Lifestyle » Fit and Beauty » Pentingnya Memenuhi Hak Sanitasi Anak
Minggu, 28 Agustus 2011 - 09:50 wib
Pentingnya memenuhi hak sanitasi anak. (Foto: Getty Images)
SANITASI berpengaruh terhadap kualitas hidup anak bangsa. Begitu penting persoalan ini, hingga Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Juli tahun lalu mendeklarasikan bahwa akses terhadap air bersih dan sanitasi adalah hak asasi manusia (HAM).
Air bersih dan sanitasi telah menjadi keprihatinan dunia dalam beberapa tahun terakhir ini. Keprihatinan itu didasari oleh fakta bahwa masih banyak penduduk dunia,terutama penduduk miskin, yang tidak mempunyai akses terhadap air bersih dan sanitasi.
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), hingga 2008, sedikitnya 900 juta penduduk dunia tidak memiliki akses air bersih yang baik. Sementara 2,6 juta miliar penduduk dunia belum punya akses terhadap sanitasi. Padahal berbagai penyakit, terutama diare, kerap disebabkan oleh dua persoalan tersebut.
Bahkan WHO menyebutkan, diare adalah penyakit kedua terbesar di dunia. Di Indonesia, persoalannya juga sama. Laporan Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) mengenai pencapai Millenium Development Goals (MDGs) 2010 menyebutkan, proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap sanitasi yang baik hingga 2009 baru mencapai 51,19 persen.
Sementara, target yang harus dicapai pada 2015 adalah 62,41 persen. MDGs yang dicetuskan dalam Konferensi Tingkat Tinggi Millenium di New York pada 2000 memang telah menetapkan antara lain akses terhadap air bersih dan sanitasi sebagai salah satu target yang harus dicapai pada 2015. Demi mewujudkannya, pemerintah pusat telah menyediakan anggaran dari APBN sebesar Rp14,2 triliun hingga 2014.
Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto, anggaran tersebut dialokasikan untuk membangun penambahan jaringan air limbah terpusat di 11–16 kota, prasarana dan sarana air limbah sistem on site dengan prioritas di 210 kota terpilih, prasarana persampahan untuk mengurangi timbunan sampah sebesar 20 persen, perbaikan manajemen pelayanan persampahan di 210 kota prioritas, serta drainase kota untuk mengurangi genangan seluas 4.600 hektar di 50 kawasan strategis.
"Meski demikian, dana yang ada belum cukup untuk memenuhi kebutuhan sanitasi di seluruh Indonesia. Masih diperlukan perhatian dari pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat.Untuk itu, saya mengharapkan pemerintah daerah dapat mengalokasikan dana APBD yang lebih besar bagi pembangunan sanitasi di daerah masing-masing," kata Djoko.
Yang namanya hak asasi, berarti setiap manusia harus mendapatkannya.Hak untuk memiliki akses memeroleh air bersih dan sanitasi tentu harus dibuka seluas-luasnya. Terutama untuk anak-anak, yang akan menjadi generasi penerus bangsa. Buat mereka, sanitasi adalah hak dasar untuk bertumbuh kembang di tengah kualitas lingkungan yang sehat.
Dengan lingkungan yang sehat, kualitas diri anak juga akan meningkat. Namun kenyataannya, di Indonesia masih banyak keluarga yang belum memiliki akses tersebut.Seperti diungkap dalam Laporan Bappenas mengenai pencapaian MDGs 2010 itu tadi,yang dapat diartikan bahwa hampir 50% anak Indonesia masih ada yang tumbuh dalam rumah tangga yang belum memiliki akses terhadap sanitasi yang layak.
"Hal ini tentu memerlukan perhatian dari kita semua karena kita menyadari pengaruh mutlak sanitasi terhadap kualitas kehidupan,"ujar Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PU Budi Yuwono. Kita sendiri sudah memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI) terkait dengan tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan.
Standar tersebut menyebutkan bahwa jaringan drainase, air bersih,air limbah,serta persampahan merupakan prasarana dan utilitas lingkungan pemukiman yang penting diperhatikan." Karena pemukiman layak huni dengan fasilitas sanitasi memberikan kontribusi bagi kualitas kehidupan manusia,"kata Budi.
Budi mengutip laporan dari Economic Impact of Sanitation in Indonesia yang dikeluarkan oleh World Bank pada 2008.Di sana disebutkan bahwa sanitasi buruk menjadi penyumbang bagi meningkatnya penyakit diare,di mana anak-anak kerap menjadi korban terbanyak.
Lebih banyak dari penderita masalah gizi buruk pada balita. Sanitasi buruk menyebabkan Indonesia mengalami sedikitnya 120 juta kasus penyakit dan 50.000 kematian dini setiap tahun.
(SINDO//nsa)
0 comments:
Post a Comment