Sadarkah Anda, ketika tubuh kurus idaman didapatkan, malah ada poin penting yang hilang dari pribadi Anda.
KapanLagi.com - Lucy Cavendish awalnya adalah seorang istri dengan ukuran big size, berbobot sekitar 90 kg dan tinggi badan 172 cm. Setiap kali berbelanja baju, jarang sekali ada baju idaman yang muat untuk tubuhnya. Bahkan tidak jarang dia disangka hamil oleh rekan-rekan yang berjumpa dengan Lucy. Maka pada suatu hari, Lucy bertekad melakukan segala cara untuk menurunkan berat badan guna mendapatkan
body line impian.
Setelah tiga tahun menjalankan diet dan sangat berhati-hati dalam memilih makanan, Lucy memiliki postur yang sehat dengan berat badan sekitar 64 kg. Untuk pertama kalinya dalam 15 tahun dia menjadi kurus, bahkan lebih kurus dari saat usianya 20 tahun. Suaminya berdecak kagum melihat tubuhnya yang kini langsing, begitu pula dengan teman-temannya.
Namun setelah beberapa saat dengan tubuh 'baru'nya, Lucy sadar diet ini tidak hanya mengubah tubuh, namun juga kepribadiannya. Dari seseorang yang easy-going, ceria, doyan makan dan tidak ragu untuk bersantai-santai, sekarang untuk sekedar duduk menonton televisi bersama suami saja Lucy merasa bersalah karena takut terbentuk lemak di pinggul.
Alhasil, Lucy tidak pernah lagi menikmati saat-saat santai dengan suami. Hari-harinya diisi dengan latihan fisik. Sebelumnya, suami Lucy suka memasak untuk mereka berdua, namun kini dia hanya bisa termangu melihat Lucy menuturkan apa saja yang boleh dia makan dan apa yang tidak boleh. Lucy tidak lagi mau dimasakkan suaminya karena takut ada bahan-bahan berlebihan di sana. Akhirnya, suami Lucy sering memasak untuk dirinya sendiri, memakannya sendiri, menuang wine untuk dirinya sendiri dan menikmatinya sendirian di depan Lucy yang cukup dengan teh camomile dan potongan mentimun.
Saat makan malam di restoran pun tidak lagi menyenangkan karena Lucy tidak pernah menikmati makanannya. Dia harus menghabiskan sekian menit untuk memilih makanan yang benar-benar aman, lalu makan dengan hati-hati karena takut kebanyakan makan atau tidak sengaja makan segumpal lemak atau karbohidrat berlebih.
Selain mengatur makanan, Lucy juga menerapkan program latihan fisik yang cukup padat dalam kesehariannya. Yoga selama satu jam lebih setiap hari, berjalan kaki selama satu setengah jam, lari dan berenang, serta mengikuti kelas boxercise. Jika terpaksa tidak melakukan salah satu aktivitas tersebut, dia akan mengganjar dengan porsi latihan lebih berat lagi di keesokan harinya. Bisa terbayang, berapa sedikit waktu yang dimiliki Lucy untuk suami dan teman-temannya.
Lucy menjadi sangat akrab dengan teman-teman yang juga menerapkan diet gila-gilaan, sementara dengan teman-teman masa lalunya yang hobi makan dan cenderung apa adanya, dia menjadi tidak nyaman lagi. Saat kumpul bersama teman-teman dan pasta bertabur parmesan dan krim diedarkan, Lucy selalu menolak untuk makan dan membuat suasana canggung. Begitu pula saat wine atau brandy dituang ke gelasnya, dia selalu menolak.
Tidak ada lagi keceriaan dan kehangatan pribadi Lucy di antara teman-teman dan suaminya. Tubuh indah Lucy memang membanggakan, namun di sisi lain, inilah yang harga yang harus dia bayar, yaitu selalu hidup dalam ketakutan dan kehilangan pribadi yang menyenangkan. (dm/wo/miw)
0 comments:
Post a Comment