, telur, dan bahan makanan hewani. Yang terakhir adalah kalsium, yang berfungsi membantu memproduksi massa tulang. Kalsium bisa diperoleh dengan mengkonsumsi susu, yoghurt, keju, dan pisang.
Berbagai vitamin dan mineral tersebut sangat dibutuhkan anak untuk pertumbuhannya. Anda harus pandai mengatur keseimbangan gizi anak dengan menyiapkan sarapan, makan siang, dan makan malam yang lengkap dan seimbang setiap hari. "Kalau ingin memenuhi kebutuhan gizi anak, semua makanan tersebut harus dikonsumsi dalam jumlah yang sangat banyak, dan tentu hal ini merepotkan anak. Maka ibu harus melengkapi makanan anak dengan susu karena kandungan dalam susu sudah lengkap, sehingga anak tak perlu makan dalam jumlah banyak," ungkap Saptawati.
Susu yang Anda siapkan di rumah bisa membantu untuk mencukupi kebutuhan gizi anak. Namun, jika tidak sempat, biasakan anak untuk membeli susu di sekolahnya, atau masukkan susu kemasan ke dalam tas sekolah anak untuk diminumnya di sekolah. Salah satu alternatifnya adalah Milkuat, susu yang sudah mengandung ekstra zat besi, seng, kalsium, fosfor, vitamin B kompleks, vitamin A, dan Vitamin D.
Sent from Indosat BlackBerry powered by
0 comments:
Post a Comment