Indahnya Silaturahmi di Hari Fitri

iklan
Sindikasi lifestyle.okezone.com
KapanLagi.com: Woman
Indahnya Silaturahmi di Hari Fitri
Aug 29th 2011, 07:07

Lifestyle » Family » Indahnya Silaturahmi di Hari Fitri
Senin, 29 Agustus 2011 - 14:07 wib

Indahnya silaturahmi di hari Fitri. (Foto: Corbis)
Indahnya silaturahmi di hari Fitri. (Foto: Corbis)

LEBARAN identik dengan silaturahmi dan saling memaafkan. Dalam bahasa Arab, silaturahmi berarti menyambung hubungan dengan saudara sedarah.

Sementara, silaturahim artinya menyambung hubungan dengan orang-orang yang bukan saudara seperti tetangga dan teman. Dari sisi sosial, silaturahmi dan silaturahim sangat penting untuk menjada kontak dan jaringan.

Walaupun identik dengan Idul Fitri yang notabene hari raya umat Islam, sebenarnya silaturahmi merupakan tradisi bangsa Melayu. Di Arab sendiri, suasana silaturahmi pada hari raya Idul Fitri tidak begitu kental. Sementara di Indonesia, silaturahmi tak hanya milik Muslim. Masyarakat non-Muslim pun sering kali terlibat dalam kegiatan ini.

Bahkan, belakangan ini nyaris semua kalangan juga turut meramaikan acara buka bersama. Di desa-desa di Yogya dan Jawa Tengah misalnya, umat non-Muslim ikut serta berkeliling ke rumah-rumah tetangga untuk bersalaman, mengucapkan selamat hari raya kepada kaum muslim serta saling memaafkan.

Ada pula yang membuka pintu rumahnya lebar-lebar serta menyediakan aneka penganan khas Lebaran di meja tamu. Hal ini menunjukkan betapa indahnya toleransi antar umat beragama di negeri ini.

Di tengah masyarakat yang semangat untuk mudik, menyambung silaturahmi dengan saling mengunjungi, terselip juga manusia-manusia modern yang lebih menyukai sesuatu yang praktis.

Gaya hidup masyarakat perkotaan yang cenderung individualistis, membuat kurangnya silaturahmi. Silaturahmi bergeser menjadi formal dan berupa hubungan fungsional tanpa kedalaman. Misalnya hanya dengan memanfaatkan kemajuan teknologi seperti telepon, SMS, email, atau jejaring sosial yang menggantikan sebuah pertemuan atau sekadar kartu Lebaran.

Namun di balik itu, masih lebih banyak orang yang menyadari pentingnya jalinan kekerabatan atau jejaring yang akan memberi manfaat sosial tersendiri. Silaturahmi kala Lebaran pun menjadi momen untuk mengisi ulang 'batre' hubungan dan bermakna spiritual. Hubungan silaturahmi yang baik akan membuat sebuah keluarga penuh cinta kasih, kebahagiaan sehingga kuat, dan tak mudah goyah.

Lebaran merupakan saat yang paling pas untuk kembali menyatu dan melebur kesalahan. Lembaran baru pun dibuka, harapannya bisa diisi dengan segala hal yang lebih baik. Dan dengan mempererat tali silaturahmi, Allah akan membukakan pintu-pintu rezeki.

Mengajak si kecil silaturahmi

Lebaran menjadi momen yang tepat untuk mengenalkan anak pada keluarga besar dan kerabat. Selain itu, silaturahmi atau halal bil halal juga bisa jadi wadah bagi si kecil untuk belajar berkomunikasi, mengenal berbagai tradisi dan norma-norma sosial di lingkungan sekitar.

Dengan berkumpul bersama keluarga besar yang terdiri dari berbagai usia, anak juga berlatih menyesuaikan diri. Sambil beradaptasi, anak juga akan belajar untuk bersosialisasi dan saling memaafkan.

Berikut tip agar anak-anak nyaman,tanpa kendala ketika diajak bersilaturahmi. Untuk anak-anak usia SD, sudah bisa diberi pengertian tentang silaturahmi juga kaitannya dengan agama.

Sedangkan untuk anak-anak yang lebih muda, kita bisa memperkenalkan kepada saudara-saudara serta keluarga besar. Bagi anak pra sekolah atau balita yang kerapkali rewel, upayakan kenyamanan pada diri mereka. Sebaiknya mereka mengenakan baju yang mudah menyerap keringat serta enak dipakai.

Baju baru kerapkali menyebabkan ketidaknyamanan bagi kanak-kanak. Bawa pakaian ganti serta perlengkapannya bagi anak-anak, seperti handuk lembut dan bedak. Bawa juga keperluan lain seperti susu, snack favorit, buku atau mainan kesayangan. Ini perlu dilakukan untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu anak memintanya.

Pahami karakter anak yang memang berbeda-beda.Ada anak yang mudah bersalaman dengan membaur dengan orang baru, namun ada pula anak yang pemalu. Jangan paksa si pemalu untuk bersalaman dengan kerabat yang baru ditemui, kalau dipaksa bisa-bisa malah menangis dan trauma.

Biarkan beberapa waktu agar anak terbiasa dengan lingkungan barunya, lalu ajak ia bertemu dengan saudara atau teman sebaya.

(SINDO//nsa)
mobile Nikmati berita terikini lewat ponsel Anda di m.okezone.com & bb.okezone.com untuk BlackBerry

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions

0 comments:

Post a Comment