KOMPAS.com - Banyak keluarga muda yang kini membesarkan anak dengan dua bahasa atau lebih. Alasannya sangat beragam. Ada yang karena bersuamikan atau beristrikan orang asing, mendadak harus tinggal di luar negeri, atau sekadar ingin agar anak mengenal bahasa asing sejak dini.
Banyak pula orangtua yang meyakini, mengajarkan bahasa baru pada anak sejak dini lebih menguntungkan, karena anak-anak lebih mudah menyerap bahasa baru tanpa upaya keras. Meskipun hal ini ada benarnya, Roxana A. Soto, salah satu pendiri dan editor SpanglishBaby.com, mengatakan bahwa penyerapan bahasa baru itu tidak terjadi begitu saja. Menurutnya, sangat tidak realistis bila orangtua mengharapkan anak belajar bahasa Inggris hanya dengan menonton Dibo The Gift Dragon misalnya.
Memperkenalkan bahasa kedua pada anak membutuhkan beberapa jenis struktur, dan konsistensi. Konsistensi inilah yang penting, entah dilakukan dalam setiap percakapan sehari-hari atau dalam situasi yang lebih formal. Maksudnya, agar bahasa tersebut dipelajari dengan cara yang menarik dan penuh arti, sesuai dengan kehidupan sehari-hari.
Sementara itu, Barbara Zurer Pearson, penulis buku Raising a Bilingual Child, mengatakan, tak ada kata terlambat, atau terlalu cepat, untuk mengajarkan anak bahasa keduanya. "Belajar bahasa kedua itu lebih mudah untuk anak-anak di bawah 10 tahun, dan lebih mudah lagi untuk anak balita, dibandingkan dengan orang dewasa yang butuh upaya lebih besar untuk memelajarinya," tuturnya.
Waktu ideal untuk mengajarkan bahasa baru pada anak ini adalah sejak mereka lahir hingga usia 3 tahun. Rentang usia ini bertepatan dengan masa ketika anak memang belajar berbicara, dimana pikirannya masih terbuka dan fleksibel. Namun usia 4 hingga 7 tahun juga menjadi waktu terbaik untuk mengajarkan bahasa kedua untuk anak, karena mereka masih memproses beberapa bahasa dalam satu jalur. Artinya, mereka membangun sistem bahasa kedua bersamaan dengan yang pertama, dan belajar kedua bahasa tersebut seperti penduduk aslinya.
Anak di atas 7 tahun sebenarnya belum terlalu terlambat untuk belajar bahasa kedua. Sebab, waktu ideal ketiga untuk memelajari bahasa kedua adalah sekitar usia 8 hingga masa pubertas. Menurut penelitian, setelah memasuki pubertas, bahasa-bahasa baru akan disimpan dalam area yang terpisah di dalam otak. Sebagai hasilnya, anak harus menerjemahkan lebih dulu bahasa tersebut, atau menggunakan bahasa pertamanya sebagai jalur menuju bahasa baru.
"Kita tentu sering mendengar tentang keuntungan khusus bagi anak-anak yang masih kecil untuk belajar dua bahasa, sehingga hal itu bisa mematahkan semangat anak-anak yang lebih tua," kata Pearson.
Meski begitu, menurutnya, orang masih dapat memelajari bahasa kedua meskipun keuntungan tersebut telah berlalu. Oleh karena itu, Anda pun tak perlu patah semangat jika anak belum mendapat kesempatan untuk belajar bahasa baru. Yang perlu Anda ingat sekali lagi, tak ada kata terlambat untuk belajar, kok.
Sent from Indosat BlackBerry powered by
Sumber: Baby Center
0 comments:
Post a Comment