Sampit, Kalteng (ANTARA News) - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Murjani Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah merawat WO (42) pasien yang diduga atau suspek flu burung (H5N1).
"WO (42) merupakan warga Desa Suka Mandang, Kecamatan Rantau Pulut, Kabupaten Seruyan tiba RSUD dr Murjani Sampit pada Rabu (25/1) pukul 20.00 WIB untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut," kata Direktur RSUD dr Murjani Sampit, Ratna Yuniarti, di Sampit, Kamis.
Sebelumnya WO mendapatkan perawatan dan ditangani oleh dokter klinik perusahaan perkebunan kelapa sawit PT Bina Mas.
Pasien menderita flu yang disertai demam tinggi dan kondisi itu di derita WO setelah ada kontak langsung dengan unggas yang mati secara mendadak untuk itu yang bersangkutan di curigai terjangkit virus H5N1 atau flu burung.
Sampai saat ini pihak RSUD dr Murjani Sampit masih menetapkan pasien dugaan atau tersangka dan belum bisa dipastikan penyakit WO karena belum dilakukan pemeriksaan.
Secara umum kondisi klinis pasien cukup stabil, namun dari riwayatnya yang bersangkutan ada kontak langsung dengan unggas yang mati mendadak oleh sebab itu yang bersangkutan di rujuk ke RSUD dr Murjani Sampit untuk dilakukan penanganan lebih lanjut.
Menurut Ratna, kalau dilihat dari kondisinya WO cukup baik, sehat dan kondisi tubuhnya dalam keadaan stabil. Namun demikian yang bersangkutan tetap harus diberikan perawatan.
Sejak kedatangannya WO yang saat itu di dampingi oleh istrinya langsung diberikan perawatan dan penanganan khusus oleh tim dokter RSUD dr Murjani Sampit di ruang isolasi.
"Untuk mengtahui positif atau tidak menderita flu burung nantinya akan dilakukan pemeriksaan darah dan sebagainya, kemudian darah tersebut akan di kirim ke laboratorium di Jakarta," katanya.
Hasil pemeriksaan laboratorium sendiri baru akan diketahui ada hasilnya setelah dua hingga tiga hari sejak contoh darah pasien dikirim ke Jakarta.
Selama menunggu hasil dari pemeriksaan laboratorium tersebut pasien suspek flu burung ditangani sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dan tidak boleh keluar dari ruang isolasi termasuk istri WO yang sejak awal menemani pasien.
Keluarga yang ada riwayat kontak langsung dengan pasien atau unggas yang mati akan dilakukan pemeriksaan juga, hal itu dilakukan sebagai langkah antisipasi siapa tahu mereka juga sakit, terangnya.
Sedangkan untuk unggas WO yang diketahui mati mendadak sudah dilaporkan ke Distanak Kotim dan karena wilayahnya berada di Kabupaten Seruyan maka akan dilakukan koordinasi lebih lanjut untuk penanganannya.
0 comments:
Post a Comment