Lifestyle » Family » Upa-Upa, Tradisi Lebaran Zivanna Letisha Siregar
Selasa, 30 Agustus 2011 - 09:08 wib
Dwi Indah Nurcahyani - Okezone
Zivanna Letisha (Foto: Johan Sompotan)
IDUL Fitri seragam di seluruh dunia, tapi Lebaran khas Indonesia. Pasalnya, saat Lebaran selalu ada beragam tradisi yang dilakukan. Namun beda daerah, beda cara merayakan tradisi Lebaran.
Salah satu tradisi Lebaran khas daerah Batak, Sumatera Selatan, ialah upa-upa. Upa-upa atau ritual bersyukur merupakan tradisi daerah yang umumnya dilakukan semua orang Medan, tak terkecuali oleh mantan Puteri Indonesia 2008 Zivanna Letisha Siregar.
Darah Batak yang mengalir dalam tubuhnya membuat tradisi leluhurnya tersebut dilakoni hingga saat ini. Upa-upa menjadi ritual wajib yang dilakukan Zivanna saat Lebaran tiba.
Meskipun disibukkan dengan rutinitas, rencananya wanita yang akrab disapa Zizi itu akan berlebaran dengan keluarga di Bandung, daerah asal sang mama.
Bagi Mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini, momen tersebut bakal terasa indah karena banyak anggota keluarga lainnya yang kumpul bersama. Dan yang paling berkesan, dia dan keluarganya akan menjalani ritual upa-upa yang dilakukan tiap tahunnya, termasuk Lebaran tahun ini.
"Pasti kami sekeluarga selalu menjalankan upa-upa. Itu semacam tradisi dari Batak yang kita lakukan ketika ada perayaan atau syukuran sesuatu hal," katanya kepada okezone di Taman Sari Royal Heritage Spa, Wachid Hasyim, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Zizi mengungkapkan, Lebaran merupakan sebuah momen yang patut disyukuri karena kita semua telah melewatkan perjuangan puasa selama sebulan penuh.
"Biasanya saat makan malam ketika Lebaran kita kumpul sekeluarga lalu masing-masing dari papa, mama, dan adik-adikku berbicara masing-masing untuk saling introspeksi bersama kekurangan dan kelebihan kami selama ini," ungkapnya.
Selain Lebaran, momen apa lagi yang menjadikan tradisi adat tersebut tetap dilakukan?
"Biasanya ketika ada yang ulang tahun, lulusan sekolah, Lebaran, saat aku menang Puteri Indonesia kemarin, maka kami melakukan ritual ini sebagai tanda bersyukur sekaligus introspeksi bersama," paparnya.
Wanita berusia 22 tahun ini menuturkan, kebiasaan tersebut memang tak selalu rutin dilakukannya. Hanya ketika ada momen istimewa maka sebisa mungkin dirayakan.
"Itu perayaan sederhana sih. Tapi sejak aku kecil memang sudah membudaya di keluargaku. Jadi, aku pun sudah terbiasa melakukannya," tutupnya.
(nsa)
0 comments:
Post a Comment